Dalam pada itu, agaknya perlu
disadari
bahwa tidak pernah ada teknologi untuk proses nilai tambah yang
dikembangkan berdasarkan hanya satu macam ilmu pengetahuan saja. Selalu
teknologi itu didasarkan minimal pada dua atau tiga ilmu. Oleh karena
itu perlu dibangun suatu sistem informasi ilmiah nasional yang
dihubungkan dengan jaringan informasi dunia, dalam rangka meningkatkan
arus informasi ilmiah yang dihasilkan baik di dalam maupun di luar
negeri, oleh bangsa lain dan badan internasional. Informasi yang
diperlukan untuk mengembangkan teknologi tertentu akan diambil dari
sistem informasi ini. Cara ini akan mengoptimumkan sumberdaya informasi
itu sendiri.
Namun demikian, sekalipun kita
mampu
memahami kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibuat di seluruh
dunia, dan sanggup juga mengarahkan perkembangan ini kepada tujuan
nasional, masih tetap diperlukan adanya mekanisme untuk "memusatkan"
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan diperolehnya manfaat
bagi proses nilai tambah yang produktif di dalam negeri, untuk dapat
mencapai tujuan Pembangunan Nasional dan meningkatkan taraf kehidupan
bangsa.
Untuk tujuan ini, telah dirumuskan
apa
yang disebut dengan "Matriks Nasional Riset dan Teknologi", yang
bertujuan untuk memusatkan perhatian masyarakat ilmiah dan masyarakat
umum pada tujuan yang harus diemban oleh ilmu pengetahuan dan teknologi
yang akan dikembangkan di Indonesia.
Tujuan lebih luas
yang harus diemban oleh ilmu penge- tahuan dan teknologi di Indonesia
itu tiada lain adalah konsisten pada keyakinan bahwa kemajuan lestari
suatu bangsa pada akhirnya bertumpu pada pengetahuan dan keterampilan
sumberdaya manusia yang dimilikinya; dan bahwa karena itu pembangunan
potensi sumberdaya manusia Indonesia merupakan inti pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka manusia Indonesia yang mempunyai potensi
nasional itu harus kita bina. Ia harus kita kembangkan.
Untuk
itu, pertama kita harus memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan yang
bersifat mendasar: pangan yang bergizi, kesehatan, pendidikan, pakaian,
pemukiman dan sebagainya. Ia harus kita lengkapi dengan sumber daya alam
dan energi sehingga kemampuannya menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
dirinya sendiri serta masyarakatnya bertambah. Dan untuk itu, ia juga
harus diberi kesempatan mendapatkan suatu pekerjaan yang produktif,
dalam arti mampu menambah nilai pada bahan mentah. Untuk itu diperlukan
proses nilai tambah, terutama dalam proses industrialisasi dalam arti
luas; yaitu segenap proses yang memungkinkan manusia merubah dan
menyempurnakan bahan mentah menjadi barang jadi atau jasa yang berguna
bagi masyarakat dan karena itu diberi nilai yang lebih tinggi dibanding
bahan mentahnya.
Manusia Indonesia harus pula dapat
mempertahankan diri dan keluarganya, sumber daya alamnya serta hasil
karyanya terhadap gangguan dan ancaman dari dalam maupun dari luar
masyarakatnya: manusia Indonesia seperti halnya semua manusia di bumi
ini, membutuhkan program pertahanan/keamanan. Dan, karena manusia bukan
benda mati tetapi mempunyai perasaan, etika, tradisi, agama, kebuda-yaan
dan kemampuan mengatur kehidupan masyarakatnya, maka haruslah pula
dikembangkan pengetahuan manusia mengenai aspek sosial budayanya,
ekonomi, falsafah hidupnya dan segi-segi kehidupan lainnya.
