Satu hal penting yang membedakan ilmuwan
negara berkembang dengan negara-negara maju adalah, selain mereka
dituntut untuk memiliki kapasitas keilmuan, mereka juga menyandang
predikat sebagai agent of social change.
Dalam kaitannya dengan upaya memenuhi predikat ini, ilmuwan Indonesia
hendaknya menyadari bahwa kita hidup dalam suatu masyarakat yang sedang
giat membangun.
Artinya, kita hidup dalam suatu masyarakat yang sedang berjuang menghadapi masalah yang masih sangat mendasar sifatnya: masalah bagaimana memperoleh makanan yang cukup dan bergizi; masalah bagaimana menjaga dan meningkatkan kesehatan; masalah bagaimana meningkatkan taraf pendidikan dan sebagainya. Kita masih hidup dalam keadaan yang serba terbatas. Kita hidup di tengah-tengah keadaan di mana jumlah dan kerumitan persoalan masih melampaui kemampuan kita untuk menganalisisnya secara tepat, apalagi memecahkannya.
Artinya, kita hidup dalam suatu masyarakat yang sedang berjuang menghadapi masalah yang masih sangat mendasar sifatnya: masalah bagaimana memperoleh makanan yang cukup dan bergizi; masalah bagaimana menjaga dan meningkatkan kesehatan; masalah bagaimana meningkatkan taraf pendidikan dan sebagainya. Kita masih hidup dalam keadaan yang serba terbatas. Kita hidup di tengah-tengah keadaan di mana jumlah dan kerumitan persoalan masih melampaui kemampuan kita untuk menganalisisnya secara tepat, apalagi memecahkannya.
Betapapun jumlah
dan ketajaman ilmuwan telah dapat ditingkatkan, dan bagaimanapun majunya
ketepatan dan kemampuan alat-alat yang kita miliki, fakta kehidupan
sehari-hari menunjukkan bahwa perkembangan ini disusul secara dramatis
oleh semakin peliknya masalah yang harus dipecahkan.
Memang
banyak hal yang telah kita capai selama beberapa Pelita terkahir ini.
Namun masih banyak lagi yang harus kita lakukan. Oleh karena itu,
sebagai sekelompok anggota masyarakat yang dikaruniai sedikit-banyak
penge- tahuan di bidangnya masing-masing, sudah selayaknya kita berusaha
membantu memecahkan masalah kongkrit yang dihadapi oleh masyarakat.
Tepatlah kiranya jika kita bersama-sama mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat
menghasilkan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh bangsa kita.
Kita
ini hidup di tengah-tengah suatu lingkungan dalam dan luar negeri dalam
mana keterbatasan kita akan ketiga unsur pokok pengembangan riset dan
teknologi bukan tidak teratasi. Karena itu kita tidak perlu berkecil
hati akan dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan itu dalam waktu
sesingkat-singkatnya sehingga mampu dalam waktu 1/2 dasawarsa yang akan
datang melaksanakan tekad bersama kita menciptakan dan memantapkan
kerangka landasan bagi tumbuh dan berkembangnya Bangsa Indonesia untuk,
di atas kekuatan sendiri, menuju ke perwujudan masyarakat idamannya.
Sementara
itu, kita harus pandai-pandai menggunakan dana dan daya yang terbatas
itu seoptimum mungkin dan dalam koordinasi yang baik dengan melakukan
pilihan teknologi yang setepat-tepatnya. Dana dan daya yang terbatas itu
harus digunakan untuk mengalihkan dan mengembangkan teknologi di dalam
proses nilai-tambah yang mempunyai dampak penggandaan (multiplier
effect) yang paling besar dalam arti mengakibatkan dikembangkannya
teknologi di sebanyak mungkin proses nilai tambah lainnya melalui
kaitan-kaitan ke muka dan ke belakang.
Dengan perkataan
lain, dana dan daya yang terbatas itu harus digunakan untuk mengalihkan
teknologi di dalam proses nilai tambah yang memenuhi kedua persyaratan
un- tuk menjadi suatu wahana bagi peningkatan lain kebutuhan suatu
sektor tertentu, utamanya pertanian dan industri. Dana dan daya yang
langka harus dimanfaatkan untuk mengalihkan dan mengembangkan teknologi
proses nilai tambah di dalam mana dapat dilaksanakan rencana produksi
progresif dan yang mempunyai dampak penggandaan besar sekaligus
menghasilkan barang dan jasa yang langsung dapat dipasarkan di
masyarakat, baik masyarakat da- lam negeri, masyarakat regional ataupun
masyarakat dunia.
