Saturday, May 16, 2009

KEBIJAKAN UMUM RISET DAN TEKNOLOGI IV

Matriks Ristek Nasional 


Dalam pada itu, agaknya perlu disadari bahwa tidak pernah ada teknologi untuk proses nilai tambah yang dikembangkan berdasarkan hanya satu macam ilmu pengetahuan saja. Selalu teknologi itu didasarkan minimal pada dua atau tiga ilmu. Oleh karena itu perlu dibangun suatu sistem informasi ilmiah nasional yang dihubungkan dengan jaringan informasi dunia, dalam rangka meningkatkan arus informasi ilmiah yang dihasilkan baik di dalam maupun di luar negeri, oleh bangsa lain dan badan internasional. Informasi yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi tertentu akan diambil dari sistem informasi ini. Cara ini akan mengoptimumkan sumberdaya informasi itu sendiri.

Namun demikian, sekalipun kita mampu memahami kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibuat di seluruh dunia, dan sanggup juga mengarahkan perkembangan ini kepada tujuan nasional, masih tetap diperlukan adanya mekanisme untuk "memusatkan" ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan diperolehnya manfaat bagi proses nilai tambah yang produktif di dalam negeri, untuk dapat mencapai tujuan Pembangunan Nasional dan meningkatkan taraf kehidupan bangsa.

Untuk tujuan ini, telah dirumuskan apa yang disebut dengan "Matriks Nasional Riset dan Teknologi", yang bertujuan untuk memusatkan perhatian masyarakat ilmiah dan masyarakat umum pada tujuan yang harus diemban oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan dikembangkan di Indonesia.

Tujuan lebih luas yang harus diemban oleh ilmu penge- tahuan dan teknologi di Indonesia itu tiada lain adalah konsisten pada keyakinan bahwa kemajuan lestari suatu bangsa pada akhirnya bertumpu pada pengetahuan dan keterampilan sumberdaya manusia yang dimilikinya; dan bahwa karena itu pembangunan potensi sumberdaya manusia Indonesia merupakan inti pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka manusia Indonesia yang mempunyai potensi nasional itu harus kita bina. Ia harus kita kembangkan.

Untuk itu, pertama kita harus memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan yang bersifat mendasar: pangan yang bergizi, kesehatan, pendidikan, pakaian, pemukiman dan sebagainya. Ia harus kita lengkapi dengan sumber daya alam dan energi sehingga kemampuannya menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri serta masyarakatnya bertambah. Dan untuk itu, ia juga harus diberi kesempatan mendapatkan suatu pekerjaan yang produktif, dalam arti mampu menambah nilai pada bahan mentah. Untuk itu diperlukan proses nilai tambah, terutama dalam proses industrialisasi dalam arti luas; yaitu segenap proses yang memungkinkan manusia merubah dan menyempurnakan bahan mentah menjadi barang jadi atau jasa yang berguna bagi masyarakat dan karena itu diberi nilai yang lebih tinggi dibanding bahan mentahnya.

Manusia Indonesia harus pula dapat mempertahankan diri dan keluarganya, sumber daya alamnya serta hasil karyanya terhadap gangguan dan ancaman dari dalam maupun dari luar masyarakatnya: manusia Indonesia seperti halnya semua manusia di bumi ini, membutuhkan program pertahanan/keamanan. Dan, karena manusia bukan benda mati tetapi mempunyai perasaan, etika, tradisi, agama, kebuda-yaan dan kemampuan mengatur kehidupan masyarakatnya, maka haruslah pula dikembangkan pengetahuan manusia mengenai aspek sosial budayanya, ekonomi, falsafah hidupnya dan segi-segi kehidupan lainnya.

Oleh karena itu, dalam Matriks Nasional Ristek ini telah ditetapkan adanya lima bidang prioritas bagi riset dan teknologi Indonesia, yaitu:

Pertama, kebutuhan dasar manusia, sebagai unsur mu-tlak untuk mempertinggi nilai manusia Indonesia sebagai mahluk yang berharkat dan sebagai potensi pembangunan bangsa dan negaranya;

Kedua, sumber daya alam dan energi, karena manusia membutuhkan sumber daya ini sebagai bahan untuk mengolahnya dalam proses produksi dan sebagai sarana mempertinggi nilai pembangunan melalui peningkatan keterampilan;

