Friday, January 6, 2012

TRANSFORMASI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI III

Transformasi Teknologi dan Struktur Ekonomi 


Perkembangan semua industri yang disebutkan tadi bersama-sama dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, melalui peningkatan keterampilan teknis, akan meningkatkan penghasilan masyarakat. Meningkatnya penghasilan masyarakat akan meningkatkan daya belinya.

Melalui proses yang diawali dengan peningkatan kemahiran teknologi, mula-mula di berbagai sektor kunci, lalu kemudian meluas ke seluruh bidang ekonomi, kemakmuran masyarakat akan meningkat dan pasar dalam negeri akan meluas dan berkembang menjadi daya penggerak bagi perkembangan dan kemajuan ekonomi selanjutnya secara mandiri tanpa tergantung pada pasar luar negeri. Transformasi demikian itulah yang terjadi di negara-negara industri.

Duaratus tahun yang lalu, sekitar sembilan puluh persen penduduk di Ameriha Serikat baik secara langsung atau pun tidak langsung, bekerja di sektor pertanian. Di tahun 1980, hanya dua persen saja dari angkatan kerja Amerika Serikat secara langsung bekerja di sektor pertanian. Tingkat produktivitas sektor pertanian Amerika Serikat sangat tinggi.

Produk sektor ini tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan masyarakatnya sendiri. Ekspor hasil pertanian Amerika Serikat di tahun 1980 adalah sekitar duapuluh tiga persen dari total ekspor barangnya. Peningkatan produktivitas ini terjadi karena proses transformasinya, dari negara agraria menjadi suatu negara industri dengan sebagian besar tenaga kerjanya ada di sektor industri dan jasa. Semua ini dimungkinkan karena tumbuhnya pasar domestik Amerika Serikat.

Transformasi dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri itu kini boleh dibilang sudah selesai dan dilanjutkan menjadi transformasi Amerika Serikat menuju masyarakat pascaindustri, dengan titik beratnya pada teknologi jasa dan teknologi informatika. Dalam proses transformasi masyarakat ini, teknologi sektor pertanian semakin maju dalam arti makin mengandalkan diri pada mesin dan alat pertanian.

Melalui proses ini, kemakmuran penduduk yang terlibat dalam sektor pertanian semakin meningkat. Kualitas hidupnya makin tinggi: mutu perumahannya makin baik, tingkat konsumsi barang dan jasanya meningkat, kesehatannya makin baik, tingkat pendidikannya makin maju. Semua ini menjadikan penduduk pertanian Amerika Serikat kian terampil dan produktif nilai ekonominya meningkat sejalan dengan makin tingginya nilai ekonomi masyarakat Amerika Serikat pada umumnya.

Melalui transformasi tersebut potensi manusia masyarakat Amerika Serikat makin dikembangkan. Daya gerak transformasi tersebut adalah semangat orang Amerika untuk membangun hidup yang lebih baik. Semangat itu memberi motivasi untuk bekerja, berproduksi, menjual, dan meluaskan pasar serta ekonomi nasionalnya. Kongkretnya, ekonomi nasional yang digerakkan semangat nasional itulah yang menjadi penggerak transformasi.

Kendala Transformasi 

Dalam pelaksanaan proses pengalihan dan pengemba- ngan teknologi tadi, kita menghadapi beberapa keterbatasan yang pertama, keterbatasan dana; kedua; keterbatasan dalam teknologi maju dan tinggi yang dikembangkan di dalam negeri kita sendiri; dan ketiga, keterbatasan dalam tenaga manusia terdidik, terampil dan berpengalaman untuk menyerap, menggunakan dan mengembangkan teknologi modern lebih lanjut.
Dari ketiga kendala tersebut, masalah tersedianya tek- nologi merupakan masalah yang relatif paling mudah dia- tasi. Masalah pembiayaan pengadaan dan pengembangan teknologi serta masalah pembudayaan teknologi relatif membutuhkan usaha perjuangan yang relatif lebih besar.

