Wednesday, May 6, 2009

KEBIJAKAN UMUM RISET DAN TEKNOLOGI II

Falsafah Kerja Ilmuwan Indonesia 


Satu hal penting yang membedakan ilmuwan negara berkembang dengan negara-negara maju adalah, selain mereka dituntut untuk memiliki kapasitas keilmuan, mereka juga menyandang predikat sebagai agent of social change. Dalam kaitannya dengan upaya memenuhi predikat ini, ilmuwan Indonesia hendaknya menyadari bahwa kita hidup dalam suatu masyarakat yang sedang giat membangun.

Artinya, kita hidup dalam suatu masyarakat yang sedang berjuang menghadapi masalah yang masih sangat mendasar sifatnya: masalah bagaimana memperoleh makanan yang cukup dan bergizi; masalah bagaimana menjaga dan meningkatkan kesehatan; masalah bagaimana meningkatkan taraf pendidikan dan sebagainya. Kita masih hidup dalam keadaan yang serba terbatas. Kita hidup di tengah-tengah keadaan di mana jumlah dan kerumitan persoalan masih melampaui kemampuan kita untuk menganalisisnya secara tepat, apalagi memecahkannya.


Betapapun jumlah dan ketajaman ilmuwan telah dapat ditingkatkan, dan bagaimanapun majunya ketepatan dan kemampuan alat-alat yang kita miliki, fakta kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa perkembangan ini disusul secara dramatis oleh semakin peliknya masalah yang harus dipecahkan.

Memang banyak hal yang telah kita capai selama beberapa Pelita terkahir ini. Namun masih banyak lagi yang harus kita lakukan. Oleh karena itu, sebagai sekelompok anggota masyarakat yang dikaruniai sedikit-banyak penge- tahuan di bidangnya masing-masing, sudah selayaknya kita berusaha membantu memecahkan masalah kongkrit yang dihadapi oleh masyarakat. Tepatlah kiranya jika kita bersama-sama mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat menghasilkan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh bangsa kita.

Kita ini hidup di tengah-tengah suatu lingkungan dalam dan luar negeri dalam mana keterbatasan kita akan ketiga unsur pokok pengembangan riset dan teknologi bukan tidak teratasi. Karena itu kita tidak perlu berkecil hati akan dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan itu dalam waktu sesingkat-singkatnya sehingga mampu dalam waktu 1/2 dasawarsa yang akan datang melaksanakan tekad bersama kita menciptakan dan memantapkan kerangka landasan bagi tumbuh dan berkembangnya Bangsa Indonesia untuk, di atas kekuatan sendiri, menuju ke perwujudan masyarakat idamannya.

Sementara itu, kita harus pandai-pandai menggunakan dana dan daya yang terbatas itu seoptimum mungkin dan dalam koordinasi yang baik dengan melakukan pilihan teknologi yang setepat-tepatnya. Dana dan daya yang terbatas itu harus digunakan untuk mengalihkan dan mengembangkan teknologi di dalam proses nilai-tambah yang mempunyai dampak penggandaan (multiplier effect) yang paling besar dalam arti mengakibatkan dikembangkannya teknologi di sebanyak mungkin proses nilai tambah lainnya melalui kaitan-kaitan ke muka dan ke belakang.

Dengan perkataan lain, dana dan daya yang terbatas itu harus digunakan untuk mengalihkan teknologi di dalam proses nilai tambah yang memenuhi kedua persyaratan un- tuk menjadi suatu wahana bagi peningkatan lain kebutuhan suatu sektor tertentu, utamanya pertanian dan industri. Dana dan daya yang langka harus dimanfaatkan untuk mengalihkan dan mengembangkan teknologi proses nilai tambah di dalam mana dapat dilaksanakan rencana produksi progresif dan yang mempunyai dampak penggandaan besar sekaligus menghasilkan barang dan jasa yang langsung dapat dipasarkan di masyarakat, baik masyarakat da- lam negeri, masyarakat regional ataupun masyarakat dunia.