Ketiga, industrialisasi, karena manusia membutuhkan proses nilai tambah untuk mengolah bahan dasar menjadi barang dan jasa, guna memenuhi kebutuhannya sendiri serta untuk mendapatkan penghasilan melalui pertukaran barang dan jasa dalam pasaran nasional dan dunia;

Keempat, pertahanan/keamanan, karena manusia Indo- nesia perlu mempertahankan dirinya terhadap hambatan, ancaman, tantangan dan gangguan terhadap dirinya, sumber kehidupannya serta hasil karyanya. Di samping banyak pula hasil teknologi pertahanan yang pada suatu ketika dapat dimanfaatkan untuk keperluan produksi barang dan jasa di masa damai, seperti satelit untuk komunikasi, untuk mengamati cuaca, untuk mencari dan menginventarisasi sumberdaya alam dan sebagainya;

Kelima, sosial-budaya, ekonomi dan falsafah, karena manusia sebagai mahluk Tuhan, dalam memenuhi kebutuh- annya, memanfaatkan sumber daya alam, menjalankan proses industrialisasi, dan dalam mempertahankan dirinya, akan bertumpu dan diarahkan oleh kebudayaannya, falsafah hidupnya serta oleh kemampuannya menganalisis dan mengatur kehidupan bermasyarakat.

Sistem persenjataan yang dikembangkannya, misalnya, akan sangat dipengaruhi oleh penilaiannya tentang siapa dan apa yang menjadi ancaman baginya.
Kelima bidang tersebut dikembangkan menurut perinciannya ke dalam empat matra, yaitu (a) darat; (b) laut; (c) udara, termasuk dirgantara, dan (d) lingkungan hidup.

Mengapa kelima bidang tersebut terbagi dalam empat matra?

Jawabannya cukup sederhana, karena tanah air kita merupakan suatu wilayah laut yang terisi oleh daratan dengan udara di atasnya; dan karena kelestarian lingkungan perlu mendapatkan perhatian tersendiri.

Bila kelima bidang prioritas dan keempat matra tersebut kita gambarkan, maka kelima tujuan tadi membentuk kolom-kolom Matriks Nasional Riset dan Teknologi, sedangkan keempat matranya membentuk baris-baris Matriks. Dengan demikian, terbentuklah suatu matriks lima-kali-empat, alias terdiri dari duapuluh elemen.

Kelima prioritas nasional di bidang riset dan teknologi itu secara integral telah mengandung pandangan manusia Indonesia sebagai potensi nasional untuk menghadapi tantangan pembangunan. Namun demikian, hendaknya disadari bahwa hal itu barulah merupakan pendekatan pertama. Secara implisit hal ini berarti, bahwa kita membutuhkan tindak lanjut pengecekan dan penyempurnaan secara bertahap, baik yang menyangkut materi program-program riset tersebut, maupun tata cara dan modus operandi penentuan urutan prioritas serta pelaksanaan kegiatan riset itu sendiri.

Pembatasan-pembatasan ruang lingkup kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi memang dibutuhkan seperti tercermin dalam GBHN, karena kita harus menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan kita, baik mengenai sumber dana, maupun yang menyangkut kapasitas tenaga riset yang kita miliki.

Selanjutnya, kendatipun kelima bidang tersebut memperoleh perhatian yang sama, pengembangan industri di masa depan akan lebih ditekankan. Hal ini didasarkan kepada pertimbangan bahwa tujuan utama pembangunan nasional jangka panjang adalah membentuk struktur ekonomi yang lebih seimbang, dengan peningkatan secara berarti peranan industri domestik dalam pendapatan nasional sambil mempertahankan sektor pertanian yang kuat. Dalam proses ini, upaya mentransformasikan bangsa Indonesia menjadi suatu bangsa yang maju teknologi dana industrinya terasa mendesak. Sebab transformasi teknologi dan industri secara cepat merupakan satu-satunya jawaban pada masalah penyediaan kesepatan kerja yang produktif. Juga merupakan lintasan yang tepat menuju penguasaan teknologi tinggi, bagi tercapainya dimensi baru kehidupan Bangsa Indonesia, yang maju, mandiri dan sejahtera.

Melihat cakupannya seperti itu tampaklah bahwa Matriks Nasional Riset dan Teknologi yang kita kembang- kan, secara integral telah mengandung unsur-unsur yang perlu untuk memberi isi pada pernyataan bahwa pembangunan kita adalah untuk manusia Indonesia seutuhnya dan untuk masyarakat Indonesia seluruhnya.