Cara pemilihan teknologi demikian itu
akan menghasilkan penggunaan optimum dana dan daya yang terbatas,
mempercepat proses pengalihan teknologi dan sekaligus akan mengalihkan
dan menyebabkan dikembangkannya teknologi dalam komposisi yang sehat dan
dalam jumlah yang wajar.
Karena komposisi tersebut tidak akan
mengherankan jika kita banyak mencurahkan perhatian pada keterbatasan
sumber daya manusia dan usaha peningkatan mutu sumber daya itu. Dalam
hubungan ini, perlu kiranya diperhatikan bahwa pendidikan di universitas
tidak hanya harus relevan dengan program yang diselenggarakan badan dan
pusat penelitian dan pengembangan dan satuan-satuan usaha.
Di lain pihak, pendidikan dasar dan menengah harus relevan dengan kurikulum pendidikan tinggi. Keterkaitan kurikulum dan program tersebut harus berawal dari pemakai tenaga terdidik ke arah jenjang pendidikan yang semakin rendah. Karena pendidikan tenaga terdidik perlu sekali tidak berhenti selepas meninggalkan lembaga pendidikan, maka juga di dalam laboratorium dan satuan usaha harus diselenggarakan program kegiatan pemeliharaan dan peningkatan pengetahuan.
Di lain pihak, pendidikan dasar dan menengah harus relevan dengan kurikulum pendidikan tinggi. Keterkaitan kurikulum dan program tersebut harus berawal dari pemakai tenaga terdidik ke arah jenjang pendidikan yang semakin rendah. Karena pendidikan tenaga terdidik perlu sekali tidak berhenti selepas meninggalkan lembaga pendidikan, maka juga di dalam laboratorium dan satuan usaha harus diselenggarakan program kegiatan pemeliharaan dan peningkatan pengetahuan.
Telah
menjadi pengetahuan kita bersama, bahwa akti- vitas ilmu pengetahuan
dan pengembangan teknologi di Indonesia masih merupakan sebagian kecil
saja dari seluruh porsi kehidupan kita. Kegiatan riset dan teknologi
hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan kegiatan pemerintah. Penelitian dan pengembangan merupakan bagian yang sangat kecil dari proses
produksi barang dan jasa di negeri ini.
Kendala
(constraint) yang paling besar
dalam pengem- bangan ilmu pengetahuan, riset dan teknologi bukanlah
terutama terletak pada terbatasnya dana dan prasarana walaupun kedua hal
itu memang merupakan faktor penghambat juga melainkan karena
terbatasnya tenaga ilmiah dan penelitian yang terampil. Bukan saja
tenaga-tenaga peneliti dan ahli-ahli teknologi, tetapi juga
tenaga-tenaga penunjang penelitian dan pengembangan teknologi, seperti:
tenaga pelaporan, tenaga dokumentasi, programmer dan sebagainya.
Karena
itu, prioritas utama dalam segala usaha kita mengembangkan Iptek
haruslah diletakkan pada pengembangan manusia sebagai modal utama
kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia ilmuwan itulah modal
utama kita. Pengembangannya harus kita utamakan.
Penilaian
sebagai seorang ilmuwan yang berhasil, sebagai seorang ahli yang
terkemuka dalam bidangnya, bukanlah dilihat berdasarkan banyaknya gelar
kesarjanaan yang diperolehnya, bukanlah ditentukan oleh berapa banyak
pelajaran yang dia peroleh, tetapi terutama ditentukan oleh
keberhasilannya memecahkan problema yang sulit dan sekaligus mempunyai
arti dari sudut kepentingan masyarakat. Penilaian seseorang sebagai
ilmuwan didasarkan pada sumbangannya bagi kepentingan masyarakat.
Dalam
upaya turut memecahkan problema masyarakat itu ada hal yang perlu
diperhatikan, bahwa Probleemstellingen
bagi ilmuwan-ilmuwan Indonesia harus berbeda dari ilmuwan-ilmuwan
lainnya. Probleemstellingen
ilmuwan-ilmuwan bangsa Indonesia harus berorientasi pada sasaran-sasaran
Perjuangan Bangsa Indonesia.
Ini merupakan
tantangan bagi para ilmuwan Indonesia, agar mereka mempunyai
keterampilan yang sama mutunya dengan keterampilan ilmuwan-ilmuwan lain
di dunia, dengan menunjukkan hasil-hasil karya yang tidak kalah
bobotnya.