Saya akan menyinggung persediaan teknologi yang dibutuhkan untuk pembangunan bangsa Indonesia terlebih dulu sebelum membahas dua kendala lainnya.

Tersedianya Teknologi 

Dewasa ini, kita terbatas dalam kemampuan kita me- ngembangkan sendiri teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan segala apa yang kita inginkan. Untunglah pasar teknologi internasional cukup terbuka. Sementara itu, kredibilitas bangsa Indonesia sebagai pembeli teknologi pun sudah mulai tampak.
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan perhu-bungan kini memungkinkan dilakukannya transasaksi ilmu pengetahuan dan teknologi dari tempat asalnya ke tempat penerapannya yang paling menguntungkan dalam waktu sesingkat-singkatnya.



Tidak ada masalah teknis bagi penga- lihan teknologi apa pun dari luar negeri ke Indonesia yang kita perlukan untuk menyelenggarakan proses nilai-tambah yang secara ekonomis ditunjang oleh pasar domestik dan regional. Di samping itu, persaingan teknologi antar negara maju makin besar. Karena itu, tidak ada negara yang berkeinginan menanggung risiko tertinggal oleh lawannya dalam menawarkan pengalihan teknologinya ke Indonesia.

Sementara itu makin terbukti bahwa dalam beberapa bidang tertentu, misalnya pesawat terbang dan kapal, bangsa Indonesia semakin mampu menghasilkan produk proses nilai tambah teknologi tinggi (high technology value added processes) dengan baik. "Baik" di sini berarti mampu mengendalikan jadwal, biaya, dan kualitas. Dengan makin tumbuhnya kemampuan ini, bangsa Indonesia makin memiliki kredibilitas di dalam rekayasa industri, di samping kredibilitas yang tinggi di bidang ekonomi dan keuangan yang telah dapat ditumbuhkan.

Kepercayaan dunia internasional pada kedua kemampuan bangsa Indonesia ini perlu dipelihara dan ditingkatkan. Yang satu menyangkut mantapnya kemampuan bangsa Indonesia menyediakan dana. Kemampuan menyerap dan menggunakan teknologi secara berdaya guna dan berhasil guna menyangkut keterampilan dan sikap mental.

Bersambung


Sumber: Prof. B.J. Habibie
Foto oleh: Arip Nurahman
Lokasi: Desa Bangunharja

Monday, January 2, 2012

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN PEDESAAN I


Dalam keadaan mendesaknya masalah-masalah kehidupan kongkrit yang dihadapi bagian dunia yang masih terbelakang, tidak banyak gunanya menggolong-golongkan teknologi ke dalam 'teknologi sederhana,' 'teknologi menengah,' dan 'teknologi tinggi'. Jauh lebih berguna mempertanyakan teknologi manakah yang dapat memecahkan suatu masalah yang kongkrit, tanpa memperdulikan apakah teknologi yang tepat itu adalah teknologi primitif, menengah atau canggih, dan tanpa mempersoalkan di mana teknologi tersebut pertama kali dikembangkan. 

Meskipun peluang ke arah transfer dan penguasaan aneka teknologi sangat dimungkinkan, tidak berarti bahwa semua teknologi akan dikembangkan di Indonesia. Setiap teknologi yang ditransfer dan dikembangkan harus di-sesuaikan dengan preferensi budaya, keadaan sosial, dan kondisi-kondisi lingkungan lainnya.
(Prof. B.J. Habibie) 

Manusia tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Teknologi terkandung di dalam dirinya dan di dalam cara-cara hidupnya dalam masyarakat. Teknologi tidak dapat terlepas dari manusia: teknologi itu hanya ada karena diciptakan oleh manusia. Kemampuan berpikir manusia yang sistematis, analitis, mendalam dan jangka panjang menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan melahirkan teknologi, yaitu cara-cara berdasar ilmu untuk menghasilkan barang atau jasa. Manusia memanfaatkan teknologi untuk menyempurnakan proses nilai-tambah, yaitu proses mengubah bahan mentah dan barang-barang setengah jadi menjadi barang-barang jadi yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Teknologi penting karena merupakan penggerak utama proses nilai tambah tersebut.