Identifikasi terhadap topik atau program tersebut penting dilakukan, mengingat perlunya peningkatan efisiensi dan efektivitas tenaga serta dana penelitian dan pengem- bangan yang memang sangat terbatas; terutama tenaga- tenaga penelitian. Besar pula harapan pemerintah bahwa identifikasi topik riset dan teknologi yang berprioritas nasional tersebut dilakukan secara seksama, karena niat pe-merintah adalah untuk membatasi pemberian dana dari APBN hanya pada proyek penelitian dan pengembangan di dalam topik atau program riset dan teknologi yang diprioritaskan tadi.

Penjabaran identifikasi topik atau program nasional riset dan teknologi tersebut dalam bentuk suatu matriks dapat kami perlihatkan kegunaannya, antara lain bersumber pada arti dari penyebaran topik atau program nasional tersebut, antara elemen-elemen atau sel-sel dalam Matriks. Misalnya saja, kita dapat menarik suatu diagonal dari kiri atas ke kanan bawah Matriks tersebut, atau katakanlah dari elemen ("pangan dan gizi", "darat") ke, katakanlah, elemen ("politik, hukum dan perundang-undangan", "lingkungan").

Seandainya kemudian ternyata bahwa sebagian terbesar dari topik ataupun program riset dan teknologi yang dipandang berprioritas nasional terletak di bawah diagonal tersebut, maka ini berarti bahwa tidak perlu diberikan perhatian terlalu banyak pada masalah yang menyangkut ("industrialisasi", "darat") ataupun topik yang menyangkut masalah pertahanan/keamanan baik di darat maupun di laut; dan sama sekali mengabaikan masalah sosial budaya dan falsafah yang tentunya tidak dibenarkan.

Dengan kata lain, penjabaran topik ataupun program berprioritas nasional dalam bentuk Matriks tersebut, dapat mendorong semua pihak untuk berpikir secara menyeluruh tanpa lupa untuk mengisi salah satu dari elemen-elemen dalam Matriks Nasional Ristek itu, kecuali jika kita yakin betul bahwa memang salah satu sel atau elemen dalam Matriks tersebut tidak perlu diisi.

Namun demikian, kendatipun kelima bidang tersebut memperoleh penekanan yang sama, dinamika industrialisasi yang berkembang cepat belakangan ini menjadi pusat perhatian kita. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa tujuan utama pembangunan nasional jangka panjang adalah untuk membentuk struktur ekonomi yang lebih seimbang, dengan peningkatan secara berarti peranan industri domestik dalam pendapatan nasional sambil mempertahankan sektor pertanian yang kuat. Dalam proses ini, upaya mentrasformasikan bangsa Indonesia menjadi suatu bangsa yang maju teknologi dan industrinya terasa amat mendesak. Sebab, transformasi teknologi dan industri secara cepat merupakan satu-satunya jawaban pada masalah penyediaan kesempatan kerja yang produktif kepada sekitar 2,4 juta angkatan kerja Indonesia (per tahun).

Dalam rangka mempercepat proses transformasi teknologi dan industri ini kita memerlukan apa yang disebut tahap-tahap dan wahana transformasi teknologi dan industri. (diuraikan secara lebih mendalam pada bagian lain, red).

Jika kelima bidang Matriks Nasional Ristek di atas dihubungkan dengan kedelapan wahana utama transformasi teknologi dan industri, maka akan tampak betapa eratnya kaitan antara kedua hal ini. Kelompok kebutuhan dasar manusia mencakup wahana mekanisasi alat pertanian; kelompok sumberdaya alam dan energi mencakup wahana industri energi; kelompok industrialisasi mencakup perhubungan darat, laut, udara, industri telekomunikasi, dan industri rekayasa; sedangkan kelompok pertahanan dan keamanan mencakup industri pertahanan-keamanan.


Bersambung

Sumber: Prof. B.J. Habibie
Foto oleh: Arip Nurahman
Lokasi: Desa Bangunharja
"Perencanaan penelitian dan pengembangan dalam sebuah tujuan adalah suatu upaya untuk menggapai cita-cita kita yang mulia selaku umat manusia"
~Arip~

No comments:

Post a Comment