Sunday, February 28, 2010

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI CANGGIH VII

Pasar Dalam Negeri: Faktor Penggerak

 
Indonesia baru saja dalam Orde Baru bisa memikirkan pembangunan ekonomi secara teratur melalui Repelita, lantas kita sudah ditunjuk harus membuka pasaran sebebas mungkin. Jepang saja tidak mau. Kita harus berani mengatakan now my market is for my people. Kita memerlukannya untuk proses nilai tambah, karena manusia mau mendapatkan kualitas hidup yang tinggi. Kita tidak mau selalu dibodohi, tidak mau selalu dipermainkan. Kita mau menjadi potensial seperti bangsa-bangsa yang lain. Kenapa bangsa Indonesia harus menurut begitu saja?

Sekarang bagi Amerika bukan bom tapi Yen yang datang dari Jepang, dan sekarang Jepang melakukan konsolidasi dan reorientasi dan membangun kembali. Saya yakin Amerika terlalu besar dan kuat ilmu pengetahuan dan teknologinya.

Mungkin pada zaman dulu penjajah boleh berbuat semaunya, tapi zaman generasi saya dan generasi penerus yang tidak pernah merasakan dijajah menentang perlakuan itu. Tetapi saya juga tidak boleh overacting dan kita juga tidak boleh berlebih-lebihan, kita harus pragmatis, realistis oleh karena itu normal. Mungkin di antara kita ini pada 1950 ada yang belum lahir, atau ayahnya baru lahir. Pada tahun 1950-an tidak ada satu mobil Jepang di Indonesia, semua mobil buatan Amerika dan Eropa, karena Jepang belum semaju sekarang, kendati Jepang menguasai teknologinya, teknologi proses nilai tambah maupun teknologi biaya tambah, padahal Jepang sudah memulai pembangunan dari zaman Meiji, untuk menyerap dan menyedot teknologi. Jepang tidak pernah dikuasai oleh bangsa lain, sedangkan kita bangsa Indonesia selama 350 tahun dijajah dan dihina Belanda.

Tidak ada produk Jepang baik Toyota atau Honda atau Nissan tidak dibuat untuk pasaran dalam negeri sendiri, pasaran Jepang ditutup, yang lain tidak boleh masuk pasaran Jepang. Pasaran dalam negeri Jepang menjadi motor penggerak utama dari transformasi bangsanya menuju bangsa yang modern. Pasaran dalam negerinya dijadikan motor penggerak utama untuk mengembangkan manusianya agar menjadi lebih canggih, lebih menguasai segala macam teknologi yang beraneka ragam untuk proses nilai tambah, tidak untuk pamer-pamer atau diskusi. Pada tahun 1970 mereka telah mengalami transformasi yang terus menerus, bekerja keras dan melakukan konsentrasi dan sinkronisasi antara semua usaha di Jepang. Tiba-tiba Jepang muncul di pasaran dunia dengan program-program dan proyek-proyek yang unggul.

Apa yang dilaksanakan Jepang itu, adalah normal. Kenapa kita tidak diperkenankan berpikir seperti Jepang? Kenapa orang masih keberatan kalau bangsanya sendiri bilang pasaran Indonesia untuk Indonesia yang kita butuhkan untuk lapangan pekerjaan, untuk memberikan kesempatan kepada saudara kita dan cucu kita kelak? Kenapa pasar kita masih mau direbut? Apa segolongan kecil yang sudah biasa menjadi perwakilan dari perusahaan-perusahaan asing yang mendapat upahnya mau menjadi lebih kaya terus, sedangkan yang lain tidak kebagian apa-apa? Apa itu perjuangan bangsa Indonesia? Saya rasa tidak!. Tetapi tidak ada gunanya kita berdebat atau mengkritik yang penting kita berbuat tanpa bicara dan bukan untuk mau menjadi hero. Heroisme itu sangat mahal, yang jauh lebih penting adalah kita bisa mencapai tujuan pembangunan.

Untuk mengatasi hal ini, di masa-masa yang akan datang, kita bertekad pelaksanaan produksi dalam negeri atas dasar teknologi canggih serta integrasi teknologi ke dalam wujud produk baru akan ditingkatkan dan disempurnakan dengan semakin mempertinggi produktivitas dan efisiensi. Upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi mengharuskan pelaksanaan peningkatan disiplin serta penyesuaian mental, di seluruh proses dan mata rantai produksi teknologi canggih.

Sekarang kenyataan menunjukkan pada kita tatkala kita masuk ke industri yang besar, di situ anak-anak muda sudah pandai memanfaatkan super komputer dan mengadakan formulasi dengan komputer, komputer ini antara lain dipergunakan untuk merancang atau untuk membuat formula obat sehingga dari 1000 permutasi itu kemungkinan dia hanya bisa membackup hanya 5 permutasi. Di antara 5 itu ada satu yang harus jadi atau terpakai sehingga produksi bisa terlaksana hanya dalam 2 atau 3 bulan saja untuk menghasilkan semua yang dikehendaki. Itu adalah canggih untuk memberikan jawaban dalam bidang kebutuhan dasar manusia.

