Untuk tujuan koordinasi, pada tahun-tahun yang berselangan, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi menyelenggarakan Rapat-rapat Koordinasi Nasional Riset dan Teknologi sedangkan Dewan Riset Nasional menyelenggarakan Lokakarya Nasional Riset dan Teknologi. Rakornas ristek bermaksud mengkoordinasikan program-program dan melaporkan mengenai kemakmuran kelembagaan laboratorium dan lembaga, sedangkan LokNAS Ristek membahas topik khusus.
Untuk
memantapkan koordinasi,
penajaman
dan penilaian hasil penelitian, DRN juga mengadakan lokakarya nasional
didampingi oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, yang beranggotakan
ilmuwan-ilmuwan yang dipilih berdasarkan prestasinya di dalam bidangnya
masing-masing. Dengan demikian, maka anggota akademi sekaligus akan
menjadi anggota Dewan Riset Nasional, tetapi tidak sebaliknya.
Diharapkan
berbagai mekanisme koordinasi dan kelembagaan ini akan membantu
menjamin bahwa ilmu penge- tahuan dan teknologi di Indonesia tidak akan
dikembangkan demi ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi akan ditujukan
pada proses nilai tambah yang produktif dalam rangka memajukan
pembangunan nasional dan meningkatkan taraf hidup bangsa.
Semua
sasaran dan himbauan dan perumusan kebijaksanaan penunjang dalam rangka
makin memantapkan mekanisme, kelembagaan dan tata operasional pola
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, seperti yang di
uraikan tadi, hanya merupakan sebagian kecil dari langkah-langkah
pelengkap yang kita perlukan. Dengan demikian, belum menjamin
tercapainya sasaran yang dikehendaki.
Guna melengkapi hal
itu, kita berusaha untuk mengembangkan suatu cara yang lebih langsung
untuk melakukan optimasi sumberdaya serta untuk memastikan bahwa
kegiatan riset dan teknologi di Indonesia akan bergerak menuju arah yang
tepat. Itulah sebabnya mengapa kita memutuskan untuk membangun suatu
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) di Serpong,
sebelah barat daya Jakarta.
Pemikiran
inilah yang mendasari
pembangunan PUSPIPTEK di Serpong yang dirancang untuk mencakup sejumlah
laboratoria dan instalasi penelitian ilmiah yang baik sendiri- sendiri
maupun secara keseluruhan bermaksud untuk menciptakan suatu kemampuan
yang lebih besar dalam menyelenggarakan riset dan teknologi terapan
dengan dua ciri pokok: berstandar internasional dan relatif mudah untuk
dialihkan ke penelitian dasar dalam arti sebagaimana disebutkan di muka.
Pelaksanaan orientasi terapan riset dan tekno- logi Indonesia dengan
dua ciri pokok tersebut di PUSPIPTEK akan dipelopori oleh Laboratorium
Uji Konstruksi.
Dengan
ditempuhnya kebijaksanaan
ini
diharapkan bahwa pada suatu saat, pembangunan nasional Indonesia umumnya
dan industrialisasi khususnya, telah menciptakan suatu tingkat
perkembangan yang ditandai oleh cukup banyaknya perusahaan-perusahaan
dan instansi-instansi yang mampu melakukan riset dan teknologi terapan,
mampu mengembangkan produk-produk baru, dan mampu menghasilkan teknologi
baru untuk pasaran internasional dan pasaran dalam negeri. Pada saat
itu, PUSPIPTEK akan ditransformasi menjadi suatu pusat ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bertitik berat pada orientasi penelitian dasar dalam
bidang-bidang tersebut.
Maka
berbeda dari pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di luar negeri dalam bidang ini, strategi yang
ditempuh di Indonesia adalah mulai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi terapan untuk kemudian berkembang ke ilmu pengetahuan dan
penelitian dasar. Dalam bahasa populer dapat dikatakan bahwa di
Indonesia pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
industrialisasi berdasarkan falsafah: bermula dengan akhirnya untuk
berakhir pada awalnya.
Dan konsepsi dasar inilah yang kini sedang diterapkan baik pada PUSPIPTEK maupun pada proyek pengembangan teknologi dan industri lain. Inilah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh untuk dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat menumbuhkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia dalam bidang industri yang sekaligus dapat memecahkan masalah kongkret dalam pembangunan nasional tanpa kehilangan dasar berpijaknya pada ilmu dasar.
