Friday, February 18, 2011

PEMBANGUNAN BERORIENTASI NILAI TAMBAH III

    Nilai Tambah dalam Konteks Sejarah Indonesia 
      Dalam konteks Indonesia sekarang ini, di mana sumberdaya alam semakin menipis dan peningkatan kesejahteraan buruh menjadi keharusan, perhatian terhadap upaya peningkatan nilai tambah perlu lebih ditekankan, meskipun memang perlu pengorbanan. Salah satu bentuk pengorbanan itu adalah kesabaran untuk menunggu hasil dari produk yang diolah oleh tangan-tangan terampil, sebelum dapat bersaing di pasar internasional. 22
        Penerapan proses nilai tambah dalam pembangunan di Indonesia sendiri sebenarnya telah dilaksanakan sejak ke-merdekaan, khususnya sejak pelaksanaan Pelita-Pelita, selama pemerintahan Orde Baru. Setelah berhasil melepaskan dirinya dari belenggu penjajahan dan memperoleh pengakuan internasional atas kemerdekaannya, maka langkah pertama, yang yang harus dilakukannya adalah menjadikan proses pembangunan seefisien mungkin dengan mengusahakan agar biaya tambah bisa dicapai serendah mungkin. Usaha ini dilakukan dengan upaya penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur Pemerintah, aparatur negara serta aparatur swasta, agar mereka dapat melakukan tugasnya masing-masing dengan seefisien mungkin. 
          Hal ini meliputi perbaikan kelembagaan, perbaikan personalia, dan penyempurnaan prosedur. Sementara itu, proses nilai tambah di bidang produksi pertanian, perkebunan, industri, pertambangan dan sebagainya, serta di bidang jasa pemerintahan umum, pendidikan, kesehatan, dan jasa publik lainnya, diusahakan tetap berlangsung dan berkembang. Dapat dikatakan, terutama sejak pelaksanaan Pelita I, pembangunan yang kita selenggarakan, memberikan perhatian yang sangat besar pada proses nilai tambah dan proses biaya tambah pada bidang-bidang utama, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan pembangunan prasarana ekonomi. 
            Dengan dipenuhi kebutuhan dasarnya secara lebih baik, maka nilai kemanusiaan dan nilai ekonomi manusia Indonesia kian meningkat, sehingga semakin siap melaksanakan proses yang menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi. Selain itu, pelaksanaan proses produksi tersebut akan menjadikan taraf hidup Bangsa Indonesia semakin meningkat, sehingga permintaannya lebih dari sekadar mencukupi kebutuhan dasar, tapi juga keinginan untuk menikmati aneka makanan, hiburan, perhiasan, literatur, serta barang-barang konsumsi tahan lama seperti: berbagai macam alat elektronik, alat pengangkutan, dan lain sebagainya. Untuk memfasilitasi hal itu perlu adanya perluasan dan penyempurnaan prasarana ekonomi perluasan dan peningkatan informasi serta peralatan dan jaringan telekomunikasi: pos, telepon, telegrap, telex, telefax; perluasan dan peningkatan jaringan dan modus pengangkutan melalui darat, laut dan udara; serta perluasan dan peningkatan persediaan tenaga listrik.
              Dengan semakin terpenuhinya kebutuhan dasar manusia akan sandang, pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan dan lingkungan hidup yang sehat; dan semakin lengkapnya prasarana ekonomi yang tersedia, akan makin siaplah Bangsa Indonesia menghasilkan produk-produk berupa barang dan jasa yang canggih dan bernilai tinggi untuk ditawarkan kepada para pembeli di pasar domestik dan luar negeri. Semakin besar kemampuan melaksanakan nilai tambah dalam taraf yang tinggi semakin meningkat pula penghasilannya. Dan semakin tinggi penghasilannya, semakin besar pula bagian pendapatan yang dapat diinvestasikan kembali ke dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan prasarana ekonomi, yang pada gilirannya akan lebih meningkatkan potensinya dalam melaksanakan proses nilai tambah yang lebih canggih lagi. Demikian seterusnya. 
              Teknologi telah dapat mempercepat proses ini. Dengan penggunaan teknologi yang tepat dan berguna, pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan penyempurnaan prasarana ekonomi dapat ditingkatkan lebih tinggi dalam waktu lebih pendek, sehingga pertumbuhan dalam nilai tambah dapat berlangsung dengan lebih cepat dan lebih banyak lagi modal yang dapat ditanamkan kembali ke dalam pemenuhan sandang, pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan dan lingkungan hidup yang sehat, dalam prasarana pengangkutan, informasi dan telekomunikasi serta penyediaan tenaga listrik, dan ke dalam prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi. 
