Monday, April 2, 2012

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN PEDESAAN IV

Teknologi Pedesaan dan Sistem Nilai 
Berbicara tentang masalah teknologi pedesaan, sebenarnya berbicara mengenai salah satu cara untuk membangun dan mengembangkan organisasi dan sistem sosial pedesaan. Desa bukanlah sekadar tempat yang rendah tingkat teknologinya, yang miskin dan terkebelakang penduduknya dan yang terbatas kemungkinan-kemungkinan perkembangannya. Desa justru adalah akar kehidupan kita. Keutuhan dan ketahanan desa adalah justru pangkal keutuhan dan daya tahan kehidupan bangsa.

Oleh karena itu, jika kita berbicara tentang persoalan- persoalan di desa tidaklah cukup kita berbicara tentang bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat desa akan keperluan-keperluan dasar hidupnya, seperti: makanan dan minuman yang cukup dan bergizi, perumahan yang sehat dan aman, pendidikan yang meningkatkan taraf pe-ngetahuan dan keterampilan, pakaian yang kuat dan layak, jasa kesehatan dan sebagainya. Tidak cukup pula hanya berbicara tentang peningkatan penggunaan sumber-sumber daya alam di dalam dan di sekitar desa untuk peningkatan kehidupan perekonomiannya.

Semua ini memang perlu kita persoalkan dan perlu mendapatkan perhatian secara seksama. Tetapi semua ini merupakan hal-hal yang sudah jelas dengan sendirinya. Kita harus melangkah jauh dari itu. Jika kita berbicara tentang persoalan pedesaan haruslah kita menganalisis sesuatu yang lebih mendalam dan lebih mendasar. Kita harus menganalisis hal-hal yang mendasar bagi identitas, dan keutuhan kehidupan di desa-desa seperti digagaskan tadi, yang merupakan landasan bagi identitas dan keutuhan kehidupan bangsa kita. Hal-hal inilah yang harus kita pelajari. Hal-hal inilah yang harus kita analisis dan kita dalami. Hal-hal inilah yang harus kita jadikan landasan pengembangan segala teknologi di pedesaan. Dan, karena kebanyakan sumber daya manusia di kota-kota berasal dari desa, hal itu pun harus kita analisis dan dalami sebagai landasan pengembangan teknologi di perkotaan.

Usaha mengembangkan teknologi pedesaan, yang dilandasi falsafah membantu unsur-unsur asli kehidupan pedesaan tumbuh dengan lebih kokoh dan lebih cepat mengan- dung beberapa segi tertentu.

Dalam hal ini, ada beberapa nilai yang berasal dari kehidupan pedesaan yang hingga kini masih kita pandang perlu untuk dilestarikan, seperti misalnya, nilai kekeluargaan. Perhatikan struktur kamar-kamar di dalam perumahan di desa-desa. Perhatikan betapa struktur ini mencerminkan cara hidupnya yang berasaskan kebersamaan antara ang- gota-anggota keluarga. Peranan teknologi dalam hal ini adalah justru untuk melestarikan asas kebersamaan antara anggota keluarga ini dan bukan malah menumbuhkan individualisme atau kolektivisme (commune) seperti yang berlaku pada masyarakat modern di luar Indonesia.


Yang perlu dilakukan adalah pengembangan desain baru, pemanfaatan cara-cara komunikasi modern, pengembangan sistem-sistem informasi baru, serta sistem-sistem organisasi baru sehingga asas kehidupan bersama berdasarkan kekeluargaan dapat dipertahankan terus bahkan dapat bekerja dengan lebih sempurna. Dengan perkatan lain, janganlah demi memungkinkan penerapan teknologi-teknologi baru, cara-cara hidup dan tata nilai kehidupan pedesaan dipaksakan berubah. Justru sebaliknya, perlu ditempuh berlandaskan hasil-hasil riset yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang bersifat universal, perlu dikembangkan dan diterapkan teknologi-teknologi baru, termasuk tekno- logi modern, sehingga nilai-nilai tradisional kehidupan pedesaan dapat berlangsung terus atau malahan dapat diwujudkan secara lebih sempurna.