Dan konsepsi dasar inilah yang kini sedang diterapkan baik pada PUSPIPTEK maupun pada proyek pengembangan teknologi dan industri lain. Inilah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh untuk dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat menumbuhkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia dalam bidang industri yang sekaligus dapat memecahkan masalah kongkret dalam pembangunan nasional tanpa kehilangan dasar berpijaknya pada ilmu dasar.
Ini
tidak berarti bahwa ilmu pengetahuan tradisional dalam bidang
pertanian, perkebunan, perikanan, kesehatan, pemukiman, sejarah dan
lain-lain, yang tidak tertuang dalam program lembaga penelitian
Pemerintah, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Universitas diabaikan.
Program ini tetap dilaksanakan dan dikembangkan dengan memperhatikan
perlunya dihindari tumpang-tindih dan investasi dua kali lipat,
meningkatkan kemakmuran, dengan mengandalkan sumber daya manusia yang
terampil dan teknologi yang tepat dan berguna, mulai dari teknologi
se-derhana sampai teknologi canggih.26 PUSPIPTEK dirancang untuk menjadi
suatu kawasan penelitian dan pengembangan teknologi dengan lokasi
terpusat seluas 1.000 hektar. Terdiri dari suatu komplek seluas 500
hektar untuk laboratorium dan kelengkapan riset multidisiplin yang
kesemuanya dilengkapi penuh dengan instrumentasi mutakhir, yang
memungkinkan dilaksanakannya penelitian dengan standar internasional;
suatu kawasan industri teknologi tinggi seluas 350 hektar, dan suatu
komplek pendidikan seluas 150 hektar untuk kampus Institut Teknologi
Indonesia.
Areal seluas
500 ha yang
diperuntukkan
penelitian dan ilmu pengetahuan, di samping akan memuat suatu reaktor
penelitian serbaguna sebesar 30 mw, juga akan mencakup lima laboratorium
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang terdiri dari: (1)
kalibrasi, instrumentasi dan metrologi, (2) elektroteknika, (3) fisika
terapan, (4) kimia terapan, dan (5) metalurgi terapan; dan enam
laboratorium yang dikelola Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), meliputi: (1) uji konstruksi, (2) termodinamika, mesin dan
propulsi, (3) aerodinamika, dinamika gas dan getaran; (4) sumberdaya
alam dan energi, (5) teknologi proses; dan (6) mitigasi bencana alam.
Selain itu, Suatu Pusat Peragaan lImu Pengetahuan dan suatu Pusat
Pertemuan akan melengkapi suatu kompleks perumahan sebesar 700 unit yang
juga mencakup keleng-kapan olahraga, rekreasi, perbelanjaan, pendidikan
dasar, dan peribadatan. Sebuah taman botani untuk pelestarian
jenis-jenis tanaman langka akan ditanam pada keseluruhan areal seluas
1.000 hektar dan akan memberikan lingkungan yang nyaman untuk seluruh
kompleks.
Pemikiran inilah yang mendasari pembangunan PUSPIP- TEK di Serpong yang dirancang untuk mencakup sejumlah laboratoria dan instalasi penelitian ilmiah yang baik sendiri- sendiri maupun secara keseluruhan bermaksud untuk menciptakan suatu kemampuan yang lebih besar dalam menyelenggarakan riset dan teknologi terapan dengan dua ciri pokok: berstandar internasional dan relatif mudah untuk dialihkan ke penelitian dasar dalam arti sebagaimana disebutkan di muka. Pelaksanaan orientasi terapan riset dan tek- nologi Indonesia dengan dua ciri pokok tersebut di PUSPIPTEK dipelopori oleh Laboratorium Uji Konstruksi.
Pemikiran inilah yang mendasari pembangunan PUSPIP- TEK di Serpong yang dirancang untuk mencakup sejumlah laboratoria dan instalasi penelitian ilmiah yang baik sendiri- sendiri maupun secara keseluruhan bermaksud untuk menciptakan suatu kemampuan yang lebih besar dalam menyelenggarakan riset dan teknologi terapan dengan dua ciri pokok: berstandar internasional dan relatif mudah untuk dialihkan ke penelitian dasar dalam arti sebagaimana disebutkan di muka. Pelaksanaan orientasi terapan riset dan tek- nologi Indonesia dengan dua ciri pokok tersebut di PUSPIPTEK dipelopori oleh Laboratorium Uji Konstruksi.