              Dengan dilaksanakannya siklus-siklus tersebut secara bertahap di Indonesia, maka kemampuan bangsa kita untuk berdiri sendiri secara ekonomis semakin meningkat. Kita semakin mampu menghasilkan barang dan jasa keperluan sendiri serta barang dan jasa yang dibutuhkan di pasaran dunia untuk dipertukarkan dengan yang kita perlukan tetapi tidak dapat menghasilkan sendiri. Kita semakin berhasil membentuk dan mempertahankan identitas kebudayaan kita, dan semakin mampu mempertahankan integritas politik kita. Dengan perkataan lain, melalui pembangunan di kedua bidang itu beserta teknologinya, kita semakin tumbuh sebagai suatu bangsa yang mandiri. 23
              Nilai Tambah dalam Dinamika Pembangunan Ekonomi 
              Dari uraian di atas semakin jelaslah bahwa pembangunan ekonomi atau pembangunan sistem ekonomi suatu negara tiada lain merupakan pembentukan dan penyempur- naan sistem yang mampu menciptakan nilai tambah dalam arti seluas-luasnya. Kemampuan untuk meningkatkan nilai tambah adalah kemampuan untuk menciptakan dan melestarikan proses yang menghasilkan barang-barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi daripada jumlah nilai bahan mentah dan komponen aslinya. Sedangkan yang dimaksud dengan "arti seluas-luasnya" adalah kemampuan untuk berbuat demikian terhadap segala macam hasil produksi, baik hasil-hasil produksi yang berwujud maupun yang tidak berwujud; termasuk perangkat lunak dan bahkan perangkat otak (brainware)
                Di dalam arti yang digunakan di sini, hasil-hasil produksi berwujud meliputi baik barang-barang seperti sepatu, tekstil, dan bahan pangan terolah; maupun hasil-hasil produksi yang lebih rumit seperti kalkulator, mobil dan pesawat terbang. Hasil-hasil produksi yang tidak berwujud mencakup baik semua jenis jasa seperti pengangkutan, komunikasi, hiburan, dan sebagainya; maupun perangkat lunak, yang kami artikan sebagai perumusan peraturan, metode dan prosedur dalam bentuk matematik dan bukan matematik, seperti program komputer, peraturan perundang-undangan dan sebagainya, yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan dayaguna atau efisiensi proses nilai tambah yang terlibat di dalam penciptaan hasil-hasil produksi berwujud, jasa dan perangkat lunak itu sendiri. 24 
                  Biasanya, proses nilai tambah yang dipergunakan di dalam produksi barang-barang jadi berwujud dan tidak berwujud melibatkan baik perangkat keras maupun perangkat lunak dalam suatu sistem yang terpadu. Perusahaan-perusahaan penerbangan, misalnya, harus mengembangkan program komputer, kebijaksanaan, peraturan dan prosedur perusahaan yang diperlukan untuk memaksimumkan penggunaan yang paling produktif bagi pesawat terbang, komputer, dan sarana lainnya agar dapat menyediakan pengangkutan yang paling cepat, paling aman, paling terandalkan dan paling nyaman kepada para penumpangnya. Tetapi lebih dari itu, produksi dan penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak memerlukan jumlah, jenis dan tingkat keterampilan dan pengetahuan yang sesuai. Keterampilan dan pengetahuan ini terkandung di dalam otak manusia. Oleh karena itu, dapat dibayangkan suatu jenis proses nilai tambah yang lain lagi, yaitu proses pembentukan pemikiran manusia yang bernilai lebih tinggi melalui suatu sistem pendidikan formal dan informal yang kompleks yang diselenggarakan oleh keluarga, kelompok rekan seangkatan (peer groups), serta perkumpulan dan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan formal. Proses ini kami namakan proses nilai tambah pribadi. 25 
                    Proses ini dimulai sejak seseorang dilahirkan dan berlangsung selama ia secara bertahap dan sistematis disosialisasikan menjadi anggota suatu masyarakat dan belajar untuk menjalankan fungsinya di dalam masyarakat itu, dan idealnya, juga untuk menyempurnakan berjalannya fungsi-fungsi masyarakat itu sendiri. Proses ini berhenti pada saat seseorang secara mental dan fisik tidak sanggup lagi belajar atau meniadakan hal-hal yang telah pernah dipelajarinya Kebanyakan proses nilai tambah individual telah terprogram terlebih dahulu. Dalam arti, bahwa lazimnya, kebanyakan anggota baru suatu masyarakat memasuki sistem pengetahuan, sistem nilai, serta metode dan proses pengajaran yang telah ada dan yang telah terstruktur terlebih dahulu sebelum mereka memasukinya. Melalui sistem belajar-mengajar inilah para anggota baru itu mempelajari pengetahuan dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat tertentu. Ini tidak berarti bahwa proses ini bersifat statis. 