Oleh
karena itu, dalam Matriks Nasional Ristek ini telah ditetapkan adanya
lima bidang prioritas bagi riset dan teknologi Indonesia, yaitu:
Pertama,
kebutuhan dasar manusia, sebagai
unsur mu-tlak untuk mempertinggi nilai manusia Indonesia sebagai mahluk
yang berharkat dan sebagai potensi pembangunan bangsa dan negaranya;
Kedua,
sumber daya alam dan energi, karena
manusia membutuhkan sumber daya ini sebagai bahan untuk mengolahnya
dalam proses produksi dan sebagai sarana mempertinggi nilai pembangunan
melalui peningkatan keterampilan;
Ketiga,
industrialisasi, karena manusia
membutuhkan proses nilai tambah untuk mengolah bahan dasar menjadi
barang dan jasa, guna memenuhi kebutuhannya sendiri serta untuk
mendapatkan penghasilan melalui pertukaran barang dan jasa dalam pasaran
nasional dan dunia;
Keempat,
pertahanan/keamanan, karena manusia Indo- nesia perlu mempertahankan
dirinya terhadap hambatan, ancaman, tantangan dan gangguan terhadap
dirinya, sumber kehidupannya serta hasil karyanya. Di samping banyak
pula hasil teknologi pertahanan yang pada suatu ketika dapat
dimanfaatkan untuk keperluan produksi barang dan jasa di masa damai,
seperti satelit untuk komunikasi, untuk mengamati cuaca, untuk mencari
dan menginventarisasi sumberdaya alam dan sebagainya;
Kelima,
sosial-budaya, ekonomi dan falsafah,
karena manusia sebagai mahluk Tuhan, dalam memenuhi kebutuh- annya,
memanfaatkan sumber daya alam, menjalankan proses industrialisasi, dan
dalam mempertahankan dirinya, akan bertumpu dan diarahkan oleh
kebudayaannya, falsafah hidupnya serta oleh kemampuannya menganalisis
dan mengatur kehidupan bermasyarakat.
Sistem persenjataan yang dikembangkannya, misalnya, akan sangat dipengaruhi oleh penilaiannya tentang siapa dan apa yang menjadi ancaman baginya.
Sistem persenjataan yang dikembangkannya, misalnya, akan sangat dipengaruhi oleh penilaiannya tentang siapa dan apa yang menjadi ancaman baginya.
Kelima
bidang tersebut dikembangkan menurut perinciannya ke dalam empat matra,
yaitu (a) darat; (b) laut; (c) udara, termasuk dirgantara, dan (d)
lingkungan hidup.
Mengapa kelima bidang tersebut
terbagi
dalam empat matra?
Jawabannya cukup sederhana, karena tanah air kita merupakan suatu wilayah laut yang terisi oleh daratan dengan udara di atasnya; dan karena kelestarian lingkungan perlu mendapatkan perhatian tersendiri.
Jawabannya cukup sederhana, karena tanah air kita merupakan suatu wilayah laut yang terisi oleh daratan dengan udara di atasnya; dan karena kelestarian lingkungan perlu mendapatkan perhatian tersendiri.
Bila kelima bidang prioritas dan
keempat
matra tersebut kita gambarkan, maka kelima tujuan tadi membentuk
kolom-kolom Matriks Nasional Riset dan Teknologi, sedangkan keempat
matranya membentuk baris-baris Matriks. Dengan demikian, terbentuklah
suatu matriks lima-kali-empat, alias terdiri dari duapuluh elemen.
Kelima
prioritas nasional di bidang riset dan teknologi itu secara integral
telah mengandung pandangan manusia Indonesia sebagai potensi nasional
untuk menghadapi tantangan pembangunan. Namun demikian, hendaknya
disadari bahwa hal itu barulah merupakan pendekatan pertama. Secara
implisit hal ini berarti, bahwa kita membutuhkan tindak lanjut
pengecekan dan penyempurnaan secara bertahap, baik yang menyangkut
materi program-program riset tersebut, maupun tata cara dan modus
operandi penentuan urutan prioritas serta pelaksanaan kegiatan riset itu
sendiri.
Pembatasan-pembatasan ruang lingkup
kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi memang dibutuhkan seperti
tercermin dalam GBHN, karena kita harus menyesuaikan kebutuhan dan
kemampuan kita, baik mengenai sumber dana, maupun yang menyangkut
kapasitas tenaga riset yang kita miliki.
Selanjutnya,
kendatipun kelima bidang tersebut memperoleh perhatian yang sama,
pengembangan industri di masa depan akan lebih ditekankan. Hal ini
didasarkan kepada pertimbangan bahwa tujuan utama pembangunan nasional
jangka panjang adalah membentuk struktur ekonomi yang lebih seimbang,
dengan peningkatan secara berarti peranan industri domestik dalam
pendapatan nasional sambil mempertahankan sektor pertanian yang kuat.
Dalam proses ini, upaya mentransformasikan bangsa Indonesia menjadi
suatu bangsa yang maju teknologi dana industrinya terasa mendesak. Sebab
transformasi teknologi dan industri secara cepat merupakan satu-satunya
jawaban pada masalah penyediaan kesepatan kerja yang produktif. Juga
merupakan lintasan yang tepat menuju penguasaan teknologi tinggi, bagi
tercapainya dimensi baru kehidupan Bangsa Indonesia, yang maju, mandiri
dan sejahtera.