Hasil dari gerak perkembangannya yang pesat dan urgensinya yang kian akut itu menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sasaran sekaligus penentu keberhasilan pembangunan nasional. Bisa dimengerti jika salah satu sasaran pembangunan jangka panjang kedua adalah "Tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan peradaban, serta ketangguhan dan daya saing bangsa yang diperlukan untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri serta sejahtera, yang dilandasi nilai-nilai spiritual, moral, dan etik didasarkaaan nilai luhur budaya bangsa serta nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa."

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan syarat mutlak demi berhasilnya pembangunan. Tanpa iptek, kekayaan sumber daya alam bahkan dalam jumlah yang berlimpah-limpah tidak akan menjadi harta yang terkuasai. Sedangkan dengan dikuasainya iptek, kelangkaan sumber daya alam tidak akan menjadi hambatan yang tidak teratasi. Kerberhasilan Jepang sebagai negara industri maju memberikan pembenaran empiris mengenai hal itu.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil produk manusia yang dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Di dalam proses peningkatan taraf hidup, iptek sendiri dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut. Proses ini merupakan siklus yang tidak ada hentinya. Manusia menghasilkan Iptek, lalu memanfaatkan Iptek tersebut untuk meningkatkan taraf hidupnya; sementara itu, di dalam taraf hidup yang telah meningkat, manusia meningkatkan lebih lanjut taraf ilmu pengetahuan dan teknologinya. Demikian seterusnya.

Oleh karena itu, dalam setiap upaya pengembangan Iptek di Indonesia hendaknya diusahakan agar siklus-siklus peningkatan Iptek dan taraf hidup masyarakat berlangsung sesuai dengan aspirasi kita sendiri, sesuai dengan aspirasi perjuangaan Bangsa Indonesia, sebelum dan setelah kemerdekaan. Kita perjuangkan agar siklus-siklus tersebut berlangsung secara merata di seluruh pelosok tanah air.

Dalam hal ini, saya tidak mau melihat ilmu pengetahuan hanya untuk ilmu pengetahuan semata. Ilmu pengetahuan adalah untuk teknologi yang dibutuhkan dalam pembangunan. Adapun penelitian adalah sesuatu yang terus berkembang yang dilakukan manusia secara sistematis dan disiplin, di mana hasilnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pembangunan adalah untuk manusia, demikian juga tekno- logi. Dengan penerapan Iptek dalam pembangunan, kita harus melihat manusia sebagai sasaran sekaligus modal pembangunan. Bangsa Indonesia percaya bahwa kemajuan lestari suatu negara pada akhirnya akan sangat tergantung pada pengetahuan dan keterampilan tenaga manusianya.

Di sini manusia tidak dapat dipisahkan dari Iptek. Iptek terkandung di dalam dirinya dan di dalam cara-cara hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya Iptek tidak dapat terlepas dari manusia. Iptek itu hanya ada karena diciptakan oleh manusia. Kemampuan berfikir manusia yang sistematis, analitis, mendalam dan jangka panjang menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan melahirkan tek- nologi, yaitu cara-cara berdasar ilmu untuk menghasilkan barang dan jasa. Manusia memanfaatkan teknologi untuk menyempurnakan proses-proses nilai tambah, yaitu proses-proses merubah bahan mentah dan barang-barang setengah jadi menjadi barang-barang jadi yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Teknologi penting karena merupakan penggerak utama proses nilai tambah tersebut.

Sedangkan proses nilai tambah itu sendiri merupakan proses kompleks yang berjalan terus-menerus dan hanya dapat dikatakan berhasil jika pemanfaatan mesin-mesin, keterampilan manusia, dan material sepenuhnya dapat diintegrasikan oleh teknologi, sehingga menghasilkan produk barang dan jasa yang bernilai lebih tinggi dari nilai material dan masukan lainnya. Karena sifat integratif inilah maka dalam suatu proses ekonomi apapun, teknologi merupakan unsur paling menentukan dalam proses nilai tambah. Semakin efisien dan produktif proses-proses nilai tambah, semakin meningkat taraf hidupnya. Ini berarti, setiap masyarakat di muka bumi ini memiliki kesempatan membangun dirinya sebagai bangsa, jika tersedia teknologi yang tepat bagi pengembangan dirinya.



Dalam kaitan ini, kita dituntut untuk merubah negara kita menjadi suatu negara yang menjadi perhatian seluruh dunia bukan karena kekayaan alamnya saja, tapi juga karena kaya dengan kemampuan sumberdaya manusia dan kapasitas teknologinya.

Untuk itu kita dituntut untuk selalu mengambil prakarsa yang dijiwai dan diberi inspirasi oleh aspirasi-aspirasi rak-yat dan alam sekeliling kita. Kita dituntut untuk selalu membuat inovasi-inovasi yang kreatif dan menguntungkan bagi Bangsa dan Negara, sehingga proses-proses nilai tambah di bumi Indonesia ini benar-benar dapat dilakukan oleh putra-putri Indonesia sendiri. Melalui pelaksanaan proses nilai tambah oleh putra-putri Indonesia sendiri inilah kita lakukan pemerataan sesuai dengan apa yang dicita-citakan dalam GBHN.

Karena itu, perlu ditingkatkan keahlian dan keterampilan tenaga dan lembaga yang tersedia serta daya gunanya sesuai dengan prioritas pembangunan, sehingga dengan demikian, akan tercipta landasan nasional bagi pembangunan Iptek yang mampu berswadaya dalam memecahkan masalah pembangunan nasional.

No comments:

Post a Comment