                      Malahan, salah satu perbedaan pokok antara masyarakat yang relatif tradisional dan yang relatif modern adalah bahwa masyarakat yang relatif modern telah berhasil menciptakan sistem yang stabil dan sekaligus dinamis, baik yang menyangkut pengetahuan dan nilai-nilai, maupun yang menyangkut isi dan metode pendidikan formal dan informal. Tujuan pokok penciptaan, pelestarian dan penyempurnaan proses nilai tambah adalah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih memuaskan bagi lebih banyak manusia. Semua orang dalam semua masyarakat mempunyai keinginan untuk memperbaiki mutu kehidupannya. 
                        Karena alasan yang sangat sederhana inilah, semua masyarakat melakukan upaya-upaya untuk menyempurnakan proses nilai tambah dalam arti yang luas sebagaimana telah digambarkan tadi. Sekurang-kurangnya, setiap masyarakat berupaya untuk menyempurnakan proses nilai tambah guna menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari di dalam konteks suatu lingkungan fisik dan sosial tertentu. Lingkungan itu sendiri terus berubah, baik disebabkan oleh faktor alamiah dan geofisis maupun sebab-sebab sosial, ekonomi dan politik yang dibuat manusia. Lingkungan tersebut berubah karena manusia sendiri mengubahnya atau karena diubah orang lain. Dalam kaitan ini, sudah pada tempatnya jika kita melihat orang di mana-mana berupaya untuk menyempurnakan sistem yang dimilikinya dalam rangka menambah nilai pada benda. Sistem tersebut meliputi sistem untuk menambah nilai pada harta tidak berwujud dan sistem untuk menyempurnakan perangkat otak (brainware) yang dimilikinya.26 
                          Inilah yang disebut kemajuan. 
                            Dan apabila konsep ini dite-rapkan pada usaha untuk menyempurnakan mutu kehidupan material manusia, kita menamakannya pembangunan suatu sistem ekonomi. Tidak mungkin suatu perekonomian dapat menciptakan dan menyempurnakan sistem ekonominya tanpa berkaitan dengan atau terisolasi dari sistem ekonomi lain. Alasannya sederhana saja. Sumberdaya alam tidak tersebar secara merata. Kepadatan penduduk tidak sama di mana-mana. Tidak pula masuk akal atau praktis untuk menciptakan dan mempertahankan sistem ekonomi yang terisolasi sama sekali dan berswasembada dalam segala hal. Manusia, informasi dan pengetahuan tidak pernah tidak berpindah, malahan semakin lama justru semakin mobil. Karena itu, manusia selalu mencoba untuk mendapatkan dari tempat lain hal-hal yang tidak dapat atau akan tidak praktis jika dibuat di dalam negeri. 
                              Untuk maksud ini telah dibangun hubungan politik dan berbagai macam hubungan pertukaran antar berbagai masyarakat, menyangkut pertukaran informasi, pengetahuan, nilai-nilai budaya, serta pertukaran barang dan jasa. Umumnya, pertukaran ini telah mendatangkan manfaat bagi semua orang sehingga orang dengan sengaja melakukan usaha-usaha untuk mempermudah, menyempurnakan dan meningkatkan pertukaran-pertukaran tersebut. Perangkat keras dan perangkat lunak komunikasi dan pengangkutan telah sangat disempurnakan. Bersamaan dengan itu telah disempurnakan pula sistem pasokan dan penyerahan energi. 
                                Hambatan-hambatan hukum dan politik terhadap pertukaran informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, barang dan jasa telah dikurangi. Melalui proses peningkatan hubungan antar masyarakat dan sistem ekonominya, setiap masyarakat telah semakin mampu untuk melakukan optimasi antara barang apa yang sebaiknya dibuat di dalam negeri dan barang apa yang sebaiknya diperoleh dari tempat lain, agar secara keseluruhan dapat menciptakan suatu mutu kehidupan masyarakat yang lebih baik. 27 
                                  Di samping itu, dengan dikembangkannya ekonomi secara optimum di mana-mana, dan dengan berlangsungnya pertukaran barang dan jasa antara ke semua ekonomi tersebut, maka secara bersama-sama masyarakat dunia akan mampu meningkatkan mutu kehidupan bagi semua kalang- an di dalam suatu lingkungan yang damai, hubungan baik dan keuntungan bersama. Bagi kami, inilah cara pandang modern terhadap pembangunan ekonomi di dunia saat ini. Kebanyakan barang, jasa dan lain-lain hal yang bernilai bagi manusia, proses untuk menciptakannya, serta sistem ekonomi di mana proses itu berlangsung, tidak jauh dari langit. Kesemuanya itu dengan sadar dibuat oleh manusia. Buatan manusia ini tidak cuma-cuma. Mereka menghabiskan waktu, sumber daya alam, energi manusia, pemikiran dan perbuatan, perangkat keras dan perangkat lunak. Pengeluaran-pengeluaran ini harus diganti dan karena itu harus diperlakukan sebagai biaya dan dinyatakan dalam satuan uang atau satuan nilai lainnya. Karena itu, seperti telah disinggung, bahwa produksi atau proses nilai tambah itu memiliki dua aspek. Aspek pertama adalah aspek penciptaan atau penambahan nilai. Aspek lainnya adalah aspek pengeluaran biaya.
