Sunday, February 21, 2010

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI CANGGIH V

Teknologi Canggih untuk Nilai Tambah Tinggi

 
Jadi bila kita berbicara tentang teknologi canggih, bukan teknologi canggih yang kita kejar. Salah kalau dikira bahwa saya sebagai seorang insinyur kebetulan ahli konstruksi pesawat terbang hanya cinta teknologi canggih. Dan oleh karena itu, apakah lantas hanya teknologi canggih yang ingin dikembangkan, dan hanya itu yang disasari untuk pembangunan bangsa? Itu tidak benar, yang saya sasari adalah proses nilai tambah, proses nilai tambah dari materi yang harganya rendah, dengan segala ketrampilan dengan usaha dari manusia, bisa dijadikan hasil produk yang nilainya lebih tinggi, itu proses nilai tambah. Dari satu unit harganya bisa kita tingkatkan di pasaran menjadi seratus bahkan seribu, sepuluh ribu atau satu juta dengan memanfaatkan otak dan ketrampilan manusia.

Atau dengan perkataan lain memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tepat dan berguna tanpa memilih apakah itu canggih atau tidak canggih yang lebih penting bahwa teknologi yang tepat dan berguna itu dapat dimanfaatkan untuk proses nilai tambah, dapat mengubah materi itu dengan cepat untuk mendapatkan nilai yang setinggi-tingginya dengan mengontrol kualitas dan biaya secara terus menerus agar produksi lancar jalannya dan bisa masuk kedalam pasaran tidak terlambat pada waktunya.

Jadi jangan salah faham, jangan dikira yang dimaksudkan canggih itu hanya pesawat terbang saja, membuat obat itu canggih, malahan lebih susah lagi. Sekarang orang mulai memikirkan biologi, memikirkan molekul dan dia tahu itu terdiri dari batu-batu, fosfor, protein, dan sebagainya. Di situ semua itu dikombinasikan sedemikian rupa sehingga bisa diadakan manipulasi pada Gennya, sehingga berkembang yang dia kehendaki. Jika itu canggih dan menjadi kebutuhan dasar manusia, maka kita boleh bekerja dalam bidang itu, tapi bukan hanya itu tujuan kita untuk proses nilai tambah. Kita harus menguasai teknologi yang tradisional saja, misalnya teknologi tanaman satu asparagus bisa menghasilkan satu bibit untuk generasi penerusnya.


Kita harus memanfaatkan kultur jaringan sehingga satu asparagus bisa menghasilkan seratus ribu bibit dengan kualitas yang sama, ini juga teknologi canggih, karena itu kita harus menguasai dan mengembangkannya dan terus tidak tertinggal. Ini baru persoalan mengenai molekul biologi yang banyak pengaruhnya dalam pangan.
Sekarang saya ingin berbicara tentang energi.

Sebelum transistor, manusia mempergunakan tabung-tabung dengan radio yang besar. Sistem tabung memerlukan energi banyak sekali. Kalau dipegang panas, dan lekas rusak. Sekarang satu tabung yang besar diganti dengan transistor yang mungkin sebesar kuku saja. Akibatnya transistor menyedot energi lebih sedikit dan radionya menjadi kecil, tapi kualitasnya secara keseluruhan lebih baik daripada tabung, lagi pula tidak lekas rusak. Itu kejadian pada tahun 1967. Pada tahun 1970-an ditemukan integrated circuit. Melalui integrated circuit itu bisa disimulasikan apa yang dilaksanakan transistor itu, sehingga pada waktu itu mereka sudah merasa hebat. Dalam transistor itu bisa dimuat equivalent integrated circuit dengan sebanyak 32 transistor. Sudah hebat.

Sekarang dalam perkembangan industri, satu mega bite untuk satu juta transistor - besarnya barang itu hanya sebesar kuku saya ini, dan sudah secara seri dibuatnya. Sebentar lagi, mungkin 1 - 2 tahun keluar 4 juta tabung dengan memakai energi sedikit saja. Akibat dari itu kita akan punya jam atau komputer yang kecil-kecil. Arah perkembangan ini kemana? Mereka sudah merancang 64 MB dalam satu kuku begini. Jadi itu normal. Tetapi kalau suatu bangsa tidak mau mengadakan investasi untuk bisa mengetahui proses nilai tambah pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak dari produk-produk yang saya katakan tadi, itu kurang normal.

