Friday, June 12, 2009

Sumber Daya Manusia Modal Utama Pembangunan III

Pembudayaan dan Pendidikan 

Syarat yang perlu bagi terciptanya kondisi tersebut adalah sistem pengembangan sumber daya manusia yang efektif serta tersedianya lembaga-lembaga pendidikan yang sepadan dan terkait. Dalam kaitan ini, pengembangan sumber daya manusia harus diarahkan pada upaya peningkatan nilai tambah materi dan nilai tambah pribadinya sendiri. Nilai tambah materi diorientasikan pada upaya mengoptimalkan nilai guna suatu barang sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. 

Sedangkan upaya peningkatan nilai tambah pribadi dimaksudkan untuk menambah kapasitas pengetahuan, ketrampilan, dan kepekaan nilai seseorang sehingga bisa bertindak sebagai pribadi yang produktif dan berguna. Proses penempaan bagi tercapainya kedua nilai tambah tersebut bisa ditempuh melalui dua jalur, yaitu pendidikan dan pelatihan yang berlangsung di sekolah dan lembaga pendidikan, dan yang kedua pembudayaan yang berlangsung sedini mungkin di lingkungan keluarga. 

Kedua-duanya perlu mendapatkan perhatian yang seimbang. Tanpa pembudayaan yang baik, manusia secerdas apapun tidak akan tergerak untuk mengamalkan ilmunya bagi kepentingan masyarakat. Sebaliknya, dengan pembudayaan setinggi apapun, tanpa dibekali muatan pengajaran yang cukup, tidak akan sanggup menjalankan peranan sesuai dengan tantangan pembangunan. 

Dengan demikian, hanya bangsa yang memiliki sistem pendidikan dan sistem pembudayaan yang baik yang memiliki landasan kuat bagi pembangunan Iptek secara swadaya dalam memecahkan masalah pembangunan nasional. Tentang sarana pembudayaan, Indonesia telah memilikinya begitu handal, seperti sejak lama dikembangkan di pesantren, mesjid dan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya, sehingga yang dibutuhkan adalah revitalisasi. 

Persoalan utamanya justru pada sarana pengajaran. Inilah tantangan dunia pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Kami masih dihadapkan pada hal-hal yang bersifat mendasar seperti masih rendahnya mutu pendidikan, kurang relevannya program dan luaran pendidikan dengan tantangan pembangunan, serta inefisiensi pengelolaan pendidikan. 

Untuk itu perlu adanya transformasi di bidang pendidikan, dengan memberikan perhatian yang secukupnya bagi pengembangan ilmu-ilmu kerekayasaan. Sebab, pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa penguasaan ilmu kerekayasaan merupakan kunci peningkatan produktivitas bangsa. 

Kehandalan proses pembudayaan dan pendidikan itu sesungguhnya baru merupakan langkah awal menuju penguasaan iptek. Selanjutnya perlu disadari pula, bahwa upaya peningkatan kapabilitas Iptek mempunyai kaitan setara dengan semua aspek kehidupan masyarakat. 

Adapun pelaksanaan pengembangan dan aplikasi teknologi itu sendiri harus diselaraskan dengan tingkat penghayatan, penyerapan dan partisipasi masyarakat, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan hajat hidup masyarakat dengan segala aspeknya. Iptek dan Kebudayaan Sangat penting untuk disadari, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin dapat dipandang terlepas dari kebudayaan. 

Tidak dapat disangkal, bahwa Iptek dilahirkan dan hanya mungkin berkembang dengan baik dan sempurna di dalam suatu masyarakat yang berbudaya tinggi dan merdeka. 

Sebaliknya dari itu, zaman modern adalah zaman di mana Iptek merupakan bagian yang semakin penting dari kebudayaan suatu bangsa. Bagi saya suatu upaya mengembangkan Iptek yang tidak mengindahkan lingkungan kebudayaan adalah kemewahan yang tidak ada artinya, suatu kemubaziran yang membuang-buang tenaga dan sumberdaya yang pada akhirnya akan membawa korban bangsanya sendiri. 

