Sunday, June 28, 2009

Sumber Daya Manusia Modal Utama Pembangunan VI

Dan syukur alhamdulillah, pada 10 Agustus 1995, pesawat terbang yang pertama kali dirancangbangun sepenuhnya oleh bangsa Indonesia berhasil diluncurkan dan diterbangkan, dan sekarang pesawat tersebut, N250, merupakan pesawat yang paling top di dunia, saya tidak membesar-besarkan, satusatunya pesaing N250 adalah pesawat buatan Prancis, Alenea-80 yang mengudara pada tahun 1992. 

Bangsa Indonesia ingin pesawat kecil yang dapat dikendalikan dengan teknologi elektronik (flybywire) dengan kecepatan jelajah maksimum 300 knot dan bisa dikembangkan menjadi 330 knot dengan konsumsi bahan bakar yang sama. Pesawat ini tergolong pesawat subsonik regional. Konsep pesawat kami ini semula tidak pernah diketahui Eropa, sebab Eropa belum tertarik dengan teknologi mutakhir itu. N250 menggunakan teknologi tahun 1990-an, sedangkan mereka masih menggunakan teknologi tahun 1970-an. 

Apa yang paling penting dalam hal ini, bahwa bangsa Indonesia mewakili dua hal: 1. mewakili negara sedang berkembang; 2. mewakili umat Islam yang 90% memegang teguh al-Qur’an dan as-Sunnah. 

Tanpa mengetahui dua hal tersebut, seseorang tidak akan sampai dapat menangkap visi kami kepada dunia, bahwa kami mampu memberikan sumbangan nyata bagi umat manusia dengan menunjukkan penampilan nyata teknologi kami. Ini bukan hayalan melainkan kenyataan. 

Karena itu pada bulan Desember tahun lalu, ka-mi mendapatkan tawaran dari Amerika Serikat yang memberikan kesempatan bagi kami untuk mendirikan pabrik perakitan akhir N250 di Mobile, Alabama. Hal yang sama juga menyusul dari Jerman sehingga kami juga akan mendirikan pabrik perakitan akhir dengan Niedersachen. Dengan demikian, negara Indonesia yang sedang berkembang itu akan mengalihkan teknologi tinggi ke negara maju Amerika dan Eropa, dan pesawat N250 buatan Indonesia itu akan beroperasi di berbagai belahan dunia.

Ini apa artinya? 

Untuk apa kami bekerja? 

Bahwa kita bekerja untuk menjelaskan kepada masyarakat dunia, bahwa produk hasil kerja kita bukan kita yang menentukan, ya mungkin saja seseorang telah merencanakannya tetapi pada hakekatnya itu adalah rencana Allah subhanahu wa ta’ala. Kesimpulannya, bahwa untuk memahami, untuk menguasai, untuk menerapkan, untuk menciptakan, untuk mengendalikan teknologi tinggi bukan hak istimewa bangsa Eropa, bangsa Amerika, bangsa Jepang, bangsa Cina atau bangsa apa saja, tetapi itu adalah hak istimewa dari setiap umat manusia. 

Itu hak istimewa juga bangsa Malaysia. Jadi, tidak berarti bahwa suatu bangsa tidak berhak untuk menguasai teknologi ka-rena ia tidak kaya. Itu adalah hak umat manusia karena umat manusia itu diciptakan oleh Tuhan yang ajar-annya digunakan sebagai rujukan (referensi), termasuk teknologi adalah sebagian dari ajaran dan tanda-tanda kebesaran Tuhan. 

Dan ini sudah dibuktikan oleh bangsa Indonesia tanpa menentukan untuk begitu. Tuhan yang menentukan, jadi ini sudah menjadi takdir Tuhan, bahwa bangsa Indonesia dapat menguasai teknologi tinggi. Ada banyak teori yang dianut oleh bangsa Amerika dan Eropa, bahwa agama yang dibimbing oleh Al-Qur’an itu merupakan penghambat dan penghalang terbesar bagi penguasaan teknologi. Pendapat atau teori ini tidak benar. Pembuktian kami tidak dapat menerima pendapat tersebut. 

Pendapat tersebut ditolak oleh umat Islam, termasuk umat Islam Indonesia tanpa kompromi, apalagi umat Islam Indonesia mayoritas masih hidup di bawah garis kemiskinan dan di bawah kualitas minimum pelayanan sumber daya manusia. Oleh karena itu, Al-Qur’an dan As-Sunnah harus menjadi rujukan yang lebih luas dan dihayati di dalam masyarakat Islam demi kebesaran Islam di mana sesungguhnya 98% umat Islam dikehendaki untuk maju pada akhir abad ini. 