Di samping proses nilai tambah, kita mengenal proses biaya tambah, jika proses nilai tambah itu kita usahakan mendapatkan titik maksimum atau yang setinggi mungkin, maka dalam proses biaya tambah kita akan berusaha agar mendapatkan suatu titik minimum. Apa itu biaya tambah kalau kita sudah berhasil membuat suatu proses nilai tambah dengan unit yang bisa melipatgandakan sampai seribu dari harga semula sehingga harga ke pasaran berlipat kali banyaknya. Dan tidak berhenti disitu, kalau sudah berhasil membuat produk keluar dari production line melalui proses nilai tambah dengan mamanfaatkan teknologi yang tepat guna dengan mengkontrol kualitas, biaya dan jadual maka belum selesai permasalahannya.


Kita harus menjual barang tersebut, kita harus melaksanakan pemasaran, kita memikirkan finishing, kita harus memikirkan direct operating cost, kita harus memikirkan layanan purna jual, dan memikirkan product support. Saya harus berusaha agar supaya memanfaatkan produk tersebut dan bisa menghasilkan uang dari pelayanan, sehingga hasil dari itu semua lebih banyak untuk belanja dari pada semula. Untuk itu dibutuhkan biaya, biaya yang dibutuhkan untuk itu tidak bisa kita optimumkan seperti proses nilai tambah, kita harus berusaha supaya menjadi minimum, seminimum mungkin dikeluarkan uang untuk semua biaya-biaya yang di butuhkan tadi.

Itu yang dikenal dengan perdagangan atau trick bagi suatu lembaga keuangan atau leasing company dan sebagainya, itu semua biaya tambah. Tidak ada leasing company untuk pesawat terbang jika industri pesawat terbang Boeing tidak berhasil membuat pesawat terbangnya. Tidak ada leasing company untuk produk dalam prasarana ekonomi, jika tidak ada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan prasarana ekonomi tersebut. Tetapi perusahaan-perusahaan atau aktifitas dalam biaya tambah itu harus mengoptimasi, tapi optimasi dalam hal itu tidak sama dengan maksimum tapi optimasi tersebut sama dengan minimum. Harus dicari biaya paling rendah untuk mencapai sasarannya. Untuk bisa membuat itu, tidak bisa dilaksanakan secara kebetulan atau dengan perkataan matematik secara random, harus dilaksanakan secara terprogram, harus dimanfaatkan komputer, dikembangkan software, dibuat mathematical model, harus diekonometrik.
Saya kira yang sekarang menjadi pilihan di fakultas-fakultas adalah ilmu pasti dan ilmu alam, dalam hal ini statistik tidak begitu menentukan. Tetapi sekarang, tidak ada seorang ekonom bisa berkembang menjadi ekonom yang unggul jika tidak menguasai atau mengerti ilmu pasti, logika dan juga statistik dan harus berani membuat modelnya, membuat komputer dan mengadakan evaluasi dan analisisnya untuk meminimumkan biaya. Untuk bisa melaksanakan itu, kita harus memanfaatkan teknologi tepat guna dan dalam hal ini teknologi yang canggih.

Jadi tidak benar kalau kita konsentrasi kepada teknologi tradisional, dan teknologi yang canggih disingkirkan saja karena tidak bisa kita capai. Kita tidak akan bisa bersaing dengan siapapun juga di dunia ini, jika tidak menguasai teknologi tepat guna yang juga teknologi canggih, karena masalah yang kita persoalkan adalah hasil-hasil produk teknologi canggih, dan prasarana ekonomi.

Dalam hal ini secara sengaja tadi saya memulai dengan definisi proses nilai tambah, proses biaya tambah, maksimum, minimum, optimisasi dari kedua proses, dan kombinasi maksimum dan minimum. Orang yang menguasai ma- tematika dia tahu persamaan-persamaannya, dan hal itu bisa menjadi kompleks dan untuk mendapatkan optimum dari itu tidak bisa diberikan suatu kesimpulan melainkan harus diadakan aproksimasi. Kita harus membiasakan berpikir kedalam iklim yang saya katakan itu tapi saya baru bicara mengenai materi, dan pemanfaatan teknologi canggih untuk mengoptimasi dengan meminimumkan proses biaya tambah materi yang mengalami proses nilai tambah dan masuk di pasaran, baik pasaran domestik, pasaran regional, maupun pasaran dunia.


Bersambung

No comments:

Post a Comment