Pasar Dalam Negeri: Faktor Penggerak
Indonesia
baru saja dalam Orde Baru bisa memikirkan pembangunan ekonomi secara
teratur melalui Repelita, lantas kita sudah ditunjuk harus membuka
pasaran sebebas mungkin. Jepang saja tidak mau. Kita harus berani
mengatakan now my market is for my people.
Kita memerlukannya untuk proses nilai tambah, karena manusia mau
mendapatkan kualitas hidup yang tinggi. Kita tidak mau selalu dibodohi,
tidak mau selalu dipermainkan. Kita mau menjadi potensial seperti
bangsa-bangsa yang lain. Kenapa bangsa Indonesia harus menurut begitu
saja?
Sekarang bagi Amerika bukan bom tapi Yen
yang datang dari Jepang, dan sekarang Jepang melakukan konsolidasi dan
reorientasi dan membangun kembali. Saya yakin Amerika terlalu besar dan
kuat ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Mungkin
pada zaman dulu penjajah boleh berbuat semaunya, tapi zaman generasi
saya dan generasi penerus yang tidak pernah merasakan dijajah menentang
perlakuan itu. Tetapi saya juga tidak boleh overacting
dan kita juga tidak boleh berlebih-lebihan, kita harus pragmatis,
realistis oleh karena itu normal. Mungkin di antara kita ini pada 1950
ada yang belum lahir, atau ayahnya baru lahir. Pada tahun 1950-an tidak
ada satu mobil Jepang di Indonesia, semua mobil buatan Amerika dan
Eropa, karena Jepang belum semaju sekarang, kendati Jepang menguasai
teknologinya, teknologi proses nilai tambah maupun teknologi biaya
tambah, padahal Jepang sudah memulai pembangunan dari zaman Meiji, untuk
menyerap dan menyedot teknologi. Jepang tidak pernah dikuasai oleh
bangsa lain, sedangkan kita bangsa Indonesia selama 350 tahun dijajah
dan dihina Belanda.
Tidak ada produk Jepang baik Toyota
atau Honda atau Nissan tidak dibuat untuk pasaran dalam negeri sendiri,
pasaran Jepang ditutup, yang lain tidak boleh masuk pasaran Jepang.
Pasaran dalam negeri Jepang menjadi motor penggerak utama dari
transformasi bangsanya menuju bangsa yang modern. Pasaran dalam
negerinya dijadikan motor penggerak utama untuk mengembangkan manusianya
agar menjadi lebih canggih, lebih menguasai segala macam teknologi yang
beraneka ragam untuk proses nilai tambah, tidak untuk pamer-pamer atau
diskusi. Pada tahun 1970 mereka telah mengalami transformasi yang terus
menerus, bekerja keras dan melakukan konsentrasi dan sinkronisasi antara
semua usaha di Jepang. Tiba-tiba Jepang muncul di pasaran dunia dengan
program-program dan proyek-proyek yang unggul.
Apa
yang dilaksanakan Jepang itu, adalah normal. Kenapa kita tidak
diperkenankan berpikir seperti Jepang? Kenapa orang masih keberatan
kalau bangsanya sendiri bilang pasaran Indonesia untuk Indonesia yang
kita butuhkan untuk lapangan pekerjaan, untuk memberikan kesempatan
kepada saudara kita dan cucu kita kelak? Kenapa pasar kita masih mau
direbut? Apa segolongan kecil yang sudah biasa menjadi perwakilan dari
perusahaan-perusahaan asing yang mendapat upahnya mau menjadi lebih kaya
terus, sedangkan yang lain tidak kebagian apa-apa? Apa itu perjuangan
bangsa Indonesia? Saya rasa tidak!. Tetapi tidak ada gunanya kita
berdebat atau mengkritik yang penting kita berbuat tanpa bicara dan
bukan untuk mau menjadi hero. Heroisme itu sangat mahal, yang jauh lebih
penting adalah kita bisa mencapai tujuan pembangunan.
Untuk
mengatasi hal ini, di masa-masa yang akan datang, kita bertekad
pelaksanaan produksi dalam negeri atas dasar teknologi canggih serta
integrasi teknologi ke dalam wujud produk baru akan ditingkatkan dan
disempurnakan dengan semakin mempertinggi produktivitas dan efisiensi.
Upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi mengharuskan pelaksanaan
peningkatan disiplin serta penyesuaian mental, di seluruh proses dan
mata rantai produksi teknologi canggih.
Sekarang
kenyataan menunjukkan pada kita tatkala kita masuk ke industri yang
besar, di situ anak-anak muda sudah pandai memanfaatkan super komputer
dan mengadakan formulasi dengan komputer, komputer ini antara lain
dipergunakan untuk merancang atau untuk membuat formula obat sehingga
dari 1000 permutasi itu kemungkinan dia hanya bisa membackup hanya 5
permutasi. Di antara 5 itu ada satu yang harus jadi atau terpakai
sehingga produksi bisa terlaksana hanya dalam 2 atau 3 bulan saja untuk
menghasilkan semua yang dikehendaki. Itu adalah canggih untuk memberikan
jawaban dalam bidang kebutuhan dasar manusia.
Hasil
dari gerak perkembangannya yang pesat dan urgensinya yang kian akut itu
menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sasaran sekaligus
penentu keberhasilan pembangunan nasional. Bisa dimengerti jika salah
satu sasaran pembangunan jangka panjang kedua adalah "Tercapainya
kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan peradaban, serta ketangguhan dan daya saing
bangsa yang diperlukan untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri
serta sejahtera, yang dilandasi nilai-nilai spiritual, moral, dan etik
didasarkaaan nilai luhur budaya bangsa serta nilai keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa."