Dan kini sudah terbukti, bahwa tidak ada lagi penghambat dan penghalang bagi siapapun di dunia ini untuk memberikan perbedaan antara umat manusia dan antara umat Islam. Kita semua umat manusia adalah ciptaan Tuhan, sama derajatnya, tetapi kami umat Islam adalah umat yang percaya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dan umat ini dilahirkan untuk mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah yang ditempatkan dalam prioritas tertinggi se-bagai sumber rujukan, dan didasarkan pada ini Islam dilahirkan. Itulah kitab suci Al-Qur’an yang berada di puncak proses budaya yang didukung dan dijunjung oleh umat Islam yang memiliki kualitas iman dan taqwa, dan dalam setiap tindakan umat Islam harus selaras dengan Islam, namun sebagian umat Islam dalam tindakannya ia melakukan banyak hal yang tidak halal. Saya sampaikan semua ini di depan anda tanpa teks tertulis. 

Saya tidak ingin menguraikan lebih panjang lebar lagi, nanti Anda bisa bosan. Saya hanya ingin menyampaikan apa yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh umat Islam kini dan mendatang. Saya ingin berpesan agar umat Islam memberikan perhatian dan tindakan untuk tetap meraih sukses dalam 25 tahun mendatang. Saya ingin menyatakan lagi, bahwa saya bersama Dr. Mohammad Ali dan tokoh-tokoh lain kami telah menandatangani piagam bagi suatu organisasi internasional di Jeddah yang disebut International Islamic Forum on Science and Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR). 

Pembentukan IIFTIHAR tersebut menandakan, bahwa dunia Islam menginginkan suatu kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan kualitas sumber daya manusia. Saya mendapatkan kehormatan dipilih sebagai Presiden dari lembaga yang didirikan oleh enam organisasi di dunia Islam yang telah ada sebelumnya, yaitu: Rabithah al-Alam al-Islamiy, Bank Pembangunan Islam, Lembaga Internasonal Pemikiran Islam, Federasi Internasional Pendidikan Islam, Lembaga Mukjizat Al-Qur'an dan Al-Hadits, Liga Dunia Islam dan Organisasi Konperensi Islam. 

Pada bulan Oktober mendatang kita akan mempersiapkan di Jakarta persiapan pertama untuk muktamar pertama di ma-na kita akan menyumbangkan pemikiran latar belakang mengapa kita membentuk IIFTIHAR, tetapi karena ini masih rahasia saya tidak ingin membicarakannya. 

 Saya hanya ingin menjelaskan, bahwa lembaga tersebut sudah terbentuk dan melalui lembaga ini kita akan menempuh serangkaian langkah untuk menjawab persoalan bagaimana agar umat Islam di dunia yang berjumlah lebih dari satu milyar satu setengah juta jiwa itu bisa mempersiapkan nasibnya pada masa depan sehingga mayoritas masyarakat dunia melihat umat Islam di seluruh dunia yang hampir 25% dari seluruh umat manusia itu adalah bagian dari umat manusia yang berharga dan terhormat. 

Ini berarti sumbangan ekonomi dari GDP dunia seharusnya 25% datang dari umat Islam tetapi kenyataannya hanya kurang dari 5% sehingga kita harus bekerja sangat keras untuk mengubah kenyataan tersebut sampai umat Islam dapat memberikan sumbangan sedikitnya sesuai dengan rasio keberadaannya yaitu 25% jika mungkin. Harapan yang saya sampaikan kepada anda ini adalah harapan dari seluruh umat Islam di dunia.


Monday, June 22, 2009

Sumber Daya Manusia Modal Utama Pembangunan V

Peningkatan Nilai Tambah Pribadi



Tetapi semua ini hanya terjadi jika ada sistem dan cara yang berkesi-nambungan untuk memungkinkan terjadinya apresiasi sumber daya ma-nusia. Apakah itu? 

Sekarang biarlah saya berbicara tentang nilai tambah pribadi. Nilai tambah pribadi bisa diperoleh melalui tiga jalan :
1. Genetika;
2. Pendidikan;
3. Pembudayaan.

Para ilmuwan terutama dokter dan peneliti ilmiah semuanya sependapat, bahwa kualitas seseorang bisa diturunkan kepada anak-anak turunnya. Tetapi, setelah manusia lahir dan tumbuh, nilai tambahnya dikontrol oleh lingkungannya yaitu pendidikan dan pembudayaan seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Begitu seorang anak sudah memasuki usia sekolah dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi sehingga menjadi Bachelor, Master, atau Ph.D., mereka memasuki proses nilai tambah pribadi. 

Mereka semua tahu ketika seseorang sudah memperoleh gelar Ph.D. dengan summa cumlaude, ia memiliki nilai tambah tetapi bila tidak mendapatkan kesempatan kerja, maka nilai tambah pribadinya itu masih semu. 

Manusia setelah menyelesaikan sekolah, tetapi tidak memperoleh pekerjaan untuk mengamalkan apa yang sudah diraih di sekolah, maka ia itu stagnan dan bisa mengalami depresiasi.

Kesimpulannya, menciptakan kesempatan kerja adalah keharusn dan pengangguran harus dihindarkan. 

