Wednesday, October 28, 2009

PENGALIHAN TEKNOLOGI: PT IPTN SEBAGAI MODEL VI

Misi BPIS 
Selain PT IPTN, pada saat ini terdapat delapan industri lain yang keberadaannya merupakan wahana bagi trans- formasi bangsa, dan semua industri tersebut adalah industri strategis. Maka untuk mengelola pengembangan seluruh industri tersebut dibentuk Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). Dalam hal ini, BPIS harus dapat menjalankan misi yang diemban sesuai dengan tantangan yang sedang dan akan dihadapi oleh seluruh industri strategis tersebut yang bernaung di dalamnya. Misi BPIS tercermin dalam sepuluh amanat saya sebagai berikut:
  1. BPIS akan bekerja lebih terpadu, produktif dan efisien dalam mengelola keadaan dan perkembangan industri-industri strategis yang tergabung di dalamnya agar secara terpadu, sinkron, serta simultan dapat meningkatkan peranannya dalam mentransformasikan Bangsa Indonesia menjadi bangsa modern yang menguasai teknologi apapun juga dan secanggih apapun serta ilmu pengetahuan untuk pembangunan umumnya, khususnya industri dan pertanian.
  2. Agar semua industri yang tergabung di dalamnya pada waktu ini dan di masa depan dapat mengembangkan dan melaksanakan 4 tahap industrialisasi dalam waktu yang singkat secara mandiri. Secara mandiri berarti bahwa kita secara sistematis tidak menggantungkan diri lagi kepada siapapun juga kecuali kepada bangsa kita sendiri.
  3. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk dan produktivitas prestasi perusahaan yang merupakan unsur penting bagi peningkatan produktivitas prestasi nasional.
  4. Meningkatkan penjualan produk-produknya masing-masing di pasaran domestik dan internasional melalui tindakan yang sinkron dan bersamaan, terkoordinir dan terarah.
  5. Mengadakan lintas-informasi perusahaan dalam segala bidang khususnya dalam bidang penelitian dan pengembangan produk baru.
  6. Memperhatikan bersama proses pembentukan kader secepat mungkin, untuk memenuhi peningkatan kebutuhan bangsa yang sedang membangun dan tuntutan zaman modern.
  7. Menciptakan kesempatan dan membantu pembentukan industri menengah dan kecil yang menguasai teknologi maju untuk mendukung industri strategis.
  8. Meningkatkan kerjasama dengan semua laboratorium, baik yang dimiliki perusahaan-perusahaan swasta, BUMN maupun lembaga-lembaga departemental dan non-departemental umumnya di PUSPIPTEK, agar melalui peningkatan kerjasama tersebut, pelaksanaan riset akan dan harus dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan industri strategis khususnya, dan umumnya industri-industri penunjang dan industri-industri yang akan timbul karena adanya industri strategis tersebut. Dengan demikian pemanfaatan dana menjadi lebih produktif dan efisien dan menghasilkan karya-karya yang nyata di mana diharapkan leadtime antara pemanfaatan ilmu pengetahuan dan hasilnya sampai ke dalam pasaran akan menjadi sesingkat-singkatnya.
  9. Ikut berperan aktif dalam meningkatkan mutu hasil pendidikan pada pendidikan rendah, menengah dan tinggi dalam bidang rekayasa umumnya dan bidang-bidang teknologi apa saja yang berhubungan dengan transformasi industri bangsa kita. Oleh karena itu dialog pimpinan industri strategis dan riset-riset yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi, di Lembaga Non Departemen/Departemen dan Swasta serta PUSPIPTEK harus ditingkatkan karena melalui dialog tersebut akan bisa diharapkan peningkatan kualitas pendidikan kita yang sangat menentukan untuk pembangunan bangsa.
  10. Ikut berperan aktif meningkatkan cadangan devisa bangsa melalui substitusi impor dan ekspor non-migas.
Seperti halnya negara-negara sedang berkembang yang lain, Indonesia pun menghadapi kesulitan berupa terbatasnya tenaga terampil, persediaan dana yang tak seberapa, dan fasilitas yang kurang memadai. Dengan demikian, optimasi sumberdaya dan kebebasan ilmiah merupakan tonggak kebijakan yang perlu ditempuh.