Jelaslah, bahwa pengembangan teknologi pedesaan harus kita pandang sebagai upaya yang lebih luas dan lebih mendalam daripada usaha memperkenalkan teknik-teknik sederhana yang lebih maju dari yang dipergunakan sekarang demi peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat pedesaan, demi meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan energi setempat dan demi pengembangan industrialisasi di lingkungan pedesaan.

Memang hal tersebut sangat berguna dan karenanya perlu dilakukan. Namun bukan itu yang menjadi sasaran utama pengembangan teknologi pedesaan.

Sasaran utama pengembangan teknologi pedesaan adalah mengamankan identitas serta meningkatkan daya tahan kehidupan pedesaan. Sasaran utama pengembangan teknologi pedesaan adalah untuk, dengan menggunakan segala teknologi termasuk teknologi yang paling mutakhir, memungkinkan masyarakat pedesaan berkembang tanpa kehilangan identitasnya. Upaya mengembangkan teknologi pedesaan haruslah kita dekati sebagai upaya untuk, dengan teknologi-teknologi yang modern sekalipun, membantu unsur-unsur asli kehidupan pedesaan tumbuh dengan lebih cepat dan lebih kokoh sehingga tanpa kehilangan identitasnya, masyarakat pedesaan dapat lebih maju dan berkembang mengatasi tantangan-tantangan dan pukulan-pukulan terhadap dirinya.

Apa yang berlaku bagi nilai-nilai kehidupan di pedesaan berlaku pula pada pengetahuan empiris tradisional dan teknologi tradisional di pedesaan. Pengembangan teknologi pedesaan seyogyanya ditujukan pada sasaran untuk lebih menyempurnakan teknologi tradisional tersebut dan membuatnya lebih efektif dan lebih efisien, dan bukan ditujukan untuk mengganti teknologi tradisional tersebut dengan teknologi-teknologi baru.
Dapat saya menggunakan dua contoh berikut. Tidak perlu heran bahwa di mana-mana di Indonesia, bambu merupakan bahan bangunan yang banyak sekali dipakai. Bahwa bambu memang merupakan material yang bermutu tinggi dengan mudah dapat ditunjukkan dengan memakai penalaran ilmiah modern.


Dipandang dari sudut daya tahan terhadap tegangan tertentu bambu lebih rendah mutunya dibandingkan dengan baja atau aluminium. Tetapi dipandang dari sudut rasio antara tegangan dan berat jenis, jelas bahwa bambu lebih tinggi mutunya daripada kedua bahan lainnya tadi. Bahwa bambu mempunyai persoalan-persoalan tersendiri berhubungan dengan kesehatan karena dapat dimasuki tikus merupakan persoalan lain. Itu merupakan persoalan konstruksi. Bahwa bambu lekas lapuk memang merupakan suatu masalah. Tetapi baja pun terkena korosi dan oleh karena itu perlu diproses secara khusus. Dan kalau terhadap baja kita carikan cara-cara pengawetannya, mengapa bambu tidak kita carikan cara-cara serupa supaya tidak terpengaruh cuaca dan karena itu tidak lekas lapuk?

Tidakkah mungkin untuk memproses bambu dengan misalnya, epoxy resin, sehingga dapat tahan jauh lebih lama? Inilah yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan teknologi pedesaan sebagai salah satu contoh bagaimana teknologi maju dapat digunakan justru untuk melestarikan yang tradisional atau membuat yang tradisional berfungsi dengan lebih baik.

Pemanfaatan energi surya merupakan contoh lain bagi falsafah yang sama. Kita sama-sama mengetahui bahwa sejak dahulu kala energi surya dipergunakan di lingkungan pedesaan. Tidak wajar untuk berpikir bahwa jika secara tradisional penduduk pedesaan itu sudah memakai energi matahari untuk pengeringan, ia pun dapat diperkenalkan pada cara-cara baru untuk menggunakan energi tersebut dengan lebih efektif dan lebih efisien. Misalnya saja kita rintis pengembangan "desa surya", yakni suatu desa yang memanfaatkan energi surya secara optimal baik untuk keper- luan bersama maupun untuk keperluan pribadi keluarga penduduk pedesaan.