Di sini manusia tidak dapat dipisahkan dari iptek. iptek yang terkandung di dalam dirinya dan cara-cara hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya Iptek tidak dapat terlepas dari manusia. iptek itu hanya ada karena diciptakan oleh manusia. Kemampuan berpikir manusia secara sistematis, analitis, mendalam dan jangka panjang menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan melahirkan teknologi yaitu cara-cara berdasar ilmu untuk menghasilkan barang dan jasa. 

Manusia memanfaatkan teknologi untuk menyempurnakan proses-proses nilai tambah, yaitu proses-proses mengubah bahan mentah dan bahan-bahan setengah jadi menjadi barang-barang jadi yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Teknologi penting karena merupakan penggerak utama proses nilai tambah tersebut. Sedangkan proses nilai tambah itu sendiri merupakan proses kompleks yang berjalan terus-menerus dan hanya dapat dikatakan berhasil jika pemanfaatan mesin-mesin, ketrampilan manusia, dan material sepenuhnya dapat diintegrasikan oleh teknologi, sehingga menghasilkan produk barang dan jasa yang bernilai lebih tinggi dari nilai material dan masukan lainnya. 

Karena sifat integratif inilah maka dalam suatu proses ekonomi apapun, teknologi merupakan unsur paling menentukan dalam proses nilai tambah, semakin meningkat taraf hidunya. Ini berarti setiap masyarakat di muka bumi ini memiliki kesempatan membangun dirinya sebagai bangsa, jika tersedia teknologi yang tepat bagi pengembangan dirinya. Itulah proses interaksi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan. 

Kebudayaan melahirkan iptek, dan pada gilirannya iptek sendiri memperkaya kebudayaan. Mereka yang menguasai ketiga landasan tadi dengan sendirinya akan lebih mampu meningkatkan dan menyempurnakan nilai kebudayaannya. 

Namun, semua itu harus sesuai dengan ajaran Islam. Baik dalam pendidikan maupun dalam pembudayaan masukannya haruslah Al-Qur-’an dan As-Sunnah dan keluarannya adalah kualitas iman yang tinggi dan kualitas taqwa yang tinggi, kita singkat menjadi imtak. 

Orang yang memiliki kualitas iman yang tinggi akan selalu mencari terobosan-terobosan dan memberikan dukungan bagi peningkatan kualitas hidup bagi dirinya dan masyarakatnya dan bahkan seluruh umat manusia. Orang yang melakukan sesuatu dengan taat patuh kepada hukum dan peraturan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka orang semacam ini adalah orang yang memiliki kualitas taqwa tinggi. Kesejahteraan berjalan paralel, berjalan paralel dalam pandangan agama. 

Dan saya sebut ini sebagai proses nilai tambah pribadi melalui pendidikan: masukannya Iptek dan keluarannya ketrampilan. Dan yang lainnya adalah proses nilai tambah pribadi melalui proses pembudayaan: masukannya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, keluarannya adalah iman dan taqwa. Jika digabungkan keduanya, akan diperoleh seorang yang menguasai iptek, Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mampu menunjukkan ketrampilannya dan keimanan serta ketaqwaannya. Inilah misi kita untuk umat, dan jika misi ini berhasil maka kita dapat membantu umat, dan insya Allah segala produk yang dihasilkan halal. 

Dan sungguh hal ini sangat menyumbang bagi terpeliharanya stabilitas dan terkendalinya pertumbuhan. Hal ini memang mudah dikatakan, tetapi sulit dikerjakan. Bahkan untuk memahaminya juga mudah, tetapi untuk melaksanakannya sulit. Dan kita tidak mau banyak bicara, tetapi kita hanya melaksanakannya, sebab masyarakat tidak buta dan tidak tuli. Kebijaksanaan seperti ini saya yakin akan dapat menumbuhkan motivasi dan dedikasi. 

Lebih-lebih lagi jika Anda melakukan segala sesuatu yang dedicated terhadap masyarakat untuk memperbaiki kualitas kehidupan dan tidak untuk memperoleh Hadiah Nobel, atau hadiah dari UNESCO atau apapun. Apa yang kita kerjakan hanya bertujuan untuk ibadah  itu saja cukup untuk mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat dan umat.

Bersambung

No comments:

Post a Comment