Monday, May 11, 2009

KEBIJAKAN UMUM RISET DAN TEKNOLOGI III

Prioritas Kegiatan Riset dan Teknologi 




Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikembangkan di Indonesia adalah Iptek yang dalam waktu sesingkat-singkatnya dapat menghasilkan penyelesaian masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia. Karena terbatasnya dana, fasilitas dan tenaga, maka untuk sementara ini belum dapat dilakukan investasi dalam kemampuan menyelesaikan masalah dalam topik ilmu pengetahuan yang sifatnya universal (riset dasar). Untuk sementara, hal terakhir ini dapat diperoleh dari pusat ilmu pengetahuan dunia.

Selain itu, proses pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia mengharuskan dijalankannya usaha-usaha pembangunan dalam batas-batas potensi teknologis dan potensi ekonomis yang dimiliki Bangsa Indonesia sendiri. Karena itu, wajar jika teknologi yang dipergunakan dalam melaksanakan usaha-usaha pembangunan di sini adalah teknologi yang secara internasional telah dianggap teknologi yang telah teruji, bukan teknologi yang masih perlu diuji coba.

Keputusan pemilihan salah satu di antara berbagai teknologi teruji yang ada di dunia untuk diterapkan di Indonesia didasarkan atas dua macam evaluasi.

Pertama adalah evaluasi makro. Baik evaluasi makro-ekonomi yang meninjau dampak suatu teknologi terhadap persediaan devisa dan dana dalam negeri, kesempatan kerja, neraca pembayaran dan sebagainya, maupun evaluasi dampaknya terhadap lingkungan.

Kedua adalah evaluasi mikro, yaitu evaluasi mendetil dari sudut teknologi dan "engineering". Evaluasi mendetil ini perlu karena berdasarkan pengalaman kami sebagai ilmuwan dan insinyur menjadi pelajaran bahwa, ketepatan penilaian mengenai mutu produk yang dihasilkan dengan suatu teknologi tertentu sangat tergantung pada kemam- puan melakukan evaluasi teknologis yang mendetail serta penguasaan ilmu alam dan ilmu pasti yang melandasi teknologi yang dievaluasi.

Oleh karena teknologi teruji yang hendak diterapkan di Indonesia belum dikembangkan sendiri, maka harus diterima kenyataan bahwa melakukan evaluasi teknologi secara mendetil itu tidak mudah. Namun demikian, mau tidak mau pilihan teknologi harus dibuat. Karena itu, para ilmuwan dan ahli teknologi Indonesia harus terjun dalam proses evaluasi secara mendetil terhadap teknologi yang telah teruji itu untuk menilai mutu serta kegunaannya bagi pembangunan di Indonesia.

Keterlibatan para ilmuwan dan ahli teknologi Indonesia dalam evaluasi mendetil terhadap teknologi yang secara internasional telah dianggap teruji inilah yang dimaksud de-ngan orientasi terapan riset dan teknologi Indonesia. Meng- ingat langkanya sumberdaya, mendesaknya tuntutan pembangunan serta perlunya diambil keputusan pemilihan teknologi yang seoptimal mungkin, maka prioritas tertinggi akan diberikan pada ilmu pengetahuan terapan. Dengan demikian, kegiatan riset dan teknologi Indonesia dewasa ini dan di waktu mendatang katakanlah selama sepuluh-duapuluh tahun akan lebih menekankan kegiatan riset dan teknologi terapan dalam bidang industrialisasi yang erat hubungannya dengan penyediaan lapangan kerja dan pemerataan.

Akan halnya menyangkut upaya pengembangan ilmu dasar, sejauh yang dimungkinkan oleh perjanjian kerjasama internasional dan bilateral, hasil penelitian dasar akan disadap dari negara-negara maju dan badan internasional. Dalam hal ini, para ilmuwan Indonesia dengan minat dan bakat tertentu, akan dimungkinkan untuk bergabung de-ngan laboratorium dan lembaga penelitian di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Republik Federal Jerman, Prancis, Jepang, dan Inggris dan negara-negara berkompeten lainnya. Pemanfaatan minat dan bakat mereka dengan cara ini dirasakan jauh lebih baik daripada menggunakan sumberdaya langka untuk membangun kelengkapan penelitian dasar di Indonesia sendiri.

Ini tidak berarti bahwa di Indonesia tidak akan dilaku- kan penelitian dan pengembangan di dalam bidang ilmu dasar (basic sciences). Bagaimanapun penelitian dasar yang berhubungan langsung dengan kepentingan nasional sebaiknya diselenggarakan di dalam negeri dan oleh warga negara Indonesia sendiri. Maka dari itu, pengembangan ilmu pe-ngetahuan dan teknologi di Indonesia tetap saja harus memiliki orientasi pada ilmu dasar.

Namun orientasi pada ilmu dasar ini harus merupakan orientasi pada masalah ilmu dasar yang khas Indonesia, yakni masalah ilmu dasar yang ditimbulkan karena kondisi alamiah, kondisi kemasyarakatan dan sifat budaya Indonesia yang khas. Yang perlu dilakukan adalah penelitian mengenai bagaimana kondisi ling-kungan alam, lingkungan kemasyarakatan dan lingkungan budaya Indonesia mempengaruhi berlakunya postulasi dasar ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu budaya.

Ini tidak berarti bahwa ilmu pengetahuan tradisional dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, kesehatan, pemukiman, sejarah dan lain-lain, yang tidak tertuang dalam program lembaga penelitian Pemerintah, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Universitas diabaikan. Program ini tetap dilaksanakan dan dikembangkan dengan memperhatikan perlunya dihindari tumpang-tindih dan investasi dua kali lipat, meningkatkan kemakmuran, dengan mengandalkan sumber daya manusia yang terampil dan teknologi yang tepat dan berguna, mulai dari teknologi se-derhana sampai teknologi canggih.

Bersambung

Sumber: Prof. B.J. Habibie
Foto oleh: Arip Nurahman
Lokasi: Desa Bangunharja
"Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Berharmonisasi dengan Alam untuk mencapai kebahagiaan Hidup Seluruh Umat Manusia"
~Arip~ 

No comments:

Post a Comment