Prioritas
Kegiatan Riset dan Teknologi
Dengan demikian,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikembangkan di Indonesia
adalah Iptek yang dalam waktu sesingkat-singkatnya dapat menghasilkan
penyelesaian masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia. Karena terbatasnya
dana, fasilitas dan tenaga, maka untuk sementara ini belum dapat
dilakukan investasi dalam kemampuan menyelesaikan masalah dalam topik
ilmu pengetahuan yang sifatnya universal (riset dasar). Untuk sementara,
hal terakhir ini dapat diperoleh dari pusat ilmu pengetahuan dunia.
Selain
itu, proses pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia
mengharuskan dijalankannya usaha-usaha pembangunan dalam batas-batas
potensi teknologis dan potensi ekonomis yang dimiliki Bangsa Indonesia
sendiri. Karena itu, wajar jika teknologi yang dipergunakan dalam
melaksanakan usaha-usaha pembangunan di sini adalah teknologi yang
secara internasional telah dianggap teknologi yang telah teruji, bukan
teknologi yang masih perlu diuji coba.
Keputusan
pemilihan salah satu di antara berbagai teknologi teruji yang ada di
dunia untuk diterapkan di Indonesia didasarkan atas dua macam evaluasi.
Pertama
adalah evaluasi makro. Baik evaluasi
makro-ekonomi yang meninjau dampak suatu teknologi terhadap persediaan
devisa dan dana dalam negeri, kesempatan kerja, neraca pembayaran dan
sebagainya, maupun evaluasi dampaknya terhadap lingkungan.
Kedua
adalah evaluasi mikro, yaitu evaluasi
mendetil dari sudut teknologi dan "engineering". Evaluasi mendetil ini
perlu karena berdasarkan pengalaman kami sebagai ilmuwan dan insinyur
menjadi pelajaran bahwa, ketepatan penilaian mengenai mutu produk yang
dihasilkan dengan suatu teknologi tertentu sangat tergantung pada kemam-
puan melakukan evaluasi teknologis yang mendetail serta penguasaan ilmu
alam dan ilmu pasti yang melandasi teknologi yang dievaluasi.
Oleh
karena teknologi teruji yang hendak diterapkan di Indonesia belum
dikembangkan sendiri, maka harus diterima kenyataan bahwa melakukan
evaluasi teknologi secara mendetil itu tidak mudah. Namun demikian, mau
tidak mau pilihan teknologi harus dibuat. Karena itu, para ilmuwan dan
ahli teknologi Indonesia harus terjun dalam proses evaluasi secara
mendetil terhadap teknologi yang telah teruji itu untuk menilai mutu
serta kegunaannya bagi pembangunan di Indonesia.
Keterlibatan
para ilmuwan dan ahli teknologi Indonesia dalam evaluasi mendetil
terhadap teknologi yang secara internasional telah dianggap teruji
inilah yang dimaksud de-ngan orientasi terapan riset dan teknologi
Indonesia. Meng- ingat langkanya sumberdaya, mendesaknya tuntutan
pembangunan serta perlunya diambil keputusan pemilihan teknologi yang
seoptimal mungkin, maka prioritas tertinggi akan diberikan pada ilmu
pengetahuan terapan. Dengan demikian, kegiatan riset dan teknologi
Indonesia dewasa ini dan di waktu mendatang katakanlah selama
sepuluh-duapuluh tahun akan lebih menekankan kegiatan riset dan
teknologi terapan dalam bidang industrialisasi yang erat hubungannya
dengan penyediaan lapangan kerja dan pemerataan.
Akan
halnya menyangkut upaya pengembangan ilmu dasar, sejauh yang
dimungkinkan oleh perjanjian kerjasama internasional dan bilateral,
hasil penelitian dasar akan disadap dari negara-negara maju dan badan
internasional. Dalam hal ini, para ilmuwan Indonesia dengan minat dan
bakat tertentu, akan dimungkinkan untuk bergabung de-ngan laboratorium
dan lembaga penelitian di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat,
Republik Federal Jerman, Prancis, Jepang, dan Inggris dan negara-negara
berkompeten lainnya. Pemanfaatan minat dan bakat mereka dengan cara ini
dirasakan jauh lebih baik daripada menggunakan sumberdaya langka untuk
membangun kelengkapan penelitian dasar di Indonesia sendiri.
Ini
tidak berarti bahwa di Indonesia tidak akan dilaku- kan penelitian dan
pengembangan di dalam bidang ilmu dasar (basic
sciences). Bagaimanapun penelitian dasar yang berhubungan
langsung dengan kepentingan nasional sebaiknya diselenggarakan di dalam
negeri dan oleh warga negara Indonesia sendiri. Maka dari itu,
pengembangan ilmu pe-ngetahuan dan teknologi di Indonesia tetap saja
harus memiliki orientasi pada ilmu dasar.
Namun orientasi pada ilmu dasar ini harus merupakan orientasi pada masalah ilmu dasar yang khas Indonesia, yakni masalah ilmu dasar yang ditimbulkan karena kondisi alamiah, kondisi kemasyarakatan dan sifat budaya Indonesia yang khas. Yang perlu dilakukan adalah penelitian mengenai bagaimana kondisi ling-kungan alam, lingkungan kemasyarakatan dan lingkungan budaya Indonesia mempengaruhi berlakunya postulasi dasar ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu budaya.
Namun orientasi pada ilmu dasar ini harus merupakan orientasi pada masalah ilmu dasar yang khas Indonesia, yakni masalah ilmu dasar yang ditimbulkan karena kondisi alamiah, kondisi kemasyarakatan dan sifat budaya Indonesia yang khas. Yang perlu dilakukan adalah penelitian mengenai bagaimana kondisi ling-kungan alam, lingkungan kemasyarakatan dan lingkungan budaya Indonesia mempengaruhi berlakunya postulasi dasar ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu budaya.
Ini
tidak berarti bahwa ilmu pengetahuan tradisional dalam bidang
pertanian, perkebunan, perikanan, kesehatan, pemukiman, sejarah dan
lain-lain, yang tidak tertuang dalam program lembaga penelitian
Pemerintah, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Universitas diabaikan.
Program ini tetap dilaksanakan dan dikembangkan dengan memperhatikan
perlunya dihindari tumpang-tindih dan investasi dua kali lipat,
meningkatkan kemakmuran, dengan mengandalkan sumber daya manusia yang
terampil dan teknologi yang tepat dan berguna, mulai dari teknologi
se-derhana sampai teknologi canggih.
Bersambung
Bersambung
Sumber: Prof. B.J. Habibie
Foto oleh: Arip Nurahman
Lokasi: Desa Bangunharja
"Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Berharmonisasi dengan Alam untuk mencapai kebahagiaan Hidup Seluruh Umat Manusia"
~Arip~
No comments:
Post a Comment