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan syarat mutlak demi berhasilnya
pembangunan. Tanpa iptek, kekayaan sumber daya alam bahkan dalam jumlah
yang berlimpah-limpah tidak akan menjadi harta yang terkuasai. Sedangkan
dengan dikuasainya iptek, kelangkaan sumber daya alam tidak akan
menjadi hambatan yang tidak teratasi. Kerberhasilan Jepang sebagai
negara industri maju memberikan pembenaran empiris mengenai hal itu.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan hasil produk manusia yang
dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Di dalam proses
peningkatan taraf hidup, iptek sendiri dikembangkan dan disempurnakan
lebih lanjut. Proses ini merupakan siklus yang tidak ada hentinya.
Manusia menghasilkan Iptek, lalu memanfaatkan Iptek tersebut untuk
meningkatkan taraf hidupnya; sementara itu, di dalam taraf hidup yang
telah meningkat, manusia meningkatkan lebih lanjut taraf ilmu
pengetahuan dan teknologinya. Demikian seterusnya.
Oleh
karena itu, dalam setiap upaya pengembangan Iptek di Indonesia
hendaknya diusahakan agar siklus-siklus peningkatan Iptek dan taraf
hidup masyarakat berlangsung sesuai dengan aspirasi kita sendiri, sesuai
dengan aspirasi perjuangaan Bangsa Indonesia, sebelum dan setelah
kemerdekaan. Kita perjuangkan agar siklus-siklus tersebut berlangsung
secara merata di seluruh pelosok tanah air.
Dalam
hal ini, saya tidak mau melihat ilmu pengetahuan hanya untuk ilmu
pengetahuan semata. Ilmu pengetahuan adalah untuk teknologi yang
dibutuhkan dalam pembangunan. Adapun penelitian adalah sesuatu yang
terus berkembang yang dilakukan manusia secara sistematis dan disiplin,
di mana hasilnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pembangunan
adalah untuk manusia, demikian juga tekno- logi. Dengan penerapan Iptek
dalam pembangunan, kita harus melihat manusia sebagai sasaran sekaligus
modal pembangunan. Bangsa Indonesia percaya bahwa kemajuan lestari suatu
negara pada akhirnya akan sangat tergantung pada pengetahuan dan
keterampilan tenaga manusianya.
Di sini manusia
tidak dapat dipisahkan dari Iptek. Iptek terkandung di dalam dirinya dan
di dalam cara-cara hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya
Iptek tidak dapat terlepas dari manusia. Iptek itu hanya ada karena
diciptakan oleh manusia. Kemampuan berfikir manusia yang sistematis,
analitis, mendalam dan jangka panjang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan melahirkan tek- nologi, yaitu cara-cara berdasar ilmu
untuk menghasilkan barang dan jasa. Manusia memanfaatkan teknologi untuk
menyempurnakan proses-proses nilai tambah, yaitu proses-proses merubah
bahan mentah dan barang-barang setengah jadi menjadi barang-barang jadi
yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Teknologi penting karena
merupakan penggerak utama proses nilai tambah tersebut.
Sedangkan
proses nilai tambah itu sendiri merupakan proses kompleks yang berjalan
terus-menerus dan hanya dapat dikatakan berhasil jika pemanfaatan
mesin-mesin, keterampilan manusia, dan material sepenuhnya dapat
diintegrasikan oleh teknologi, sehingga menghasilkan produk barang dan
jasa yang bernilai lebih tinggi dari nilai material dan masukan lainnya.
Karena sifat integratif inilah maka dalam suatu proses ekonomi apapun,
teknologi merupakan unsur paling menentukan dalam proses nilai tambah.
Semakin efisien dan produktif proses-proses nilai tambah, semakin
meningkat taraf hidupnya. Ini berarti, setiap masyarakat di muka bumi
ini memiliki kesempatan membangun dirinya sebagai bangsa, jika tersedia
teknologi yang tepat bagi pengembangan dirinya.
Dalam
kaitan ini, kita dituntut untuk merubah negara kita menjadi suatu
negara yang menjadi perhatian seluruh dunia bukan karena kekayaan
alamnya saja, tapi juga karena kaya dengan kemampuan sumberdaya manusia
dan kapasitas teknologinya.
Untuk itu kita dituntut untuk selalu
mengambil prakarsa yang dijiwai dan diberi inspirasi oleh
aspirasi-aspirasi rak-yat dan alam sekeliling kita. Kita dituntut untuk
selalu membuat inovasi-inovasi yang kreatif dan menguntungkan bagi
Bangsa dan Negara, sehingga proses-proses nilai tambah di bumi Indonesia
ini benar-benar dapat dilakukan oleh putra-putri Indonesia sendiri.
Melalui pelaksanaan proses nilai tambah oleh putra-putri Indonesia
sendiri inilah kita lakukan pemerataan sesuai dengan apa yang
dicita-citakan dalam GBHN.
Karena itu, perlu ditingkatkan keahlian
dan keterampilan tenaga dan lembaga yang tersedia serta daya gunanya
sesuai dengan prioritas pembangunan, sehingga dengan demikian, akan
tercipta landasan nasional bagi pembangunan Iptek yang mampu berswadaya
dalam memecahkan masalah pembangunan nasional.
No comments:
Post a Comment