Sedangkan proses nilai tambah itu sendiri merupakan proses kompleks yang berjalan terus-menerus dan hanya dapat dikatakan berhasil jika pemanfaatan mesin, keterampilan manusia, dan material sepenuhnya dapat diintegrasikan oleh teknologi sehingga menghasilkan produk barang dan jasa yang bernilai lebih tinggi dari nilai material dan masukan lainnya. Karena sifat integratif inilah maka dalam suatu proses ekonomi apa pun juga, teknologi merupakan unsur yang paling menentukan dalam proses nilai tambah.

Semakin efisien dan produktif proses nilai tambah, semakin meningkat taraf hidupnya. Taraf hidup manusia yang meningkat melahirkan cara-cara berpikir, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang lebih maju lagi. Dan demikian seterusnya. Maka lahirlah suatu lingkaran peningkatan antara tingkat perkembangan teknologi karena taraf kehidupan manu- sia dan karena tingkat perkembangan teknologi.

Dari apa yang dikemukakan tadi dapat ditarik suatu kesimpulan sederhana tetapi cukup penting. Bahwa hadirnya teknologi dalam kehidupan manusia berarti hadirnya kemungkinan peningkatan kemampuan berproduksi dan peningkatan taraf kehidupan suatu masyarakat.

Ini berlaku bagi setiap manusia di semua masyarakat, baik di Eropa maupun di Asia, di Jepang maupun di Afrika, di Amerika Utara maupun di Amerika Latin, di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang. Dengan demikian, setiap masyarakat di muka bumi ini memiliki kesempatan membangun dirinya sebagai bangsa, selama padanya disediakan teknologi. Karena itulah dalam berbagai kesempatan lain, saya kemukakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kunci penyempurnaan proses nilai tambah yang diperlukan setiap masyarakat dalam melaksanakan pembangunan bangsa.

Pengertian Teknologi "Tepat-Guna" 

Seperti kita ketahui, teknologi dapat didefinisikan de-ngan berbagai cara. Namun dipandang dari maknanya yang terlebih umum istilah itu mencakup setiap pengetahun yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa. Pengetahuan ini dapat memacu kepada pengetahuan khas yang terkandung dalam suatu formula dalam rancang-bangun, cetakan-biru instrumen serta dalam mesin tertentu. Ia juga dapat bermakna pengetahuan serta pengelolaan umum pada berbagai tingkat, termasuk misalnya prosedur akuntansi, teknik-teknik pemasaran, aneka motode dan teknik organisasi, dan sebagainya yang relevan terhadap rancang-bangun dan pengoperasian garis-garis serta jaringan produksi.

Dua unsur yang mutlak penting dalam definisi teknologi secara umum, ialah :

Yang satu ialah pandangan bahwa bagaimana pun juga batasannya, teknologi berarti penjelmaan atau wujudnya pengetahuan manusia. Yang kedua ialah gagasan bahwa berbeda dari aneka jenis pengetahuan manusia lainnya, teknologi berarti pengetahuan terapan yang khusus berkait- an dengan produksi. Kedua gagasan itu membawa dua implikasi yang amat penting.

Yang satu ialah bahwa pengembangan dan pengalihan teknologi berarti pengembangan serta pengalihan pengetahuan serta ketrampilan manusia yang relevan dengan produksi barang dan/atau jasa. Yang kedua ialah bahwa karena produksi barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh kebutuhan manusia serta pandangan manusia mengenai bagaimanakah rupanya kehidupan yang menyenangkan maka jenis-jenis teknologi yang dikehendaki manusia dan juga untuk dikembangkan, terutama ditentukan oleh budaya, tradisi serta tingkat kemajuan bendawi serta pandangan manusia bersangkutan berkenaan dengan kehidupan.