                                    Di dalam setiap proses nilai tambah, terdapat dua tujuan yang berlawanan. Yang pertama adalah tujuan untuk memaksimalkan nilai tambah pada material dan komponen. Kedua adalah untuk meminimalkan biaya tambah sepanjang keseluruhan rantai kegiatan dari pengembangan produk, proses pembuatan dan seterusnya hingga penempatan produk di dalam pasar. Ini berarti bahwa esensi setiap dan semua proses produksi adalah memperoleh kombinasi yang paling optimal dalam kerangka memaksimalkan nilai tambah dan meminimalkan biaya tambah, dalam biaya total setiap produk. Semakin tinggi perbandingan antara nilai tambah dan biaya tambah dalam biaya total setiap produk, makin tinggi pula manfaatnya bagi konsumen dan masyarakat. Walaupun vitamin C, misalnya, mempunyai nilai tambah yang sama, produk tersebut dapat dijual dalam bentuk yang berbeda, dalam warna yang berbeda, dalam kemasan yang berbeda, dan dijual dengan nama merk yang berbeda. Kesemua ini merupakan biaya tambah. Dan meskipun tidak menambahkan pada nilai "sebenarnya" vitamin C tersebut, sangat mungkin akan meningkatkan harga bagi pembeli. 28 
                                      Hal ini berlaku bagi setiap proses nilai tambah, bagi kombinasi proses nilai tambah di dalam suatu perusahaan, dan bagi kombinasi perusahaan-perusahaan di dalam suatu sistem ekonomi secara keseluruhan. Dengan demikian dapat dibedakan antara proses yang relatif "bernilai tinggi" dan proses yang relatif "berbiaya tinggi"; dan secara implikatif, antara ekonomi "bernilai tinggi" dan ekonomi "biaya tinggi". Perekonomian yang dikelola secara baik dan mampu berdaya saing secara internasional adalah perekonomian di mana, kecuali untuk hanya sedikit kasus (singularitas) tertentu, nilai tambahnya secara konsisten selalu lebih tinggi daripada biaya tambah. 
                                        Nilai Tambah dan Produktivitas Prestasi Total 
                                          Baik pada tingkat mikro-ekonomi atau perusahaan maupun pada tingkat makro-ekonomi atau tingkat masyarakat, kunci bagi keberhasilan proses nilai tambah adalah apa yang dinamakan dengan "produktivitas prestasi total". Di dalam ilmu mikro-ekonomi dan di dalam pengertian teknologi, produktivitas prestasi diartikan sebagai kombinasi antara produktivitas multifaktor (produktivitas tenaga kerja bersama dengan produktivitas modal), dan faktor lain. Tenaga kerja dan modal tidak hanya dapat diukur produktivitasnya pada lantai produksi, tetapi juga di dalam ruangan rancang-bangun, bengkel rekayasa, kantor pema- saran, serta dalam kegiatan administrasi dan manajemen.29 
                                            Gabungan antara produktivitas tenaga kerja dan produktivitas modal dinamakan "produktivitas multifaktor". Sedangkan "produktivitas prestasi" adalah hasil interaksi antara produktivitas multifaktor dan faktor faktor lain yang bersifat budaya, seperti kemampuan innovatif, kewirausahaan, kerja keras, disiplin, dan professionalisme atau "naluri kecermatan kerja" (sense of workmanship). 30 
                                              Dengan demikian, penyempurnaan di dalam produktivitas tenaga kerja dan produktivitas modal akan meningkatkan produktivitas multifaktor, yang merupakan ukuran gabungan mengenai seberapa efisien suatu perusahaan dan suatu ekonomi menggunakan masukan tenaga kerja dan modal. Dan apabila peningkatan-peningkatan produktivitas digabungkan dengan inovasi, kewirausahaan dan faktor lain, hasil akhirnya adalah tercapainya peningkatan besar di dalam produktivitas prestasi total suatu perusahaan atau suatu negara. Produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, produktivitas multifaktor, dan produktivitas prestasi dapat diukur pada tingkat pabrik dan tingkat perusahaan. Produk- tivitas prestasi nasional suatu negara adalah integrasi dari produktivitas prestasi semua perusahaan dan sektor-sektor industrinya. 