Melihat cakupannya seperti itu
tampaklah
bahwa Matriks Nasional Riset dan Teknologi yang kita kembang- kan,
secara integral telah mengandung unsur-unsur yang perlu untuk memberi
isi pada pernyataan bahwa pembangunan kita adalah untuk manusia
Indonesia seutuhnya dan untuk masyarakat Indonesia seluruhnya.
Identifikasi
terhadap topik atau program tersebut penting dilakukan, mengingat
perlunya peningkatan efisiensi dan efektivitas tenaga serta dana
penelitian dan pengem- bangan yang memang sangat terbatas; terutama
tenaga- tenaga penelitian. Besar pula harapan pemerintah bahwa
identifikasi topik riset dan teknologi yang berprioritas nasional
tersebut dilakukan secara seksama, karena niat pe-merintah adalah untuk
membatasi pemberian dana dari APBN hanya pada proyek penelitian dan
pengembangan di dalam topik atau program riset dan teknologi yang
diprioritaskan tadi.
Penjabaran identifikasi topik atau
program nasional riset dan teknologi tersebut dalam bentuk suatu matriks
dapat kami perlihatkan kegunaannya, antara lain bersumber pada arti
dari penyebaran topik atau program nasional tersebut, antara
elemen-elemen atau sel-sel dalam Matriks. Misalnya saja, kita dapat
menarik suatu diagonal dari kiri atas ke kanan bawah Matriks tersebut,
atau katakanlah dari elemen ("pangan dan gizi", "darat") ke, katakanlah,
elemen ("politik, hukum dan perundang-undangan", "lingkungan").
Seandainya
kemudian ternyata bahwa sebagian terbesar dari topik ataupun program
riset dan teknologi yang dipandang berprioritas nasional terletak di
bawah diagonal tersebut, maka ini berarti bahwa tidak perlu diberikan
perhatian terlalu banyak pada masalah yang menyangkut
("industrialisasi", "darat") ataupun topik yang menyangkut masalah
pertahanan/keamanan baik di darat maupun di laut; dan sama sekali
mengabaikan masalah sosial budaya dan falsafah yang tentunya tidak
dibenarkan.
Dengan kata lain, penjabaran topik
ataupun program berprioritas nasional dalam bentuk Matriks tersebut,
dapat mendorong semua pihak untuk berpikir secara menyeluruh tanpa lupa
untuk mengisi salah satu dari elemen-elemen dalam Matriks Nasional
Ristek itu, kecuali jika kita yakin betul bahwa memang salah satu sel
atau elemen dalam Matriks tersebut tidak perlu diisi.
Namun
demikian, kendatipun kelima bidang tersebut memperoleh penekanan yang
sama, dinamika industrialisasi yang berkembang cepat belakangan ini
menjadi pusat perhatian kita. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
tujuan utama pembangunan nasional jangka panjang adalah untuk membentuk
struktur ekonomi yang lebih seimbang, dengan peningkatan secara berarti
peranan industri domestik dalam pendapatan nasional sambil
mempertahankan sektor pertanian yang kuat. Dalam proses ini, upaya
mentrasformasikan bangsa Indonesia menjadi suatu bangsa yang maju
teknologi dan industrinya terasa amat mendesak. Sebab, transformasi
teknologi dan industri secara cepat merupakan satu-satunya jawaban pada
masalah penyediaan kesempatan kerja yang produktif kepada sekitar 2,4
juta angkatan kerja Indonesia (per tahun).
Dalam
rangka mempercepat proses transformasi teknologi dan industri ini kita
memerlukan apa yang disebut tahap-tahap dan wahana transformasi
teknologi dan industri. (diuraikan secara lebih mendalam pada bagian
lain, red).
Jika kelima bidang Matriks Nasional
Ristek di atas dihubungkan dengan kedelapan wahana utama transformasi
teknologi dan industri, maka akan tampak betapa eratnya kaitan antara
kedua hal ini. Kelompok kebutuhan dasar manusia mencakup wahana
mekanisasi alat pertanian; kelompok sumberdaya alam dan energi mencakup
wahana industri energi; kelompok industrialisasi mencakup perhubungan
darat, laut, udara, industri telekomunikasi, dan industri rekayasa;
sedangkan kelompok pertahanan dan keamanan mencakup industri
pertahanan-keamanan.
Bersambung
Bersambung
Sumber: Prof. B.J. Habibie
Foto oleh: Arip Nurahman
Lokasi: Desa Bangunharja
"Perencanaan penelitian dan pengembangan dalam sebuah tujuan adalah suatu upaya untuk menggapai cita-cita kita yang mulia selaku umat manusia"
~Arip~
No comments:
Post a Comment