Saya ingin secara luas membincangkan kedua tema tersebut, karena keduanya merupakan dorongan utama bagi kebijakan kami berkenaan dengan soal alih teknologi dalam rangka program bantuan.

Karena yang menjadi inti teknologi adalah pengetahuan, ketrampilan manusia dalam menanggulangi masalah praktis berkenaan dengan produksi maka intisari dari pengembangan dan pengalihan teknologi adalah pengembangan dan pengalihan pengetahuan itu. Memang benar kemampuan manusia untuk memecahkan aneka masalah banyak akan bertambah dengan penggunaan mesin serta alat-alat. Namun mesin serta alat-alat itu tidak dapat secara tersendiri meningkatkan volume serta mutu barang dan jasa yang dihasilkan. Jangan lagi akan menentukan barang atau jasa yang manakah akan dihasilkannya serta berapa jumlahnya atau bagaimanakah mutunya, melainkan hanyalah ketram-pilan dan manusia yang menggunakan alat-alat dan mesin itu yang dapat menentukan apakah jumlah dan mutu barang atau jasa yang dihasilkan akan ditingkatkan.

Kesempatan selanjutnya kami pergunakan untuk mengemukakan pengertian teknologi dalam hubungannya dengan aspek masyarakat. Kita artikan teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan untuk memproduksi barang-barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, teknologi juga menunjukkan cara-cara penggunaannya secara lebih efektif dan efisien. Suatu pengetahuan yang berhubungan dengan alat-alat, bahan-bahan, mesin atau perlengkapan yang sebenarnya untuk mendapatkan hasil-hasil yang diinginkan disebut "hardware technology"; sedangkan di pihak lain "software technology" berhubungan dengan ketrampilan teknik, jasa, prosedur di dalam disain pembuatan dan penggunaan dari "hardware technology" dimaksud.

Teknologi sangat erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan ilmu teknik khususnya yang menyangkut "engineering". Jelas bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur pokok dalam proses kemajuan dan modernisasi masyarakat.
Untuk menuju ke arah modernisasi masyarakat antara lain kita harus membuka diri terhadap berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari yang sederhana dan konservatif sampai pada teknologi yang tinggi sekalipun.

Pada hakekatnya ada dua jenis teknologi. Pertama, jenis teknologi yang berhubungan dengan pengembangan jenis industri di mana harus mengutamakan penyerapan tenaga kerja dan bahan-bahan setempat, maka teknologi industri harus disesuaikan dengan pertimbangan faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Artinya harus diadakan adaptasi dengan pertimbangan kenyataan dalam masyarakat sendiri (adaptasi teknologi).

Kedua, jenis teknologi maju (advanced technology) yang oleh masyarakat ilmiah kita sendiri belum dapat dilakukan pengembangan dan penguasaannya secara menyeluruh; sedangkan jenis teknologi inipun sangat kita perlukan. Sebabnya tak lain karena berbagai bidang yang vital untuk pembangunan kita hanya dapat digarap dengan teknologi maju.

Hal yang demikian sudah tentu berlaku dalam pengembangan sumber-sumber energi, sumber-sumber alam dan lain-lain peralatan teknik yang diperlukan bagi peningkatan kemampuan manusia dan penggunaan panca inderanya (umpamanya sensory, capability, power control) dan lain-lainnya lagi.

Arti Penting Teknologi 

Bagi negara-negara berkembang, arti pentingnya teknologi kian terasa jika dikaitkan dengan adanya ledakan penduduk di satu sisi, dengan kenyataan masih tertinggalnya taraf hidup sebagaian besar rakyatnya dibandingkan dengan negara-negara maju.