Peningkatan keterampilan ini dapat
dicapai antara lain dengan mendorong mereka untuk secara konsisten dan
terus-menerus memperdalam dirinya pada serangkaian masalah tertentu
sesuai dengan program.
Hanya dengan cara tekun dan
terus-menerus melaksanakan program yang sama secara konsisten dapatlah
tercapai hasil yang lebih sempurna. Sebaliknya, mengubah-ubah cara
pendekatan dan mengganti-ganti program justru bisa menggagalkan
tercapainya aproksimasi sempurna.
Ini mempunyai
implikasi tertentu baik bagi pimpinan nasional maupun bagi para
pelaksana. Bagi pimpinan nasional ini berarti bahwa ia harus berani
menentukan satu cara pendekatan, satu program yang dinilainya benar dan
tidak lekas-lekas terlalu pagi mengubah cara pendekatannya jikalau cara
itu tidak cepat-cepat menghasilkan jawaban yang mendekati eksak.
Konsekuensi dari usaha menyelesaikan masalah atas dasar dana dan daya
yang terbatas menuntut agar suatu cara pendekatan harus dilaksanakan
secara konsekuen.
Sebaliknya, bagi para pelaksana hal
inipun berarti bahwa mereka, di bidangnya masing-masing, harus pula
semakin mendalam menguasai permasalahan yang dihadapinya dan secara
metodik penyelesaiannya, serta harus dijaga agar tidak lekas-lekas
berpindah dari satu problema ke problema yang lain. Hanya dengan cara
semakin mendalam menguasai problema, hanya dengan cara semakin cermat
mengikuti metodik dan sistematik, dapatlah dilahirkan kemahiran.
Lebih
dari pada itu, sekalipun masalah yang dihadapi seolah-olah
terselesaikan, masih ada gunanya untuk terus-menerus mengikutinya.
Karena dengan demikian, keterampilan menyelesaikan masalah akan dapat
diteruskan pada generasi peneliti dan ilmuwan berikutnya. Investasi
seperti ini perlu dilakukan demi kelestarian keterampilan yang telah
diperoleh melalui pelaksanaan program secara konsisten.
Selain
perlu adanya ketekunan dan konsistensi program, teknologi hanya akan
dapat dikuasai jika para ilmuwan terlibat secara kongkret dalam proses
nilai tambah, dengan cara meneliti setiap detil bahkan sampai yang
terkecil, meliputi seluruh tahap pemanfaatannya dalam proses
transformasi industri.
Kita harus berpikir rinci mengenai
bagaimana produk Indonesia dapat memenuhi persyaratan mutu, jadwal dan
harga. Hanya dengan beranalisis secara sistematis dan mendetil dapat
kita selesaikan masalah kita. Mutu keseluruhan kebijakan yang kita
tetapkan ditentukan oleh mutu pemikiran kita mengenai detil-detil
persoalan.
Kita juga harus terbiasa berfikir dengan
berorientasi pada penyelesaian masalah. Sudah sejak lama kita
seharusnya meninggalkan cara berfikir terkotak-kotak. Sudah terlalu lama
kita berprasangka, bahwa mengenai masalah tertentu hanya para insinyur
sajalah yang dapat berbicara, atau hanya para ekonom, atau para akuntan,
atau para ahli hukum saja.
Kita harus berpadu. Kita harus berfikir
secara integral. Kita harus mengkonvergensikan pandangan para insinyur
dengan pandangan para ekonom, para ahli hukum, para akuntan, para ahli
psikologi, para ahli komputer, dan seterusnya. Kita harus memperpadukan
semuanya, baik swasta maupun pemerintah, baik yang terorganisasi maupun
yang informal, baik yang memiliki gelar kesarjanaan maupun tidak.
Hanya
dengan cara bekerjasama kita bisa mengoptimumkan segenap kemampuan kita
untuk merebut kapabilitas nasional di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, sebagai faktor penentu dalam rangka menuju masyarakat
Indonesia yang maju, mandiri, dan modern, serta sejahtera lahir batin.
Bersambung
Bersambung
Sumber: Prof. B.J. Habibie
Foto oleh: Arip Nurahman
Lokasi: Desa Bangunharja
"Melahirkan masyarakat yang hebat adalah tugas kita semua yang utama adalah mencari kedamaian dan kesejahteraan semua manusia"
~Arip~
No comments:
Post a Comment