Cara pemilihan teknologi demikian itu akan menghasilkan penggunaan optimum dana dan daya yang terbatas, mempercepat proses pengalihan teknologi dan sekaligus akan mengalihkan dan menyebabkan dikembangkannya teknologi dalam komposisi yang sehat dan dalam jumlah yang wajar.

Karena komposisi tersebut tidak akan mengherankan jika kita banyak mencurahkan perhatian pada keterbatasan sumber daya manusia dan usaha peningkatan mutu sumber daya itu. Dalam hubungan ini, perlu kiranya diperhatikan bahwa pendidikan di universitas tidak hanya harus relevan dengan program yang diselenggarakan badan dan pusat penelitian dan pengembangan dan satuan-satuan usaha.

Di lain pihak, pendidikan dasar dan menengah harus relevan dengan kurikulum pendidikan tinggi. Keterkaitan kurikulum dan program tersebut harus berawal dari pemakai tenaga terdidik ke arah jenjang pendidikan yang semakin rendah. Karena pendidikan tenaga terdidik perlu sekali tidak berhenti selepas meninggalkan lembaga pendidikan, maka juga di dalam laboratorium dan satuan usaha harus diselenggarakan program kegiatan pemeliharaan dan peningkatan pengetahuan.

Telah menjadi pengetahuan kita bersama, bahwa akti- vitas ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi di Indonesia masih merupakan sebagian kecil saja dari seluruh porsi kehidupan kita. Kegiatan riset dan teknologi hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan kegiatan pemerintah. Penelitian dan pengembangan merupakan bagian yang sangat kecil dari proses produksi barang dan jasa di negeri ini.

Kendala (constraint) yang paling besar dalam pengem- bangan ilmu pengetahuan, riset dan teknologi bukanlah terutama terletak pada terbatasnya dana dan prasarana walaupun kedua hal itu memang merupakan faktor penghambat juga melainkan karena terbatasnya tenaga ilmiah dan penelitian yang terampil. Bukan saja tenaga-tenaga peneliti dan ahli-ahli teknologi, tetapi juga tenaga-tenaga penunjang penelitian dan pengembangan teknologi, seperti: tenaga pelaporan, tenaga dokumentasi, programmer dan sebagainya.

Karena itu, prioritas utama dalam segala usaha kita mengembangkan Iptek haruslah diletakkan pada pengembangan manusia sebagai modal utama kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia ilmuwan itulah modal utama kita. Pengembangannya harus kita utamakan.

Penilaian sebagai seorang ilmuwan yang berhasil, sebagai seorang ahli yang terkemuka dalam bidangnya, bukanlah dilihat berdasarkan banyaknya gelar kesarjanaan yang diperolehnya, bukanlah ditentukan oleh berapa banyak pelajaran yang dia peroleh, tetapi terutama ditentukan oleh keberhasilannya memecahkan problema yang sulit dan sekaligus mempunyai arti dari sudut kepentingan masyarakat. Penilaian seseorang sebagai ilmuwan didasarkan pada sumbangannya bagi kepentingan masyarakat.

Dalam upaya turut memecahkan problema masyarakat itu ada hal yang perlu diperhatikan, bahwa Probleemstellingen bagi ilmuwan-ilmuwan Indonesia harus berbeda dari ilmuwan-ilmuwan lainnya. Probleemstellingen ilmuwan-ilmuwan bangsa Indonesia harus berorientasi pada sasaran-sasaran Perjuangan Bangsa Indonesia.

Ini merupakan tantangan bagi para ilmuwan Indonesia, agar mereka mempunyai keterampilan yang sama mutunya dengan keterampilan ilmuwan-ilmuwan lain di dunia, dengan menunjukkan hasil-hasil karya yang tidak kalah bobotnya.

Peningkatan keterampilan ini dapat dicapai antara lain dengan mendorong mereka untuk secara konsisten dan terus-menerus memperdalam dirinya pada serangkaian masalah tertentu sesuai dengan program.