Penduduk dunia saat ini telah melampaui angka lima milyar. Tetapi dari angka sebanyak itu, hanya sekitar 600 juta saja penduduk yang tinggal di negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Maka dapat dikatakan bahwa tidak lebih dari 12 persen penduduk dunia kini hidup di negara-negara maju berteknologi canggih dan menikmati tingkat hidup yang tinggi, sedangkan sebagian besar sisanya (88%) justru bercokol di negara-negara yang berpenghasilan menengah dan rendah.

Sementara itu, teknologi komunikasi dan pengangkutan modern telah menjadikan dunia semakin kecil. Teknologi telah menjadikan prasarana ekonomi dunia semakin lengkap. Jaringan informasi memungkinkan mengalirnya informasi dengan cepat dari satu bagian dunia ke bagian lain. Apa saja yang terjadi di dunia secara cepat dapat diketahui di mana pun. Sarana-sarana pengolah data dan analisa informasi memungkinkan dibuatnya kebijakan-kebijakan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perkembangan ekonomi dan taraf hidup masyarakat bagian dunia tertentu.


Di samping itu, meluasnya jaringan perhu- bungan dan saling terkaitnya kehidupan bangsa yang satu dengan bangsa lainnya; dan dengan semakin terkaitnya kehidupan orang satu sama lainnya, kejadian perang, bencana alam, atau kejadian penting apa pun di sudut-sudut dunia tertentu akan mempengaruhi kehidupan di sudut dunia lainnya.

Perkembangan ini telah menjadikan delapan puluh delapan persen penduduk dunia, termasuk yang hidup di negara-negara berkembang, setidak-tidaknya lebih mengetahui mengenai apa yang dapat dimungkinkan oleh teknologi masa kini.

Di dalam dunia yang semakin mengecil ini semakin tidak realistis, dan bagi manusia berpendidikan dan beradab tinggi, dunia tersebut semakin tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk menganggap bahwa di dunia ini seolah-olah tidak ada orang atau bangsa yang miskin dan untuk menyaksikan kesengsaraan mereka dengan acuh tak acuh. Karena taraf hidup dan budaya manusia di negara-negara maju makin tinggi, seyogyanya makin besar pula rasa tanggungjawab mereka atas nasib manusia di negara-negara yang kurang maju, tanpa memandang warna kulit, kelamin, keturunan, dan agama.

Karena itu tidak ada alasan yang kuat untuk membatasi kesempatan penduduk dunia yang masih terkebelakang ini untuk menjangkau teknologi masa kini serta memanfaatkannya untuk mengatasi masalah kehidupan yang dihadapinya sekarang dan di masa depan. Kecuali teknologi yang berhubungan dengan masalah pertahanan-keamanan, tidak ada alasan yang kuat bagi masyarakat negara maju untuk bersikap tidak senang hati mengalihkan teknologinya pada negara lain, terutama pada negara sedang berkembang.

Dalam kondisi kian mendesaknya masalah kehidupan kongkrit yang dihadapi bagian dunia yang masih terkebelakang, tidak banyak gunanya menggolong-golongkan teknologi ke dalam "teknologi sederhana", "teknologi menengah", "teknologi tinggi" atau "teknologi tepat" dan "teknologi canggih" sebagaimana sering dilakukan oleh orang yang sehari-harinya justru tidak bekerja dengan teknologi dan yang mendasarkan klasifikasinya semata-mata berdasarkan observasi mereka terhadap pekerjaan orang lain yang setiap harinya bergelut dengan teknologi.

Kesimpulan bahwa teknologi yang tepat bagi bangsa-bangsa tertentu di Asia, Afrika atau Amerika Latin yang taraf hidupnya sekarang relatif masih primitif adalah teknologi yang primitif pula, juga tidak banyak menolong bangsa-bangsa yang masih "primitif" itu.