Semakin besar pengangguran semakin banyak sumber daya manusia mengalami depresiasi. 

Jika depresiasi yang terjadi, berarti Anda mengadakan transformasi terhadap sumber daya manusia dari potensi ekonomi menjadi potensi beban sosial. Dan jika hal ini tidak bisa dihentikan, maka hal itu akan bisa mendestabilisasikan sistem.

Jika Anda mempelajari akhir suatu kebudayaan, ada kebudayaan yang mengalami bencana. Kita telah mempelajari sejarah umat manusia yang memiliki budaya ekonomi yang kemudian ambruk. Lihatlah sejarah Fir’aun di Mesir, lihatlah sejarah bangsa-bangsa lain, dan terus kita telusuri sampai budaya masa kini, pasti ada hubungannya dengan apa yang sudah saya uraikan dalam pidato saya ini. Tidak ada yang menakjubkan di dunia ini yang menakjubkan itu hanya ada di surga.

Tetapi, manusia itu memang berbeda dalam kebudayaannya, karena apa? Karena tidak setiap manusia dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi daripada mekanisme proses apresiasi yang berkesinambungan. Manusia yang bisa berbuat demikian adalah manusia yang memiliki kualitas imtak yang tinggi dan kualitas Iptek yang tinggi. Mekanisme proses ini harus diciptakan untuk umat. Bukan saja untuk umat, tetapi juga untuk seluruh masyarakat, termasuk bangsa Eropa, bangsa Jepang, dan sebagainya.


Sekarang kami kira kita benar-benar sudah berada di dalam posisi itu. Jika kita tidak memiliki semua kualitas yang Islami, kita akan menjadi tercemar. Jika Anda menanamkan investasi banyak di dalam sistem untuk mendapatkan Hadiah Nobel atau hadiah apapun, itu berarti Anda telah mengabaikan eksistensi dari masalah nyata umat. Jika Anda mengabaikannya, tidak perlu dijelaskan apa yang akan terjadi nanti.

Indonesia belum tuntas dalam pengentasan kemiskinan. Kurang lebih masih 30% masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan itu berarti kami sudah mengentaskan sebanyak kurang lebih 60%. Keadaan ini bisa berubah. Dan Anda bisa mengubahnya jika Anda mencerahkan pikiran Anda, menguasai masalah sampai rinci, dan Anda sampai kepada pemecahan masalah serta tahu bagaimana melaksanakan jalan keluar itu. Kita wajib mengatasi masalah yang dihadapi umat dengan penuh motivasi dan dedikasi.


Untuk mendapatkan motivasi dan dedikasi berdasarkan prinsip dan keyakinan adalah hanya menempuh prosedur untuk mendapatkan peningkatan yang stabil meningkat dengan meraih sukses. Sukses adalah bahan bakar untuk meningkatkan semangat. Itulah alas-annya mengapa kita terus bekerja keras di Indonesia untuk meraih sukses itu.

Jadi, kembali pada pokok bahasan kita, perdagangan 650 tahun yang lalu lebih menitikberatkan pada barang-barang hasil dari sumber daya alam. Tetapi, masyarakat tahu Kolumbus menemukan Amerika kemudian Kolumbus melalui belahan dunia bagian selatan meneruskan perjalanannya untuk mencari pulau Maluku karena masyarakat di negara Kolumbus membutuhkan rempah-rempah. Bahkan, organisasi besar di Eropa waktu itu memiliki kekayaan yang paling mahal yaitu mereka dapat menciptakan peta. 

Saya tidak tahu persis apakah pada wak-tu itu di Timur Tengah juga sudah ada organisasi yang mengkhususkan diri pada peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti di Eropa karena program ini sangat mahal. Dan peta yang mereka miliki itu jelas lebih mahal daripada rempah-rempah yang mereka cari pada waktu itu. Kisah ini menggambarkan pentingnya peranan sumber daya manusia. 

Sebab tanpa pengetahuan seperti ini kita tidak akan menjadi bijaksana untuk menentukan jalan untuk bertolak kemana kita akan pergi. Kesimpulannya masyarakat ingin menciptakan sesuatu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik di Indonesia maupun di kawasan Asia Tenggara dan di kawasan lainnya untuk dapat mengekploitasi kekayaan sumber daya alam dalam rangka meningkatkan nilai tambah.

Pada waktu itu masyarakat yang hidup di sana hanya dipergunakan sebagai alat untuk mendapatkan sumber-sumber daya yang penting dan untuk mendapatkan nilai tambah yang maksimum untuk membiayai transformasi masyarakat. Indonesia 50 tahun yang lalu, mengutamakan sumber daya alam bagi sumber pendanaan pembangunannya. Kita tidak berada dalam keadaan yang baik sebaik Malaysia, Sigapura, dan Malaysia.