Dengan
ditempuhnya kebijaksanaan ini diharapkan bah- wa pada suatu saat,
pembangunan nasional Indonesia umumnya dan industrialisasi khususnya,
telah menciptakan suatu tingkat perkembangan yang ditandai oleh cukup
banyaknya perusahaan dan instansi yang mampu melakukan riset dan
teknologi terapan, mampu mengembangkan produk-produk baru, dan mampu
menghasilkan teknologi baru untuk pasaran internasional dan pasaran
dalam negeri. Pada saat itu, PUSPIPTEK akan ditransformasi menjadi suatu
pusat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertitik berat pada orientasi
penelitian dasar dalam bidang-bidang tersebut.
Maka
berbeda dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar negeri
dalam bidang ini, strategi yang ditempuh di Indonesia adalah mulai
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan untuk kemudian berkembang
ke ilmu pengetahuan dan penelitian dasar. Dalam bahasa populer dapat
dikatakan bahwa di Indonesia pengemba- ngan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk industrialisasi berdasarkan falsafah: bermula dengan
akhirnya untuk berakhir pada awalnya. Dan konsepsi dasar inilah yang
kini sedang diterapkan baik pada PUSPIPTEK maupun pada proyek
pengembangan teknologi dan industri lain. Inilah satu-satunya jalan yang
dapat ditempuh untuk dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat
menumbuhkan kemam- puan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia dalam
bidang industri yang sekaligus dapat memecahkan masalah kongkret dalam
pembangunan nasional tanpa kehilangan dasar berpijaknya pada ilmu dasar.
Ini tidak berarti bahwa
ilmu
pengetahuan
tradisional dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, kesehatan,
pemukiman, sejarah dan lain-lain, yang tidak tertuang dalam program
lembaga penelitian Pemerintah, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan
Universitas diabaikan. Program ini tetap dilaksanakan dan dikembangkan
dengan memperhatikan perlunya dihindari tumpang-tindih dan investasi dua
kali lipat, meningkatkan kemakmuran, dengan mengandalkan sumber daya
manusia yang terampil dan teknologi yang tepat dan berguna, mulai dari
teknologi se-derhana sampai teknologi canggih.
PUSPIPTEK
dibangun untuk secara langsung mengha- dapi masalah terbatasnya tenaga
kerja, langkanya dana, tidak memadainya kelengkapan, tidak
terkoordinasinya program, kurangnya dukungan masyarakat dan rendahnya
penghasilan masyarakat ilmiah Indonesia sebagaimana telah disebut tadi.
Dengan adanya PUSPIPTEK diharapkan dapat tercapai tujuan sebagai beikut:
Pertama,
dengan pengelompokan secara fisik sejumlah besar tenaga manusia dari
disiplin ilmu yang berbeda-beda, yang memiliki bidang perhatian dan
sikap yang serupa, PUSPIPTEK akan dapat mengoptimasikan keterampilan dan
pengalaman mereka.
Kedua,
dengan memusatkan laboratorium-laboratorium dan kelengkapan penunjang
baru lainnya dalam satu lokasi, PUSPIPTEK Serpong diharapkan akan mampu
mengoptimasikan penggunaan fasilitas maupun mengatasi kurang memadainya
kelengkapan.
Dengan semua
mekanisme dan program
yang
telah diuraikan di atas diharapkan dapat dijamin bahwa ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia tidak semata-mata demi ilmu
pengetahuan itu sendiri, melainkan ditujukan pada proses peningkatan
nilai tambah yang produktif dalam upaya memajukan pembangunan nasional;
dan diabdikan bagi pencapaian tujuan yang lebih luas, dalam rangka
mengembangkan potensi sumberdaya manusia, serta peningkatan taraf hidup
bangsa Indonesia.
Berdasarkan
pengalaman kita
melaksanakan Matriks Nasional Ristek selama ini, dapat disimpulkan bahwa
sasar- an kongkrit dan program Ristek yang telah kita rumuskan dalam
Matriks tersebut masih tetap memiliki konsistensi yang utuh sesuai
dengan misi yang telah ditetapkan GBHN pada kegiatan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk menunjang pembangunan bangsa.
