Teknologi Canggih untuk Nilai
Tambah Tinggi
Jadi bila kita berbicara tentang
teknologi canggih, bukan teknologi canggih yang kita kejar. Salah kalau
dikira bahwa saya sebagai seorang insinyur kebetulan ahli konstruksi
pesawat terbang hanya cinta teknologi canggih. Dan oleh karena itu,
apakah lantas hanya teknologi canggih yang ingin dikembangkan, dan hanya
itu yang disasari untuk pembangunan bangsa? Itu tidak benar, yang saya
sasari adalah proses nilai tambah, proses nilai tambah dari materi yang
harganya rendah, dengan segala ketrampilan dengan usaha dari manusia,
bisa dijadikan hasil produk yang nilainya lebih tinggi, itu proses nilai
tambah. Dari satu unit harganya bisa kita tingkatkan di pasaran menjadi
seratus bahkan seribu, sepuluh ribu atau satu juta dengan memanfaatkan
otak dan ketrampilan manusia.
Atau dengan
perkataan lain memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tepat
dan berguna tanpa memilih apakah itu canggih atau tidak canggih yang
lebih penting bahwa teknologi yang tepat dan berguna itu dapat
dimanfaatkan untuk proses nilai tambah, dapat mengubah materi itu dengan
cepat untuk mendapatkan nilai yang setinggi-tingginya dengan mengontrol
kualitas dan biaya secara terus menerus agar produksi lancar jalannya
dan bisa masuk kedalam pasaran tidak terlambat pada waktunya.
Jadi
jangan salah faham, jangan dikira yang dimaksudkan canggih itu hanya
pesawat terbang saja, membuat obat itu canggih, malahan lebih susah
lagi. Sekarang orang mulai memikirkan biologi, memikirkan molekul dan
dia tahu itu terdiri dari batu-batu, fosfor, protein, dan sebagainya. Di
situ semua itu dikombinasikan sedemikian rupa sehingga bisa diadakan
manipulasi pada Gennya, sehingga berkembang yang dia kehendaki. Jika itu
canggih dan menjadi kebutuhan dasar manusia, maka kita boleh bekerja
dalam bidang itu, tapi bukan hanya itu tujuan kita untuk proses nilai
tambah. Kita harus menguasai teknologi yang tradisional saja, misalnya
teknologi tanaman satu asparagus bisa menghasilkan satu bibit untuk
generasi penerusnya.
Kita harus memanfaatkan kultur jaringan sehingga satu asparagus bisa menghasilkan seratus ribu bibit dengan kualitas yang sama, ini juga teknologi canggih, karena itu kita harus menguasai dan mengembangkannya dan terus tidak tertinggal. Ini baru persoalan mengenai molekul biologi yang banyak pengaruhnya dalam pangan.
Kita harus memanfaatkan kultur jaringan sehingga satu asparagus bisa menghasilkan seratus ribu bibit dengan kualitas yang sama, ini juga teknologi canggih, karena itu kita harus menguasai dan mengembangkannya dan terus tidak tertinggal. Ini baru persoalan mengenai molekul biologi yang banyak pengaruhnya dalam pangan.
Sekarang
saya ingin berbicara tentang energi.
Sebelum transistor, manusia mempergunakan tabung-tabung dengan radio yang besar. Sistem tabung memerlukan energi banyak sekali. Kalau dipegang panas, dan lekas rusak. Sekarang satu tabung yang besar diganti dengan transistor yang mungkin sebesar kuku saja. Akibatnya transistor menyedot energi lebih sedikit dan radionya menjadi kecil, tapi kualitasnya secara keseluruhan lebih baik daripada tabung, lagi pula tidak lekas rusak. Itu kejadian pada tahun 1967. Pada tahun 1970-an ditemukan integrated circuit. Melalui integrated circuit itu bisa disimulasikan apa yang dilaksanakan transistor itu, sehingga pada waktu itu mereka sudah merasa hebat. Dalam transistor itu bisa dimuat equivalent integrated circuit dengan sebanyak 32 transistor. Sudah hebat.
Sebelum transistor, manusia mempergunakan tabung-tabung dengan radio yang besar. Sistem tabung memerlukan energi banyak sekali. Kalau dipegang panas, dan lekas rusak. Sekarang satu tabung yang besar diganti dengan transistor yang mungkin sebesar kuku saja. Akibatnya transistor menyedot energi lebih sedikit dan radionya menjadi kecil, tapi kualitasnya secara keseluruhan lebih baik daripada tabung, lagi pula tidak lekas rusak. Itu kejadian pada tahun 1967. Pada tahun 1970-an ditemukan integrated circuit. Melalui integrated circuit itu bisa disimulasikan apa yang dilaksanakan transistor itu, sehingga pada waktu itu mereka sudah merasa hebat. Dalam transistor itu bisa dimuat equivalent integrated circuit dengan sebanyak 32 transistor. Sudah hebat.
Sekarang dalam perkembangan industri,
satu mega bite untuk satu juta transistor - besarnya barang itu hanya
sebesar kuku saya ini, dan sudah secara seri dibuatnya. Sebentar lagi,
mungkin 1 - 2 tahun keluar 4 juta tabung dengan memakai energi sedikit
saja. Akibat dari itu kita akan punya jam atau komputer yang
kecil-kecil. Arah perkembangan ini kemana? Mereka sudah merancang 64 MB
dalam satu kuku begini. Jadi itu normal. Tetapi kalau suatu bangsa tidak
mau mengadakan investasi untuk bisa mengetahui proses nilai tambah
pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak dari produk-produk yang
saya katakan tadi, itu kurang normal.