                                                Produktivitas prestasi di dalam bengkel, pada tingkat perusahaan, dan pada tingkat nasional adalah ukuran bagi kemampuan sumberdaya manusia suatu negara untuk berperan serta di dalam proses nilai tambah dan biaya tambah yang menghasilkan dan menyerahkan barang dan jasa yang memuaskan bagi konsumen di pasar dalam negeri, regional dan internasional, dan yang mampu berdaya saing dalam mutu dan harga. Produktivitas prestasi nasional adalah suatu ukuran mengenai tingkat produktivitas suatu negara dalam menggunakan modal yang tersedia baginya untuk menghasilkan surplus-surplus netto di dalam neraca perdagangan dan neraca pembayarannya, sehingga dapat mengumpulkan asset-asset asing. Karena itulah ia merupakan faktor kunci keberhasilan bagi daya saing internasional. Peningkatan dan penyempurnaan dalam produksi hanya dapat dijelmakan menjadi pendapatan dan kemakmuran melalui pasar. Dan keberhasilan dalam arena persaingan internasional tidak diukur dengan jumlah absolut penduduk, besar produk nasional, atau besar pendapatan nasional suatu negara. Keberhasilan tersebut diukur dengan melihat surplus dan cadangan mata uang asing suatu negara relatif terhadap produk dan pendapatan nasionalnya. 31
                                                  Pencapaian produktivitas prestasi yang tinggi memerlukan suatu sistem ekonomi yang memberi peluang bagi setiap perusahaan untuk dapat mengelola dirinya secara inovatif, professional, dan dengan semangat kewira-usahaan. Peningkatan produktivitas juga tergantung pada perbaikan dalam mutu sumberdaya manusia. Kewirausahawanan, inovasi dan wawasan jangka panjang merupakan hasil sumberdaya manusia bermutu tinggi. Dengan perkataan lain, peningkatan produktivitas prestasi total perusahaan dan bangsa apapun tergantung pada kemampuannya untuk menyempurnakan sumberdaya manusia yang ada. 
                                                    Nilai tambah, SDM, Iptek dan Keseimbangan Struktur Ekonomi 
                                                      Selama duapuluh tahun yang lalu, kita telah menyaksikan bahwa beberapa di antara negara-negara industri utama di dunia telah dapat meningkatkan daya saing internasionalnya, sementara daya saing negara-negara lain telah menurun. Ada penelitian yang mengemukakan bahwa perbedaan ini dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam produktivitas prestasi nasional negara-negara itu yang pada gilirannya berkorelasi dengan perbedaan dalam perhatian yang diberikan pada pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua negara, khususnya negara-negara sedang berkembang, harus belajar dari pengalaman ini. Pengalaman ini memberi pelajaran pada kita, untuk memberi perhatian lebih banyak pada pendidikan ilmu pengetahuan dan rekayasa. Pendidikan ilmu pengetahuan dan rekayasa harus memperoleh porsi yang lebih besar dari anggaran pendapatan dan belanja nasional. Jumlah lulusan ilmu pengetahuan dan rekayasa yang dihasilkan setiap tahun harus meningkat. Manajer pabrik (manufaktur) yang paling baik pun tidak dapat memberikan prestasi yang baik kecuali mereka didukung oleh suatu piramida orang-orang yang inovatif dan berketerampilan dalam rancang bangun, pengembangan produk, rekayasa, dan produksi. 32 
                                                        Semua negara, khususnya negara-negara sedang berkembang, harus melakukan kajian ulang yang berani terhadap upaya pendidikannya pada semua tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi baik umum maupun kejuruan. Mereka harus berbuat lebih banyak agar dapat memadukan kebutuhan industri terhadap orang terampil, yang mampu menerapkan disiplin ilmu pengetahuan pada masalah produksi kongkrit di satu pihak; dengan kebutuhan dunia pendidikan terhadap dana, sarana, dan kesempatan-kesempatan bekerja sambil belajar di lain pihak. Negara-negara sedang berkembang memahami benar bahwa hal ini akan menimbulkan suatu beban yang besar. Karena adanya kebutuhan terhadap laboratorium-laboratorium dan peralatan ilmu pengetahuan, biaya per kapita pendidikan ilmu pengetahuan dan rekayasa lebih besar daripada biaya pendidikan di dalam bidang-bidang pengajaran yang lain. Tetapi tidak ada pilihan lain. 