Lima puluh tahun lalu, Indonesia hanya punya satu sumber itu. Tetapi, selain itu bangsa Indonesia memiliki agama dan menerjemahkannya menjadi bangsa Indonesia yang kaya dengan budaya yang kualitasnya sangat tinggi. Dengan begitu, agama telah memberikan andil dalam proses nilai tambah budaya. Tetapi, kita belum punya sistem pendidikan dengan muatan Iptek. Sumber daya manusia hanya cukup digunakan sebagai pelengkap (supplement) bagi pemanfaatan sumber-sumber daya alam. Sembilan puluh sembila persen (99%) GDP Indonesia berasal dari sumber daya alam.

Syukur alhamdulillah, tahun ini adalah tahun pertama dari 25 tahun mendatang dalam sejarah negara saya dan tahun ini sumber daya manusia bukan lagi menjadi pelengkap dari segala aktivitas pembangunan. Bagi Indonesia, sumber daya manusia merupakan satu-satunya potensi ekonomi yang dapat diperbaharukan dan sumber daya alam telah ditransformasikan menjadi pelengkap.

Kini GDP Indonesia secara total didominasi oleh sumber daya manusia. Kondisinya sudah berubah total. Saya kira sumbangan GDP dari sektor industri secara total kini sudah mencapai kira-kira 82%-83 %, sedangkan dari pertanian dan lain-lain-nya sekitar 17%-18%. Sumbangan GDP ini menyerupai Jerman. Tetapi, tidak ada gunanya sebagai seorang Muslim kita membanggakan hal ini. Yang saya ketahui, bahwa dengan mendapatkan kesempatan dan kepercayaan untuk membantu Presiden Soeharto selama 24 tahun sampai kini saya bekerja secara terus menerus untuk mengubah keadaan ini. 

Ketahuilah, bahwa sistem saya menentang kesombongan. Saya hanya tahu kerja dengan ikhlas. Bersyukurlah bangsa Indonesia, bahwa bangsa Indonesia telah mengubah skenario pembangunannya di mana sumber daya manusia yang tadinya merupakan pelengkap terhadap sumber daya alam, sekarang atas karyanya sendiri telah mengubah sumber daya manusia menjadi pemeran yang paling dominan dan sumber daya alam yang menjadi pelengkap. Dan ini harus dilanjutkan secara berkesinambungan. 

Dan ini hanya bisa terjadi dan terjamin jika ada stabilitas di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara ini. Stabilitas yang berguna itu tidak datang begitu saja. Hal ini sudah saya jelaskan secara panjang lebar di Singapura dan di Tokyo. Di Singapura pada kesempatan Konperensi Pertahanan Asia Pasifik III saya berbicara tentang "penerapan kebijakan teknologi maju yang kuat untuk mencapai ketahanan nasional dan pembangunan ekonomi," dan di Tokyo pada kesempatan Konperensi Internasional tentang Masa Depan Asia. Saya berbicara tentang "kerjasama ekonomi untuk stabilitas regional.


Saya yakin banyak dari anda tahu apa yang sesungguhnya ter-jadi di Indonesia. Kami sekarang ini adalah masyarakat yang terdiri 192 juta jiwa. Jumlah ini mungkin 3 setengah kali lipat jumlah penduduk di Malaysia. Dan tentang luasnya negara kami, jika anda mengambil peta Amerika, anda tahu luas negara kami lebih luas daripada New York sampai San Fransisco. 

Di sana kita dapat menjalankan suatu perekonomian, jika struktur ekonomi tidak berfungsi secara favorable anda tidak da-pat membuat biaya yang kompetitif, itu berarti ekonomi biaya tinggi sebab setiap aktivitas meminta biaya tinggi, segala kebutuhan dipenuhi dengan cara impor, dan ini tentu sangat mahal. Sebab itu anda tidak akan bisa memberikan sumbangan dalam suatu perekonomian karena ekonomi Anda sendiri ekonomi biaya tinggi dan kegiatan ekonomi tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai, segala kebutuhan dipenuhi dengan impor termasuk impor teknologi. Karena itu Indonesia selalu meningkatkan dan mengubah strategi yang lebih sesuai untuk menghadapi empat tahun dari sekarang di mana kita akan hidup di abad ke-21.


Anda tahu negara kami memiliki lebih dari 400 kelompok etnis dan setiap etnis memiliki budayanya sendiri, wilayahnya luas dengan lebih dari 17 ribu pulau besar dan kecil. Bahasanya juga bermacam-macam. Bahasa daerah (dialek) termasuk di dalamnya ada bahasa Malaysia atau bahasa Melayu yang juga dipakai di Indonesia dan menjadi sumber acuan utama bahasa Indonesia. Meskipun berbeda-beda suku, bahasa dan budaya, kita tetap satu. Rasa persatuan sudah tercipta sejak lama di Indonesia. Pada 28 Mei 1908 Dr. Wahidin Sudirohusodo telah mendirikan Yayasan yang diberi nama Budi Utomo dengan misi bagi bangsa Indonesia hanya satu yaitu melawan keterbelakangan dan penjajahan. 