PT IPTN SEBAGAI PENDORONG KEMAJUAN IPTEK DAN EKONOMI 

Karena alasan geografis, dan karena pemilikan sumber daya alam dan manusianya, kita merasa bahwa akan tidak bijaksana bagi kita untuk tetap merupakan suatu ekonomi yang berlandaskan pertanian dan bahan mentah saja. Dan berkeyakinan bahwa pengembangan industri manufaktur beserta pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi dan prasarana ekonomi yang diperlukan untuk itu, merupakan suatu hal yang mutlak perlu dan mungkin untuk dilakukan.43 Semua itu tiada lain merupakan upaya kita untuk dapat meningkatkan nilai tambah setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan keadilan dan kemakmuran berdasarkan Pancasila.


Pada kesempatan ini, ingin saya nyatakan suatu keyakinan, bahwa dengan tekad, komitmen dan dedikasi kita semua, insya Allah, pada tahun 2026 nanti, yaitu lima puluh tahun setelah Indonesia mulai memanfaatkan teknologi canggih dalam penyelenggaraan proses nilai tambahnya, Bangsa Indonesia akan sudah dapat di sejajarkan dengan bangsa-bangsa maju lainnya pada saat itu.

Dibandingkan dengan panjang umur rata-rata orang Indonesia, lima puluh tahun merupakan waktu yang cukup lama. Namun di dalam proses perjuangan hidup suatu bangsa, lima puluh tahun itu hanya sekejap mata. Memang, bangsa-bangsa lain yang dewasa ini telah maju, seperti misalnya Amerika Serikat, Jerman Barat dan Jepang, memerlukan waktu lebih dari seratus tahun untuk mencapai tingkat kemajuan, penguasaan teknologi dan kesejahteraan seperti yang dimilikinya dewasa ini. Namun itu tidak berarti bahwa kita Bangsa Indonesia juga memerlukan waktu yang sama.

Bahwa Bangsa Indonesia akan sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya baru dalam masa Pembangunan Nasional Jangka Panjang Duapuluh Lima Tahun Ketiga, tentu secara implisit berarti bahwa kita sudah menjadi sebuah negara industri sebelum akhir abad ini. Telah menjadi negara industri tentu tidak sama dengan telah menjadi negara maju. Korea, misalnya, walaupun telah tergolong negara industri baru, pada saat ini belum sama dengan Jepang. Demikian pula kita sendiri. Setelah menjadi negara industri, kita akan memerlukan waktu untuk sepenuhnya setara dengan negara-negara maju.

Yang harus disadari adalah bahwa untuk mengejar kemajuan saat ini, kita harus berkembang dengan kecepatan yang cukup tinggi. Karena negara-negara maju tidak berhenti; mereka tetap dinamis dengan kecepatan berubah yang sangat tinggi. Kita perlu menyadari dan berani menghadapi konsekuensi-konsekuensi dari setiap pilihan dan tindakan. Kita harus menyadari langkah kebijaksanaan yang perlu diambil untuk menghadapi perkembangan yang akan datang. Kita harus berani melakukan perubahan-perubahan mendasar dalam sistem ekonomi, sosial dan bahkan, bilamana perlu, dalam sistem politik kita.

Ini berarti setiap kita dituntut untuk senatiasa mengembangkan gagasan-gagasan baru, ukuran-ukuran baru, karya-karya baru dan visi pengembangan yang jauh melesat karya ke masa depan. Dan menghindarkan diri dari kebiasaan untuk melakukan kerja-kerja non-produktif serta terkungkung pada konsep-konsep baku atau ukuran-ukuran lama yang bersifat konvensional.

Optimisme ke arah itu masih layak dipancangkan, sebab sejauh mengambil contoh perkembangan yang terjadi di Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT IPTN), perkembangan semakin mengarah pada perbaikan dan penyem- purnaan. Meskipun belum sepenuhnya efisien dan produktif, belakangan ini kemampuan produksi dan organisasi produksi PT IPTN dan perusahaan-perusahaan Indonesia lainnya dalam wahana industri penerbangan telah memperoleh pengakuan dunia internasional.

Semoga dengan prestasi-prestasi yang diraih dalam wahana industri penerbangan ini bisa mendorong prestasi di sektor-sektor lainnya, dalam rangka memperkuat basis keunggulan Indonesia menuju masa depan bangsa yang lebih maju, mandiri dan sejahtera.

No comments:

Post a Comment