                                                          Dalam mempersiapkan dirinya terhadap tantangan abad yang akan datang, semua negara harus mencamkan apa yang diajarkan oleh ilmu ekonomi dan apa pula yang telah ditunjukkan oleh sejarah ekonomi belakangan ini. Bahwa peningkatan kekayaan dan kemakmuran berakar pada peningkatan produktivitas, dan bahwa kunci bagi produktivitas adalah ilmu pengetahuan dan rekayasa. Negara-negara sedang berkembang harus memperhatikan dua pelajaran sejarah pokok: pertama, apabila mereka ingin mengejar kemajuannya, maka tingkat produktivitas prestasinya harus lebih tinggi daripada tingkat yang telah dicapai oleh negara-negara yang unggul dalam persaingan ekonomi dunia. Dan kedua, untuk mencapai tingkat ini, jumlah orang yang terlatih dalam ilmu pengetahuan dan rekayasa harus mengalami peningkatan yang cukup besar. 33 Produktivitas prestasi yang tinggi hanyalah salah satu dari sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh suatu sistem ekonomi nasional. Sifat yang perlu (esensial) lainnya adalah bahwa strukturnya harus seimbang. 
                                                            Sehubungan dengan itu, saya pribadi tidak dapat diyakinkan oleh pandangan mereka yang menyatakan bahwa perekonomian negara-negara industri utama di dunia sekarang ini pada suatu ketika akan berkembang menjadi ekonomi jasa dan informasi. Yaitu sistem ekonomi yang didasarkan hanya pada jasa, perangkat lunak dan informasi. Telah saya katakan bahwa setelah melewati suatu revolusi industri dalam abad yang silam, dan suatu masa pasca-industri selama beberapa dekade yang lalu, beberapa negara telah mengalami suatu revolusi mikro-elektronik yang membawa implikasi segera digantikannya otot manusia dan sekurang-kurangnya sebagian pikiran manusia oleh mesin-mesin, yang kemudian menyebabkan timbulnya ekonomi baru yang terutama didasarkan pada jasa dan informasi. Sungguh agak sulit untuk membayangkan hal ini. 
                                                              Ada dua alasan pokok. Pertama, menurut hemat saya, hanya sedikit negara yang akan membiarkan, apalagi secara sadar mendorong perkembangan sistem ekonomi nasionalnya menjadi suatu perekonomian yang sama sekali tidak memiliki sektor pertanian dan sektor manufakturnya. Dalam lain perkataan, menjadi suatu sistem perekonomian nasional yang tanpa keseimbangan. Semua bukti yang telah kami lihat menunjukkan adanya keinginan semua negara untuk mencapai keseimbangan dalam perekonomiannya. 
                                                                Malahan selalu berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada hanya satu atau dua sektor ekonomi saja. Kecuali apabila dipaksa oleh keadaan yang tidak dapat dikuasai, semua masyarakat akan berkeinginan untuk mengembangkan perekonomian nasionalnya secara seimbang, lengkap dengan perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat otak (brainware) yang diperlukan semua sektor yang sentral bagi pemenuhan kebutuhan dasar kehidupannya, termasuk keamanan.
                                                                  Keseksamaan keseimbangan itu dalam setiap kasus, akan ditentukan oleh setiap masyarakat tergantung pada alas sumberdaya alam dan manusianya yang potensial, dan pada pandangannya sendiri mengenai seberapa jauh masyarakat itu bersedia tergantung pada masyarakat lainnya. 34 Memang terlihat adanya beberapa negara berpenduduk relatif kecil dengan alas sumberdaya (resource base) yang terbatas, yang seolah-olah dipaksa oleh situasinya berkembang menjadi ekonomi jasa yang bertumpu pada perdagangan, jasa keuangan, hiburan dan pariwisata. Namun sukar untuk memandang ekonomi negara-negara kecil ini sebagai gelombang masa depan bagi semua sistem per- ekonomian, khususnya ekonomi negara-negara besar. Kedua, bagaimanakah negara semacam Amerika Serikat akan membayar biaya bahan pangan, energi dan barang-barang manufakturnya apabila ia harus mengimpor segala keperluannya dari luar negeri? 