Karena itu setiap tanggal 28 Mei kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional sebagai hari permulaan bangsa Indonesia memasuki pendidikan modern. Dua puluh tahun kemudian, tepatnya 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia memperkokoh semangat persatuannya dengan menyatakan Sumpah Pemuda: satu bahasa, satu nusa, satu bangsa: Indonesia. 

Dan 17 tahun kemudian tepatnya pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah menciptakan dasar negara Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pada waktu itu tidak seorangpun bergagas untuk menciptakan semua itu berdasarkan pada ego kelompoknya, tetapi hanya untuk rakyat. Jika kita harus melakukannya sekarang maka setiap orang akan mengusulkan sistem yang dicanangkannya berhak untuk dijalankan. Jika kita harus menciptakan Pancasila dan UUD sekarang, sulit bagi kita untuk dapat mencapai kesepakatan dengan banyak kelompok masyarakat, tetapi waktu itu untuk membuat UUD hanya memerlukan waktu satu minggu.


Oleh karena itu, seperti halnya konstitusi Amerika Serikat, atau negara-negara Eropa dan negara lainnya di dunia, konstitusi kami tidak dapat diubah oleh siapapun sebab konstitusi tersebut merupakan dasar dari keberadaan kami. Dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Proklamasi kemerdekaan ini adalah tonggak sejarah ketiga yang dibuat oleh Soekarno. 

Dan 21 tahun kemudian, pada tahun 1966 bangsa Indonesia memasuki babak sejarah Orde Baru untuk melakukan pembangunan nasional de-ngan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan melakukan koreksi, setiap 5 tahun mengadakan pemilu untuk memilih wakil rakyat di parlemen dan memilih mandataris MPR yang menjadi Presden RI. 

Presiden itu kemudian mengangkat pembantunya di dalam kabinet untuk memimpin rakyat melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan, dan mengubah keadaan dari sumber daya manusia sebagai pelengkap kini sumber daya alam sebagai pelengkap. Keberhasilan ini dimungkinkan oleh penguasaan teknologi oleh sumber daya ma-nusia Indonesia yang kualitasnya semakin meningkat.

Bersambung

Thursday, June 18, 2009

Sumber Daya Manusia Modal Utama Pembangunan IV

Pengentasan Kemiskinan Syarat Mutlak Pembangunan

Inilah yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Sekarang syukur alhamdulillah Indonesia tidak lagi menanggung beban kemiskinan seberat sebelumnya, hanya tinggal 30% penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. 

Negara-negara yang sedang berkembang umumnya memiliki masalah kemiskinan, karena kebanyakan penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Apakah kendala terbesar dalam masyarakat yang miskin? Ketrampilan mereka rendah, dan kemampuan ekonomi mereka rendah. Bahkan dengan sejumlah kecil uang yang dimiliki sebagai modal, uang itu bisa keluar, keluar dari sistem dan masyarakat. Mengapa? Karena sifat uang itu tergantung pada tingkat risiko dan pertumbuhan. 

Uang akan lari ke dan diserap oleh masyarakat yang berisiko rendah dan lebih mudah pertumbuhannya. Jika uang berada di dalam masyarakat yang tidak aman, tinggi risikonya, dan menjanjikan pertumbuhan nol, maka uang itu akan pergi dari ma-syarakat itu dan akan lari ke masyarakat dengan tingkat keamanan dan pertumbuhan tinggi dan risiko rendah. 

Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan harus dientaskan agar mereka dapat masuk ke dalam sistem pendidikan untuk mendapatkan ketrampilan tinggi dan sistem pelatihan yang baik untuk memperoleh nilai tambah dan kualitas iman yang tinggi di hatinya, sebab mereka sehari-hari menghadapi pemenuhan kebutuhan catering yang rendah dengan kualitas yang tinggi. Masyarakat seperti Malaysia dan Indonesia sekarang ini masih berbicara tentang garis kemiskinan. 

Saya tidak tahu persis berapa jumlahnya, tetapi saya yakin, bahwa masih ada masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan di Malaysia berdasarkan definisi Anda. Sebulan yang lalu saya menggunakan definisi baru yang akan dipergunakan untuk pembangunan jangka panjang 25 tahun mendatang di Indonesia. 

Tetapi, saya kira saya tidak perlu berbicara lebih jauh lagi tentang kemiskinan, karena kemiskinan itu hanyalah satu dari beberapa dimensi. Sekarang saya akan berbicara tentang kualitas minimum sumber daya manusia di bawah pelayanan minimum sumber daya manusia. 