Di
lain pihak kita tidak boleh lengah terhadap berbagai kelemahan yang
mungkin timbul di masa datang, baik akibat hambatan koordinasi antar
lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi yang timbul secara sadar atau
tidak sadar, hambatan realisasi dana yang telah ditetapkan, tenaga-tena-
ga inti dan pendukung yang tidak tersedia pada waktunya, dan yang
paling berbahaya lagi adalah tidak adanya sarana dan mekanisme untuk
memasyarakatkan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
dihasilkan.
Adapun
pelaksanaan pengembangan dan
aplikasi teknologi itu sendiri harus diselaraskan dengan tingkat
penghayatan, penyerapan, dan partisipasi masyarakat, yaitu sesuai dengan
kebutuhan dan hajat hidup masyarakat dalam segala aspeknya. Koordinasi
yang seksama, dalam hal ini, diperlukan bagi tumbuhnya kemampuan iptek
berkaitan dengan semua aspek kehidupan agar memungkinkan upaya
pengembangannya.
Dari
uraian di atas dapat kita
simpulkan, bahwa kebijak- sanaan global mengenai ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam garis besarnya akan mencapai sasarannya apabila program
ristek yang telah ditetapkan terlaksana seperti yang direncanakan.
Walaupun
demikian, kebijaksanaan-kebijaksanaan pe- nunjang dan operasional dalam
realisasi program tersebut masih perlu dikaji dan dirumuskan untuk
menciptakan konvergensi antara rencana dan hasil yang kita harapkan
bersama. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya hal-hal yang terutama
harus kita perhatikan ialah:
Pertama,
koordinasi dan interaksi antar lembaga, khu- susnya mengenai penyebaran
dan pemanfaatan secara optimum berbagai informasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang kita miliki.
Kedua,
pengadaan dana dan kapasitas tenaga ilmu pengetahuan dan teknologi
sesuai dengan rencana Matriks Ristek yang ada, di mana pengembangan dan
partisipasi daerah sesuai dengan kondisi pembangunan yang dihadapinya
perlu makin ditingkatkan.
Ketiga,
masalah insentif dan penghargaan yang wajar bagi suatu kapasitas ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menunjukkan prestasi menonjol perlu
diperhatikan serta dirumuskan untuk menjadi suatu kebijaksanaan
penunjang dan secara bertahap makin melembaga dalam masyarakat kita.
Keempat,
kebijaksanaan penunjang juga
dibutuhkan untuk menyebarkan dan memasyarakatkan modus operandi
pelaksanaan pengalihan teknologi dari luar, di mana keter- libatan
tenaga dan bahan buatan Indonesia secara terpro- gram, sistematik dan
bertahap harus makin meningkat.
Kelima,
dalam memanfaatkan kapasitas ilmu
pengetahuan, dan teknologi luar negeri dalam bentuk suatu kerja- sama
bilateral, regional maupun multilateral, diperlukan kebijaksanaan
institusional, atau setidaknya yang sama-sama menguntungkan semua pihak
yang bersangkutan.
Akhirnya,
dalam menentukan sasaran
program ilmu pengetahuan dan teknologi, keserasian antara hasil dan
pemanfaatannya oleh masyarakat perlu dikembangkan untuk dilembagakan
secara bertahap.
Semua
langkah dan kebijakan yang
diambil
itu tiada lain merupakan cerminan dari suatu upaya untuk menjabarkan
secara lebih konkret amanat rakyat yang tertuang dalam GBHN, yang
menghendaki agar pembangunan diorientasikan bagi upaya untuk menciptakan
manusia Indonesia seutuhnya dan diabdikan bagi kepentingan seluruh
rakyat Indonesia.
Kehendak
ini adalah wajar, sebab
dana
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibiayai melalui pajak
dan penerimaan pemerintah lainnya berasal dari masyarakat. Dan adalah
wajar pula kalau kepentingan masyarakat terlebih dunia usaha
diperhatikan secara sungguh-sungguh.
Sumber: Prof. B.J. Habibie
"Pembangunan sarana dan prasarana IPTEKS membutuhkan dukungan semua pihak"
~Arip~
Sumber: Prof. B.J. Habibie
Foto oleh: Arip Nurahman
Lokasi: Desa Bangunharja
"Pembangunan sarana dan prasarana IPTEKS membutuhkan dukungan semua pihak"
~Arip~
No comments:
Post a Comment