Mengatakan bahwa untuk pemetaan dan inventarisasi sumber daya alamnya, bangsa bertingkat hidup "primitif" tidak boleh menggunakan penginderaan jarak jauh karena terlalu maju baginya adalah menghukum bangsa tersebut untuk tetap primitif. Mengatakan bahwa bagi mereka teknologi yang cocok untuk menanggulangi penyakit adalah teknologi kesehatan yang primitif berarti mengekalkan kesengsaraannya. Mengatakan bahwa untuk meramalkan cuaca, memberantas hama, mengatasi bencana alam, memperoleh air bersih, meningkatkan produktivitas pertanian pangan, dan sebagainya, bangsa bertingkat hidup primitif sebaiknya hanya menggunakan teknologi primitif pula justru memperkuat lingkaran setan ketidaktahuan dan kemiskinan.

Jauh lebih berguna untuk mempertanyakan teknologi manakah yang dapat memecahkan suatu masalah kongkret tanpa memperdulikan apakah teknologi yang tepat, dalam arti berguna untuk memecahkan masalah itu, adalah teknologi primitif, menengah, maju atau canggih; dan tanpa mempersoalkan di mana teknologi tersebut pertama kali dikembangkan.

Jauh lebih baik membangun untuk percaya bahwa de-ngan persiapan dan pembinaan yang matang, kemampuan masyarakat mana pun dapat ditingkatkan sehingga sanggup melakukan lompatan dalam daya penalaran dan daya kha-yalnya untuk menguasai ilmu dan teknologi yang paling canggih sekalipun; yang tepat dan berguna baginya untuk memecahkan persoalan-persoalan kongkrit yang dihadapinya dalam kehidupannya sehari-hari, dan untuk menyempurnakan proses nilai tambahnya.

Jelas dari apa yang telah dikemukakan tadi bahwa teknologi canggih bukan suatu hak istimewa yang diperuntukkan bagi bangsa-bangsa yang telah maju.

Terlebih lagi jika diingat bahwa skenario pembagian kerja dunia sekarang ini telah berubah dari apa yang berlaku sebelum munculnya negara merdeka baru sekitar akhir Perang Dunia Kedua. Pada zaman itu, pembagian kerja dunia relatif sederhana. Di daerah-daerah terkebelakang, tenaga kerja murah dimanfaatkan untuk mengolah sumber daya alam menjadi bahan baku bagi industri di belahan negara maju, yang kemudian diolah menjadi produk-produk yang dipasarkan ke negara atau daerah lain termasuk penyedia bahan mentah tadi. Pengolahan bahan mentah menjadi produk final dilakukan dengan teknologi yang lebih maju dan menggunakan tenaga kerja yang lebih terampil dan karenanya, lebih mahal.

Sebagian nilai tambah yang terbentuk digunakan untuk penelitian dan pengembangan dalam rangka menyempurnakan teknologi dan mengembangkan teknologi baru. Melalui teknologi baru dan yang disempurnakan itu produktivitas dan efisiensi proses nilai tambah dapat ditingkatkan, biaya produksi dapat ditekan, ragam produk dapat diperluas dan mutunya dapat semakin ditingkatkan.

Baiklah saya ajukan suatu contoh dalam sektor pertanian. Untuk mengembangkan teknologi pertanian di Indo- nesia tidaklah cukup pemanfaatan sesempurnanya beasiswa untuk belajar di negara-negara maju mempelajari ilmu pertanian di perguruan tinggi. Jenis pendidikan formal semacam ini memang penting.

Namun yang mutlak perlu untuk pengembangan teknologi pertanian di Indonesia adalah kemampuan para ahli ilmu dan teknologi pertanian untuk menerapkan serta mengembangkan metoda misalnya mengenai penggunaan radio-isotop untuk memandulkan serangga yang digiarakan bersama dengan insektisida, obat pemandulan kimiawi (chemosterilants) dan feromon kelamin dalam suatu program menyeluruh untuk pemantrasan serangga dalam rangka penyelengaraan program produksi bahan pangan, serta untuk mengembangkan aneka teknologi dan prosedur yang kompatibel dengan karakteristik arah dimana hendak diterapkan aneka teknologi yang serba canggih itu.


Bersambung