Upaya Indonesia
Memang
benar bahwa pendidikan tinggi formal berdasarkan beasiswa di
negara-negara yang maju akan dapat memperdalam pengetahuan teori dan
aneka metode ilmiah. Namun bila berbagai teknologi itu hendak dialihkan
dari negara maju ke negara yang berkembang, maka akan jelas bahwa
praktek yang kongkrit dalam hal menerapkan teknologi itu di lokasi di
mana terdapat masalah kongkrit sungguh khusus diperlukan. Dalam contoh
khusus ini, akan diperlukan praktek bagi ilmuwan Indonesia untuk
menentukan melalui eksperimen jenis-jenis isotop, rentang intensitas
radiasi serta dosis yang cocok bagi serangga serta ciri-ciri khas
ekologi daerah di mana perlu dilakukan pengendalian atau pembasmian
jenis hama tertentu.
Sekalipun masih terbatas jumlah serta
kemampuan masing-masing pada dasarnya kalangan ilmuwan dan ahli
teknologi di negara-negara ASEAN sudah mampu untuk mengetahui masalah
yang dihadapinya dan untuk merancang proyek-proyek guna menanggulangi
masalah-masalah itu. Yang kurang hanyalah pengalaman serta peluang untuk
melakukan percobaan dengan teknologi, aneka prosedur, alat-alat,
perlengkapan dan mesin jenis mutakhir. Maka pengalaman serta peluang
bereksperimen itulah yang dibutuhkan.
Pengalaman serta
peluang untuk mengujicoba aneka teknologi mutakhir yang telah
dikembangkan di negara-negara yang maju dibutuhkan agar para ilmuwan,
para ahli teknologi, manajer produksi serta para insinyur, di
negara-negara yang berkembang akan mampu dengan lebih efektif dan
efisien menanggulangi segala masalah kongkrit yang kami hadapi dalam
memberi sumbangan kepada usaha pembangunan bangsa dan negara.
Sungguh
akan mengesankan bahwa pengelolaan semacam ini penting, negera saya
dapat mengirim para ilmuwan dan insinyur Indonesia ke luar negeri untuk
mempelajari cara bagaimana teknologi maju diterapkan untuk memecahkan
masalah di negeri-negeri asing itu. Namun akan me-ngesankan pula dan
akan lebih besar manfaatnya bila untuk tujuan yang sama pemerintah kami
dalam rangka bantuan teknis dalam berbagai bidang, kaum ilmuwan dan
insinyur luar negeri bersama dengan pengalaman, aneka alat perlengkapan,
mesinnya datang ke negeri kami untuk bersama-sama dengan para ilmuwan
serta insinyur Indonesia mengadakan eksperimen dengan penerapan serta
untuk mengembangkan penerapan teknologi mutakhir itu untuk turut
menanggulangi aneka masalah serta bereksperimen dengan menerapkan
teknologi itu dalam menanggulangi masalah yang serupa di luar negeri.
Saya
yakin pula bahwa akan menarik hati bagi kaum ilmuwan Indonesia bila
mereka akan mampu pula menerapkan teknologi yang baru untuk
menanggulangi masalah samacam itu. Dan saya yakin pula atas kegunaan
pengalaman yang diperolehnya dalam membina kemampuan bangsa Indonesia
untuk menanggulangi masalah, sebagaimana yang diperolehnya melalui
proyek-proyek penelitian bersama, akan jauh lebih besar daripada
pengetahuan yang diraihnya melalui pendidikan formal.
Sebagaimana
telah saya tegaskan tadi untuk pengalihan teknologi harus dilakukan
secara efektif, teknologi itu diterima lalu diterapkan. Artinya proses
alih teknologi itu hanya dapat kita pandang telah selesai bila di negeri
yang menerima pergaulan kaum ilmuwan mendapat pengalaman dalam
menerapkan teknologi itu untuk menanggulangi aneka masalah yang kongkrit
serta telah dibina kemampuan ilmuwan di negeri itu untuk lebih lanjut
mengembangkan teknologi yang diterima pengalihannya itu.
Saya
beranggapan bahwa suatu program penelitian bersama akan merupakan
mekanisme alih-teknologi yang sungguh efektif dan seharusnya
diselenggarakan lebih sering serta pada skala yang cukup besar dalam
rangka program bantuan luar negeri yang berlansung sampai dewasa ini.
Dan inilah hasil yang dianut negara kita sekarang.
Kami
menghimbau negara-negara maju agar mereka menyerahkan kepada kami
masalah-masalah yang kami pandang perlu ditanggulangi dalam rangka
keseluruhan upaya pembangunan negeri kami, dan janganlah tergoda untuk
memaksakan jenis teknologi tertentu yang telah terbukti sangat sesuai
untuk menanggulangi masalah-masalah yang telah mereka alami dalam
lingkungan negeri sendiri. Dalam pada itu, kami telah menganjurkan
kepada kaum ilmuwan dan teknisi bangsa kami bahwa bila mereka ingin agar
suatu jenis teknologi tertentu dialihkan ke Indonesia, mereka harus
bersedia secara konsisten berupaya memecahkan aneka masalah tertentu
dengan menerapkan teknologi itu agar memperoleh pengalaman yang
diperlukan untuk menguasai dan mengembangkan lagi teknologi
bersangkutan.