Perlu disampaikan di sini bahwa saya mendapat laporan mengenai berbagai penelitian yang menunjang teknologi industri serta pengembangan energi perbakuan, dalam hal ini Ethanol, yang telah dilaksanakan di laboratorium Penelitian BERDC dalam waktu yang singkat ini.

Hasil penelitian itu ternyata telah menghasilkan penelitian yang cukup berarti. Untuk produksi Ethanol dengan bahan baku ubi kayu dan karbohidrat pada umumnya ongkos produksi yang terbesar berasal dari ongkos energi (dalam bentuk uap) dan biaya Enzyme yang diperlukan untuk hidrolisa pati menjadi gula.

Untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan berbagai penelitian proses dan berhasil menurunkan temperatur proses dan waktu hidrolisa hingga dapat mengurangi biaya energi. Demikian pula dengan berbagai percobaan yang telah berhasil mengurangi jumlah pemakaian enzyme hingga dapat diturunkan menjadi setengahnya. Sedangkan dalam proses fermentasi telah diadakan penelitian yang bertujuan mengurangi waktu fermentasi dengan hasil yang optimal. Selanjutnya di laboratorium mikrobiologi sedang dilakukan penelitian untuk seleksi dan isolasi mikroba lokal yang dapat menghasilkan Enzyme Amylase. Dari sekitar Desa Sulusuban saja sementara ini telah dapat diketemukan dua mikroba yang dapat menghasilkan enzyme dimaksud dan penelitian dalam hal ini masih terus dikembangkan. Bersamaan dengan itu juga dilakukan penelitian untuk seleksi dan isolasi mikroba lokal yang menghasilkan Enzyme Cellulase. Hal ini penting mengingat Negara kita kaya akan sumber bahan yang mengandung Cellulase seperti limbah kayu dan sebagainya, yang dengan adanya Enzyme Cellulase tersebut dikemudian hari dapat dimanfaatkan secara optimal.

Sementara itu, pengembangan biomassa untuk bahan baku ethanol ini memerlukan adanya perkebunan energi. Dan seperti kita ketahui, perkebunan energi tersebut membutuhkan lahan, tenaga kerja, modal dan teknologi. Sebagai suatu negara agraris yang memiliki tanah pertanian yang luas, Indonesia merupakan tempat yang ideal untuk pe-ngembangan perkebunan energi yang dikaitkan dengan percepatan pengembangan wilayah transmigrasi.

Lapangan kerja di Indonesia harus dipersiapkan dengan memberikan proyeksi mekanisme pendidikan dan latihan kerja yang terpadu dengan teknologi dan ketrampilan. Penyediaan lapangan kerja akan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan fasilitas kerja yang dikaitkan dengan perkembangan sektor industri. Khususnya untuk pengembangan industri ethanol di wilayah-wilayah transmigrasi akan dapat memberikan banyak keuntungan yang meliputi antara lain: (a) memberi kesempatan kerja; (b) meningkatkan taraf hidup para petani/transmigran; dan (c) mendorong pertumbuhan industri-industri penunjang.

Perlu pula disebutkan di sini bahwa penelitian mengenai pengolahan limbah industri untuk mencegah pencemaran lingkungan dan biogas yang dihasilkan nantinya dapat di-pergunakan sebagai bahan bakar sehingga dapat mengu-rangi ongkos produksi.

Selanjutnya oleh para peneliti juga telah diadakan penelitian dalam bidang agronomi. Pada saat ini, mereka sedang mengkaji varietas-varietas unggul ubi kayu maupun ubi jalar yang cocok untuk kondisi tanah Sulusuban, dalam rangka menunjang kebutuhan bahan baku serta optimasi biaya produksi "pilot plant".

Singkat kata, usaha pengembangan teknologi di pedesaan seyogyanya berpegang pada falsafah penyempurnaan nilai-nilai, cara-cara hidup serta pengetahuan empiris yang tradisional di desa-desa dengan menggunakan teknologi yang lebih maju, termasuk yang modern sekalipun jika memang hal itu yang diperlukan

No comments:

Post a Comment