Apakah kualitas minimum itu? Ada lima kriteria yang harus didefinisikan dan digunakan sebagai acuan (reference) untuk mengkuantifikasikan nilai minimum kualitas sumber daya manusia, yaitu:




1. Kualitas iman;
2. Kualitas pikir;
3. Kualitas kerja;
4. Kualitas kreasi;
5. Kualitas hidup.

Lima kriteria tersebut harus dapat dicapai oleh masyarakat yang sudah menikmati hidup di atas garis kemiskinan, dan ini saya sebut sebagai kualitas minimum sumber daya manusia. Tetapi, saya tidak ingin berbicara tentang garis minimum kualitas sumber daya manusia saja, saya ingin juga berbicara tentang pelayanan minimum sumber daya manusia.

Mengapa?

Garis minimum adalah dimensi kesatu, kualitas minimum adalah dimensi kedua, dan pelayanan minimum adalah dimensi ketiga. Ketiga dimensi itu berarti ketiga perbedaan kelas masyarakat.

Umat Islam Indonesia insya Allah pada suatu hari akan mencapai 95% yang bisa ditemukan di Indonesia, di Malaysia, dan di masyarakat manapun. Di antara 95% umat Islam itu ada kelas menengah: kelas menengah atas dan kelas menengah bawah.

Kualitas sumber daya manusia itu ada tiga dimensi: yang kelas atas bisa menjadi kelas bawah yang kelas bawah bisa bergeser menjadi kelas atas, dan ada yang antara kelas atas dan kelas bawah. Di dalam 95% umat Islam itu saya yakin ada 5% kelas atas yaitu mereka yang kaya, milyuner; dan yang 90% terdiri dari mereka yang masih hidup di bawah garis kemiskinan serta di bawah kualitas hidup minimum.

Karena itu saya tertarik untuk berbicara dan memperkenalkan tentang garis kemiskinan, dan kualitas minimum dan pelayanan minimum sumber daya manusia.

Jadi, jika Anda lihat semua sistem yang saya jelaskan tadi, timbul pertanyaan:

Untuk apa semua ini?

Kemana kita pergi?

Dan kita ingin mempunyai neraca perdagangan yang positif ?

 Setiap orang ingin mempunyai neraca perdagangan yang positif, setiap orang ingin memiliki neraca berjalan positif setiap orang ingin memiliki devisa luar negeri yang terus meningkat, setiap orang ingin memiliki rekening yang yang berproyeksi luas, dan setiap orang ingin memiliki pasar terbuka yang luas di seluruh dunia, persoalannya adalah bagaimana? Sungguhlah itu sangat sulit.

Dan saya katakan, bahwa saya tidak setuju dengan pasar yang benar-benar terbuka. Anda tahu sangat sulit menjual beras ke Jepang, begitu juga menjual panenan sayur mayur dari Prancis ke Jerman atau sebaliknya. Bahkan kesulitan ini juga terjadi di Pasar Bersama Eropa. Satu melon saya beli di Jepang, dengan harga yang sama saya bisa mendapatkan 20 melon di Indonesia.

Kita juga tidak menutup mata terhadap kenyataan neraca perdagangan antara Jepang dan Amerika Serikat dalam produk otomotif. Bahkan dalam perdagangan atau menjual apa saja pemerintah Jepang membuka pintu pasarnya, dan pada kenyataannya tidak ada yang bersedia masuk.

Mengapa Jepang mau membuka pasarnya? Karena produk Jepang tidak takut bersaing dengan produk asing.

Sebab setiap orang Jepang tanpa kecuali, mereka mengandalkan pada kualitas sumber daya manusia. Dan mereka tahu, bahwa satu satunya hal yang tidak akan mengalami depresiasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia berbeda benar dengan mobil, buah-buahan, dan sebagainya, mereka semua bisa mengalami depresiasi.

Segala sesuatu akan mengalami depresiasi kecuali sumber daya manusia yang berkualitas yang akan selalu mengalami apresiasi.

Bersambung

Friday, June 12, 2009

Sumber Daya Manusia Modal Utama Pembangunan III

Pembudayaan dan Pendidikan 

Syarat yang perlu bagi terciptanya kondisi tersebut adalah sistem pengembangan sumber daya manusia yang efektif serta tersedianya lembaga-lembaga pendidikan yang sepadan dan terkait. Dalam kaitan ini, pengembangan sumber daya manusia harus diarahkan pada upaya peningkatan nilai tambah materi dan nilai tambah pribadinya sendiri. Nilai tambah materi diorientasikan pada upaya mengoptimalkan nilai guna suatu barang sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. 

Sedangkan upaya peningkatan nilai tambah pribadi dimaksudkan untuk menambah kapasitas pengetahuan, ketrampilan, dan kepekaan nilai seseorang sehingga bisa bertindak sebagai pribadi yang produktif dan berguna. Proses penempaan bagi tercapainya kedua nilai tambah tersebut bisa ditempuh melalui dua jalur, yaitu pendidikan dan pelatihan yang berlangsung di sekolah dan lembaga pendidikan, dan yang kedua pembudayaan yang berlangsung sedini mungkin di lingkungan keluarga. 