                                                                    Jasa apa yang harus dijual dan kepada siapa jasa tersebut harus dijual? Kita hanya perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesederhana itu untuk menunjukkan bahwa pada skala besar, sedikit sekali negara-negara yang telah mampu mengembangkan suatu sektor jasa dan keuangan yang kuat tanpa suatu landasan dalam "ekonomi riil", yaitu, sektor-sektor yang menghasilkan produk-produk yang bisa dilihat (tangible). Pada akhirnya, produktivitas dalam ekonomi riil pertanian, bahan mentah, energi, manufaktur atau hasil-hasil pabrik itulah yang menghasilkan peningkatan di dalam pendapatan yang dibelanjakan (disposable income), dan yang merupakan dasar bagi pengembangan sektor jasa dan keuangan di dalam suatu perekonomian. 
                                                                      Dari gambaran mengenai suatu sistem ekonomi, sifat- sifatnya, dan kekuatan-kekuatan yang mendasari sistem itu, kiranya secara implisit sudah jelas kebijaksanaan yang di-perlukan untuk mengembangkan dan melestarikan sistem semacam itu. Untuk membangun suatu sistem semacam itu dan mempertahankan daya saingnya di pasar dalam negeri dan pasar dunia, perlu ditanam sejumlah besar sumberdaya manusia dan alam dari suatu masyarakat selama waktu yang cukup panjang. Sebagaimana halnya di bidang fisika, juga di dalam masyarakat tidak dapat diciptakan sesuatu dari kehampaan. Setiap masyarakat harus bersedia mengeluarkan biaya untuk pendirian sistem ekonominya sendiri serta barang dan jasa yang dihasilkan oleh sistem itu. 
                                                                        Apabila suatu masyarakat menghendaki suatu sistem ekonomi yang efisien dan seimbang, masyarakat itu harus bersedia untuk melakukan investasi di dalam pendidikan formal dan informal, dalam rangka menanamkan nilai-nilai kewirausahaan, kesungguhan bekerja, kerajinan dan perhatian pada yang detail. Di samping itu juga perlu memberikan bobot yang cukup besar pada pengetahuan dan keterampilan di bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa. 35 
                                                                          Setiap masyarakat harus pula bersedia melakukan investasi dalam sarana dan peralatan yang diperlukan oleh ilmu pengetahuan dasar dan dalam pengembangan barang serta jasa baru yang lebih baik dalam bidang-bidang yang pokok bagi eksistensinya sebagai suatu masyarakat, dan bagi berfungsinya masyarakat itu sebagai entitas yang mampu berdaya saing, dan karena itu menjadi anggota yang berguna dalam sistem internasional pertukaran informasi, pengetahuan, barang dan jasa. Seberapa banyak biaya harus diinvestasikan oleh sebuah masyarakat dan berapa tahun lamanya, tergantung pada alas sumberdaya yang ada, tingkat pembangunan dan kendala-kendala yang dihadapinya. Masyarakat dengan tingkat pembangunan yang berbeda akan menghadapi kendala yang berbeda. 
                                                                            Masyarakat berpendapatan tinggi menghadapi masalah dalam memberikan paket insentif keuangan yang menarik, yang dapat merangsang orang-orang kompeten untuk memasuki karier di dalam penelitian dasar, pengembangan, manufaktur, dan rekayasa sistem; dan keluar dari posisi yang memberikan penghasilan lebih tinggi dalam jasa hukum, jasa keuangan, atau real estate. Sedangkan masyarakat berpendapat lebih rendah menghadapi kendala-kendala yang lebih sulit lagi, yaitu keharusan untuk segera mengembangkan prasarana dasar di bidang pendidikan, Iptek dan ekonomi, yang merupakan dasar bagi suatu sistem ekonomi untuk dapat berfungsi dengan baik. 36 
                                                                              Berapa banyak yang harus diinvestasikan oleh suatu masyarakat sebagai landasan demi berjalannya suatu sistem ekonomi secara baik, juga tergantung pada posisi daya saing internasional masyarakat yang bersangkutan serta waktu yang tersedia baginya untuk mampu berdaya saing secara internasional atau mempertahankan daya saingnya. Di dalam penilaian saya sendiri, Amerika Serikat, misalnya, tidak memiliki terlalu banyak waktu lagi untuk mempertahankan daya saing internasionalnya dalam bidang elektronika konsumen, optika konsumen, mobil, atau bahkan pesa- wat terbang berbadan lebar.