Namun, bagi kita sebagai ilmuwan dan
ahli teknologi, adalah sangat penting untuk menyadari betapa perlunya
teknologi harus diselaraskan dengan kebudayaan. Jika hal ini kita
renungkan, akan tampak bahwa memang sewajarnya demikian karena pada
dasarnya, teknologi merupakan sebagian dari kebudayaan. Ini berarti
bahwa dalam usaha kita meningkatkan serta mengalihkan teknologi perlu
pula kita kembangkan serta memantapkan kemampuan derap kebudayaan
lingkungannya.
Dalam berusaha demikian, kita harus
sadar bahwa justru karena teknologi merupakan sebagian dari keseluruhan
suatu bangsa, upaya-upaya kita dalam mengembangkan serta mengalihkan
teknologi itu akan mengalami hambatan-hambatan yang bersifat kultural.
Hal ini harus diperhitungkan serta diatasi secara seksama karena jika
tidak, maka pengembangan teknologi akan membawa keretakan-keretakan
dalam keutuhan kebudayaan tersebut yang mungkin akan dapat menimbulkan
keresahan-keresahan dalam rnasyarakat.
Selanjutnya saya
beralih pada aspek lainnya dari pendekatan kita terhadap pengembangan
teknologi sebagai bagian dari pembangunan nasional pada umumnya.
Kita
semua adalah ilmuwan. Apapun bidang spesialisasi kita masing-masing.
Sebagai ilmuwan kita mempunyai satu hal yang sama, yaitu: sistematika
dalam melakukan penelitian ilmiah dan sistematika dalam mengadakan
analisa secara obyektif. Dan kita sama-sama mengetahui bahwa dalam
mencari penyelesaian suatu analisa, kita harus dapat mem- beda-bedakan
antara masalah-masalah yang merupakan problem lingkungan.
Ini
berarti, bahwa sebagai ilmuwan, kita harus dapat membedakan
masalah-masalah mana memerlukan suatu jawaban yang bersifat umum atau
menyeluruh ("General Solution") dan problema-problema yang menghendaki
penyelesaian yang bersifat spesifik ("Solution at the boundary").
Berlandaskan pada kesadaran itu, kita juga mengetahui bahwa penyelesaian
umum yang kita dapati pada suatu problema yang bersifat umum pada
prinsipnya betul tidak hanya untuk Indonesia, tetapi akan berlaku umum
sebagai kebenaran universal pada problema-problema yang serupa di
manapun ia timbul, seperti problema di bidang teknologi energi,
teknologi alat-alat angkutan, teknik-teknik pembatasan kelahiran dan
sebagainya.
Kita juga mengetahui bahwa terdapat
problema yang bersifat timbul karena dan melekat pada suatu lingkungan
("environment specific"). Pada problema-problema ini maka dalam proporsi
tertentu, sifat dari lingkungannya dapat sangat menentukan
penyelesaiannya.
Teknologi untuk Menjawab Kebutuhan
Penyelesaian
problema yang bersifat spesifik lingkungan tersebut dengan sendirinya
mempunyai nilai kebenaran yang terbatas pada problema yang mempunyai
kondisi-kondisi lingkungan yang identik. Sebaliknya, dengan sendirinya
problem-problem yang mempunyai kondisi lingkungan yang berbeda
menghendaki jawaban-jawaban yang bersifat spesifik dan berlainan.
Misalnya, masalah pencukupan beras di Sulawesi Selatan mempunyai
penyelesaian yang berlainan dari masalah pencukupan beras di Jawa
Tengah.
Lebih daripada itu, masalah pencukupan
beras di Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah kalau dibayangkan sebagai
suatu kesatuan teoritis akan mempunyai penyelesaian yang secara
kualilatif berbeda dari penyelesaian masalah pencukupan beras di daerah
itu masing-masing. Ini menjadi demikian karena sistem yang berlaku
antara Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah sebagai suatu kesatuan mempunyai
kondisi lingkungan yang secara kualitatif berbeda dari kondisi bagi
Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah masing-masing. Sebabnya adalah harus
diperhitungkan pula interaksi antara kondisi-kondisi di Sulawesi Selatan
dan Jawa Tengah.
Ini berarti bahwa masalah beras di
Indonesia, atau lebih luas lagi masalah pangan di Indonesia, dan
masalah-masalah nasional lainnya, tidak dapat diselesaikan secara
terperinci dengan menyelesaikan masalah-masalah tersebut sebagaimana
muncul di setiap satu lokasi atau daerah, tetapi harus diselesaikan
secara integral.
Bersambung
No comments:
Post a Comment