Hanya dengan cara tekun dan terus-menerus melaksanakan program yang sama secara konsisten dapatlah tercapai hasil yang lebih sempurna. Sebaliknya, mengubah-ubah cara pendekatan dan mengganti-ganti program justru bisa menggagalkan tercapainya aproksimasi sempurna.

Ini mempunyai implikasi tertentu baik bagi pimpinan nasional maupun bagi para pelaksana. Bagi pimpinan nasional ini berarti bahwa ia harus berani menentukan satu cara pendekatan, satu program yang dinilainya benar dan tidak lekas-lekas terlalu pagi mengubah cara pendekatannya jikalau cara itu tidak cepat-cepat menghasilkan jawaban yang mendekati eksak. Konsekuensi dari usaha menyelesaikan masalah atas dasar dana dan daya yang terbatas menuntut agar suatu cara pendekatan harus dilaksanakan secara konsekuen.

Sebaliknya, bagi para pelaksana hal inipun berarti bahwa mereka, di bidangnya masing-masing, harus pula semakin mendalam menguasai permasalahan yang dihadapinya dan secara metodik penyelesaiannya, serta harus dijaga agar tidak lekas-lekas berpindah dari satu problema ke problema yang lain. Hanya dengan cara semakin mendalam menguasai problema, hanya dengan cara semakin cermat mengikuti metodik dan sistematik, dapatlah dilahirkan kemahiran.

Lebih dari pada itu, sekalipun masalah yang dihadapi seolah-olah terselesaikan, masih ada gunanya untuk terus-menerus mengikutinya. Karena dengan demikian, keterampilan menyelesaikan masalah akan dapat diteruskan pada generasi peneliti dan ilmuwan berikutnya. Investasi seperti ini perlu dilakukan demi kelestarian keterampilan yang telah diperoleh melalui pelaksanaan program secara konsisten.

Selain perlu adanya ketekunan dan konsistensi program, teknologi hanya akan dapat dikuasai jika para ilmuwan terlibat secara kongkret dalam proses nilai tambah, dengan cara meneliti setiap detil bahkan sampai yang terkecil, meliputi seluruh tahap pemanfaatannya dalam proses transformasi industri.

Kita harus berpikir rinci mengenai bagaimana produk Indonesia dapat memenuhi persyaratan mutu, jadwal dan harga. Hanya dengan beranalisis secara sistematis dan mendetil dapat kita selesaikan masalah kita. Mutu keseluruhan kebijakan yang kita tetapkan ditentukan oleh mutu pemikiran kita mengenai detil-detil persoalan.
Kita juga harus terbiasa berfikir dengan berorientasi pada penyelesaian masalah. Sudah sejak lama kita seharusnya meninggalkan cara berfikir terkotak-kotak. Sudah terlalu lama kita berprasangka, bahwa mengenai masalah tertentu hanya para insinyur sajalah yang dapat berbicara, atau hanya para ekonom, atau para akuntan, atau para ahli hukum saja.

Kita harus berpadu. Kita harus berfikir secara integral. Kita harus mengkonvergensikan pandangan para insinyur dengan pandangan para ekonom, para ahli hukum, para akuntan, para ahli psikologi, para ahli komputer, dan seterusnya. Kita harus memperpadukan semuanya, baik swasta maupun pemerintah, baik yang terorganisasi maupun yang informal, baik yang memiliki gelar kesarjanaan maupun tidak.

Hanya dengan cara bekerjasama kita bisa mengoptimumkan segenap kemampuan kita untuk merebut kapabilitas nasional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai faktor penentu dalam rangka menuju masyarakat Indonesia yang maju, mandiri, dan modern, serta sejahtera lahir batin.

Bersambung

Sumber: Prof. B.J. Habibie
Foto oleh: Arip Nurahman
Lokasi: Desa Bangunharja
 "Melahirkan masyarakat yang hebat adalah tugas kita semua yang utama adalah mencari kedamaian dan kesejahteraan semua manusia"
~Arip~

No comments:

Post a Comment