Di samping proses
nilai tambah, kita mengenal proses biaya tambah, jika proses nilai
tambah itu kita usahakan mendapatkan titik maksimum atau yang setinggi
mungkin, maka dalam proses biaya tambah kita akan berusaha agar
mendapatkan suatu titik minimum. Apa itu biaya tambah kalau kita sudah
berhasil membuat suatu proses nilai tambah dengan unit yang bisa
melipatgandakan sampai seribu dari harga semula sehingga harga ke
pasaran berlipat kali banyaknya. Dan tidak berhenti disitu, kalau sudah
berhasil membuat produk keluar dari production
line melalui proses nilai tambah dengan mamanfaatkan
teknologi yang tepat guna dengan mengkontrol kualitas, biaya dan jadual
maka belum selesai permasalahannya.
Kita harus menjual barang tersebut, kita harus melaksanakan pemasaran, kita memikirkan finishing, kita harus memikirkan direct operating cost, kita harus memikirkan layanan purna jual, dan memikirkan product support. Saya harus berusaha agar supaya memanfaatkan produk tersebut dan bisa menghasilkan uang dari pelayanan, sehingga hasil dari itu semua lebih banyak untuk belanja dari pada semula. Untuk itu dibutuhkan biaya, biaya yang dibutuhkan untuk itu tidak bisa kita optimumkan seperti proses nilai tambah, kita harus berusaha supaya menjadi minimum, seminimum mungkin dikeluarkan uang untuk semua biaya-biaya yang di butuhkan tadi.
Kita harus menjual barang tersebut, kita harus melaksanakan pemasaran, kita memikirkan finishing, kita harus memikirkan direct operating cost, kita harus memikirkan layanan purna jual, dan memikirkan product support. Saya harus berusaha agar supaya memanfaatkan produk tersebut dan bisa menghasilkan uang dari pelayanan, sehingga hasil dari itu semua lebih banyak untuk belanja dari pada semula. Untuk itu dibutuhkan biaya, biaya yang dibutuhkan untuk itu tidak bisa kita optimumkan seperti proses nilai tambah, kita harus berusaha supaya menjadi minimum, seminimum mungkin dikeluarkan uang untuk semua biaya-biaya yang di butuhkan tadi.
Itu yang dikenal
dengan perdagangan atau trick bagi suatu lembaga keuangan atau leasing
company dan sebagainya, itu semua biaya tambah. Tidak ada leasing company untuk pesawat terbang jika
industri pesawat terbang Boeing tidak berhasil membuat pesawat
terbangnya. Tidak ada leasing company untuk produk dalam prasarana
ekonomi, jika tidak ada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
prasarana ekonomi tersebut. Tetapi perusahaan-perusahaan atau aktifitas
dalam biaya tambah itu harus mengoptimasi, tapi optimasi dalam hal itu
tidak sama dengan maksimum tapi optimasi tersebut sama dengan minimum.
Harus dicari biaya paling rendah untuk mencapai sasarannya. Untuk bisa
membuat itu, tidak bisa dilaksanakan secara kebetulan atau dengan
perkataan matematik secara random, harus dilaksanakan secara terprogram,
harus dimanfaatkan komputer, dikembangkan software, dibuat mathematical
model, harus diekonometrik.
Saya kira yang sekarang menjadi pilihan
di fakultas-fakultas adalah ilmu pasti dan ilmu alam, dalam hal ini
statistik tidak begitu menentukan. Tetapi sekarang, tidak ada seorang
ekonom bisa berkembang menjadi ekonom yang unggul jika tidak menguasai
atau mengerti ilmu pasti, logika dan juga statistik dan harus berani
membuat modelnya, membuat komputer dan mengadakan evaluasi dan
analisisnya untuk meminimumkan biaya. Untuk bisa melaksanakan itu, kita
harus memanfaatkan teknologi tepat guna dan dalam hal ini teknologi yang
canggih.
Jadi tidak benar kalau kita konsentrasi
kepada teknologi tradisional, dan teknologi yang canggih disingkirkan
saja karena tidak bisa kita capai. Kita tidak akan bisa bersaing dengan
siapapun juga di dunia ini, jika tidak menguasai teknologi tepat guna
yang juga teknologi canggih, karena masalah yang kita persoalkan adalah
hasil-hasil produk teknologi canggih, dan prasarana ekonomi.
Dalam
hal ini secara sengaja tadi saya memulai dengan definisi proses nilai
tambah, proses biaya tambah, maksimum, minimum, optimisasi dari kedua
proses, dan kombinasi maksimum dan minimum. Orang yang menguasai ma-
tematika dia tahu persamaan-persamaannya, dan hal itu bisa menjadi
kompleks dan untuk mendapatkan optimum dari itu tidak bisa diberikan
suatu kesimpulan melainkan harus diadakan aproksimasi. Kita harus
membiasakan berpikir kedalam iklim yang saya katakan itu tapi saya baru
bicara mengenai materi, dan pemanfaatan teknologi canggih untuk
mengoptimasi dengan meminimumkan proses biaya tambah materi yang
mengalami proses nilai tambah dan masuk di pasaran, baik pasaran
domestik, pasaran regional, maupun pasaran dunia.
Bersambung
Bersambung
No comments:
Post a Comment