Kedua-duanya perlu mendapatkan perhatian yang seimbang. Tanpa pembudayaan yang baik, manusia secerdas apapun tidak akan tergerak untuk mengamalkan ilmunya bagi kepentingan masyarakat. Sebaliknya, dengan pembudayaan setinggi apapun, tanpa dibekali muatan pengajaran yang cukup, tidak akan sanggup menjalankan peranan sesuai dengan tantangan pembangunan. 

Dengan demikian, hanya bangsa yang memiliki sistem pendidikan dan sistem pembudayaan yang baik yang memiliki landasan kuat bagi pembangunan Iptek secara swadaya dalam memecahkan masalah pembangunan nasional. Tentang sarana pembudayaan, Indonesia telah memilikinya begitu handal, seperti sejak lama dikembangkan di pesantren, mesjid dan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya, sehingga yang dibutuhkan adalah revitalisasi. 

Persoalan utamanya justru pada sarana pengajaran. Inilah tantangan dunia pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Kami masih dihadapkan pada hal-hal yang bersifat mendasar seperti masih rendahnya mutu pendidikan, kurang relevannya program dan luaran pendidikan dengan tantangan pembangunan, serta inefisiensi pengelolaan pendidikan. 

Untuk itu perlu adanya transformasi di bidang pendidikan, dengan memberikan perhatian yang secukupnya bagi pengembangan ilmu-ilmu kerekayasaan. Sebab, pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa penguasaan ilmu kerekayasaan merupakan kunci peningkatan produktivitas bangsa. 

Kehandalan proses pembudayaan dan pendidikan itu sesungguhnya baru merupakan langkah awal menuju penguasaan iptek. Selanjutnya perlu disadari pula, bahwa upaya peningkatan kapabilitas Iptek mempunyai kaitan setara dengan semua aspek kehidupan masyarakat. 

Adapun pelaksanaan pengembangan dan aplikasi teknologi itu sendiri harus diselaraskan dengan tingkat penghayatan, penyerapan dan partisipasi masyarakat, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan hajat hidup masyarakat dengan segala aspeknya. Iptek dan Kebudayaan Sangat penting untuk disadari, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin dapat dipandang terlepas dari kebudayaan. 

Tidak dapat disangkal, bahwa Iptek dilahirkan dan hanya mungkin berkembang dengan baik dan sempurna di dalam suatu masyarakat yang berbudaya tinggi dan merdeka. 

Sebaliknya dari itu, zaman modern adalah zaman di mana Iptek merupakan bagian yang semakin penting dari kebudayaan suatu bangsa. Bagi saya suatu upaya mengembangkan Iptek yang tidak mengindahkan lingkungan kebudayaan adalah kemewahan yang tidak ada artinya, suatu kemubaziran yang membuang-buang tenaga dan sumberdaya yang pada akhirnya akan membawa korban bangsanya sendiri. 

Di sini manusia tidak dapat dipisahkan dari iptek. iptek yang terkandung di dalam dirinya dan cara-cara hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya Iptek tidak dapat terlepas dari manusia. iptek itu hanya ada karena diciptakan oleh manusia. Kemampuan berpikir manusia secara sistematis, analitis, mendalam dan jangka panjang menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan melahirkan teknologi yaitu cara-cara berdasar ilmu untuk menghasilkan barang dan jasa. 

Manusia memanfaatkan teknologi untuk menyempurnakan proses-proses nilai tambah, yaitu proses-proses mengubah bahan mentah dan bahan-bahan setengah jadi menjadi barang-barang jadi yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Teknologi penting karena merupakan penggerak utama proses nilai tambah tersebut. Sedangkan proses nilai tambah itu sendiri merupakan proses kompleks yang berjalan terus-menerus dan hanya dapat dikatakan berhasil jika pemanfaatan mesin-mesin, ketrampilan manusia, dan material sepenuhnya dapat diintegrasikan oleh teknologi, sehingga menghasilkan produk barang dan jasa yang bernilai lebih tinggi dari nilai material dan masukan lainnya. 

Karena sifat integratif inilah maka dalam suatu proses ekonomi apapun, teknologi merupakan unsur paling menentukan dalam proses nilai tambah, semakin meningkat taraf hidunya. Ini berarti setiap masyarakat di muka bumi ini memiliki kesempatan membangun dirinya sebagai bangsa, jika tersedia teknologi yang tepat bagi pengembangan dirinya. Itulah proses interaksi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan. 

Kebudayaan melahirkan iptek, dan pada gilirannya iptek sendiri memperkaya kebudayaan. Mereka yang menguasai ketiga landasan tadi dengan sendirinya akan lebih mampu meningkatkan dan menyempurnakan nilai kebudayaannya. 

Namun, semua itu harus sesuai dengan ajaran Islam. Baik dalam pendidikan maupun dalam pembudayaan masukannya haruslah Al-Qur-’an dan As-Sunnah dan keluarannya adalah kualitas iman yang tinggi dan kualitas taqwa yang tinggi, kita singkat menjadi imtak. 