                                                                                Nilai Tambah dan Indonesia Masa Depan 
                                                                                Lalu bagaimana dengan Indonesia? Di ujung spektrum yang lain, Indonesia harus dapat mengejar kemajuan dalam waktu satu generasi, apabila ingin menciptakan suatu keunggulan kompetitif dalam industri tertentu yang bertumpu pada tenaga kerja tingkat tinggi, seperti pesawat terbang berbadan sedang, kapal, barang elektronika berharga murah-sedang, dan industri rekayasa. Juga di dalam industri beralaskan tenaga kerja tingkat rendah, seperti tekstil dan barang-barang konsumen tahan lama (consumer durables) dan tidak tahan lama (non-durables) lainnya, yang didasarkan atas kombinasi tenaga kerja dan sumber daya alam. Bagaimanapun bangsa Indonesia telah bertekad untuk melakukan investasi-investasi yang diperlukan. Investasi ini sudah selayaknya disesuaikan dengan kondisi sosial dan geografis masyarakat Indonesia sendiri. Wilayah Indonesia mencakup 17.508 buah pulau dalam suatu kawasan seluas 2 juta kilometer persegi yang terbentang sepanjang 5.000 kilometer dari Sabang hingga Merauke. 
                                                                                  Penduduknya saat ini kurang lebih mencapai 185 juta orang, dan pada tahun 2000 nanti, penduduk Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi 216 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi, sekitar 2,1 persen per tahun. Setiap tahun penduduk bertambah dengan sekitar 3 juta orang. Dan yang lebih penting, setiap tahun pencari kerja baru di Indonesia bertambah sekitar 2,4 juta orang. 37 Angka-angka statistik sederhana ini saja sudah menunjukkan bahwa masalah utama bagi Indonesia adalah memenuhi kebutuhan dasar bagi penduduknya: bahan pangan, kesehatan, pendidikan, udara bersih, perumahan dan lingkungan hidup yang sehat, serta menyempurnakan prasarana ekonominya, yaitu pengangkutan darat, laut dan udara, telekomunikasi, dan energi. Pada saat ini, Indonesia memang telah berswasembada dalam beras, pupuk dan racun hama. 
                                                                                    Namun agar dapat mempertahankan berlanjutnya keberhasilan Indonesia dalam menyelesaikan masalah pertaniannya, khususnya di bidang pangan, tetap ada keperluan untuk terus-menerus menyempurnakan rekayasa industri dan industri peralatan pertanian. Guna meningkatkan nilai tambah hasil-hasil pertanian di masa datang, Indonesia bermaksud hendak menerapkan bioteknologi tumbuh-tumbuhan untuk meningkatkan mutu gizi beras, untuk mengembangkan teknologi penyatuan sel (cell fusion) dan produksi clone kelapa hibrida dan tanaman keras lainnya. Sementara di bidang peternakan, sedang dikembangkan percobaan alat-alat pembantu diagnosa (test diagnostics) untuk penelitian berbagai penyakit tertentu dengan prevalensi tinggi.38 
                                                                                      Hal ini telah mendorong kita untuk menggunakan semua teknologi yang tersedia di dunia, termasuk teknologi canggih sekalipun. Dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar penduduk, khususnya bahan pangan, Indonesia telah lama menggunakan teknik-teknik penginderaan jarak jauh. Dalam pada itu, sifat geografis Indonesia telah menjadikan metode-metode konvensional pemetaan, inventarisasi dan evaluasi sumberdaya alam sukar dilakukan, terlalu mahal, dan terlalu banyak makan waktu. Karena itu digunakan fotografi udara dan gambar rekaman radar dan satelit (Landsat)
                                                                                        Sedangkan untuk memantau cuaca digunakan satelit cuaca NOAA dan GMS (geostationary meteorological satellite). Data GMS juga digunakan untuk memantau arus laut, kawasan-kawasan bertelur dan lain-lain data oseanologis yang relevan untuk perikanan. Dalam penerapan bioteknologi kesehatan, direncanakan pengembangan pembantu diagnosa, vaksin-vaksin terhadap virus hepatitis B, penerapan teknologi fermentasi mutakhir untuk produksi vaksin anti rabies, dan pembangunan sarana-sarana produksi tetracycline dan antibiotika lainnya. Apa yang saya uraikan di atas semua ini menunjukkan betapa perlunya kita melaksanakan pembangunan berorientasi nilai tambah. 
                                                                                          Dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan abad mendatang, semua negara tak terkecuali Indonesia harus merencanakan apa yang diajarkan oleh ilmu ekonomi dan apa pula yang ditunjukkan oleh sejarah ekonomi belakangan ini, bahwa peningkatan kekayaan dan kemakmuran berakar pada peningkatan produktivitas, dan bahwa kunci bagi produktivitas adalah ilmu pengetahuan dan rekayasa.39 Selain itu kita juga dituntut untuk mengembangkan gagasan baru dan visi jauh ke depan.

                                                                                        No comments:

                                                                                        Post a Comment