Orang yang memiliki kualitas iman yang tinggi akan selalu mencari terobosan-terobosan dan memberikan dukungan bagi peningkatan kualitas hidup bagi dirinya dan masyarakatnya dan bahkan seluruh umat manusia. Orang yang melakukan sesuatu dengan taat patuh kepada hukum dan peraturan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka orang semacam ini adalah orang yang memiliki kualitas taqwa tinggi. Kesejahteraan berjalan paralel, berjalan paralel dalam pandangan agama. 

Dan saya sebut ini sebagai proses nilai tambah pribadi melalui pendidikan: masukannya Iptek dan keluarannya ketrampilan. Dan yang lainnya adalah proses nilai tambah pribadi melalui proses pembudayaan: masukannya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, keluarannya adalah iman dan taqwa. Jika digabungkan keduanya, akan diperoleh seorang yang menguasai iptek, Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mampu menunjukkan ketrampilannya dan keimanan serta ketaqwaannya. Inilah misi kita untuk umat, dan jika misi ini berhasil maka kita dapat membantu umat, dan insya Allah segala produk yang dihasilkan halal. 

Dan sungguh hal ini sangat menyumbang bagi terpeliharanya stabilitas dan terkendalinya pertumbuhan. Hal ini memang mudah dikatakan, tetapi sulit dikerjakan. Bahkan untuk memahaminya juga mudah, tetapi untuk melaksanakannya sulit. Dan kita tidak mau banyak bicara, tetapi kita hanya melaksanakannya, sebab masyarakat tidak buta dan tidak tuli. Kebijaksanaan seperti ini saya yakin akan dapat menumbuhkan motivasi dan dedikasi. 

Lebih-lebih lagi jika Anda melakukan segala sesuatu yang dedicated terhadap masyarakat untuk memperbaiki kualitas kehidupan dan tidak untuk memperoleh Hadiah Nobel, atau hadiah dari UNESCO atau apapun. Apa yang kita kerjakan hanya bertujuan untuk ibadah  itu saja cukup untuk mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat dan umat.

Bersambung

Saturday, June 6, 2009

Sumber Daya Manusia Modal Utama Pembangunan II

Investasi Sumber Daya Manusia 

Syarat Utama Tetapi transformasi menuju industrialisasi tidaklah secara otomatis akan menjamin keberhasilan pembangunan. Agar proses industrialisasi berjalan efektif tanpa mengorbankan dimensi-dimensi pembangunan lainnya, pembangunan industri dilakukan seiring dengan pembangunan sumber daya manusia dan didukung oleh kemampuan teknologi yang semakin meningkat; dikembangkan seiring dengan pola pembangunan potensi wilayah secara merata; diselaraskan dengan nilai-nilai budaya dan perkembangan masyarakat; dan harus diperhatikan sisi keserasian dan keterkaitannya dengan kelestarian lingkungan, demi kesinambungan pembangunan. 

Berpikir dalam kerangka ini, mengisyaratkan bahwa tumpuan pembangunan pada masa depan akan bergeser, dari semata-mata mengandalkan faktor-faktor keunggulan komparatif menuju keunggulan sumber daya manusia bermutu tinggi. Itulah alasannya, mengapa kita harus meningkatkan investasi dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi. 

Dalam keyakinan ini, upaya pengembangan sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang hendak diperjuangkan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya menuju kemandirian bangsa. Bahkan dapat dikatakan, bahwa pembangunan Iptek di Indonesia merupakan inti dari proses pembangunan bangsa. Kesadaran demikian sebenarnya tidak hanya berlaku di Indonesia saja. 

Dengan semakin besarnya peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kemakmuran suatu bangsa, telah menumbuhkan kesadaran di kalangan ilmuwan dan pelaku pembangunan untuk melihat kinerja pembangunan sebagai proses peningkatan penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendorong produktivitas prestasi nasional. 

Namun, satu-satunya hal yang saya ketahui bahwa semua ini hanya mungkin dapat diwujudkan jika Anda menunjukkan kinerja yang baik dan sukses, bukan Anda menunjukkan kinerja yang baik itu untuk meraih Hadiah Nobel, melainkan karena Anda mendapatkan kesempatan yang baik dari negara atau organisasi yang baik bagi Anda dan baik bagi kelompok ilmuwan untuk berkiprah. 


Saya yakin kebanyakan penduduk Malaysia yang menganut agama Islam tahu tentang hal ini, bahwa kinerja yang baik itu untuk apa dan apa arti Hadiah Nobel. Saya yakin umat Islam di Malaysia pun tahu, bahwa dahulu kira-kira 25 tahun lalu mayoritas umat Islam di Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, mereka masih menghadapi kesulitan untuk bisa hidup sejahtera, belum cukup sandang pangan dan terbebas dari kesulitan saat menghadapi penyakit, namun sekarang mereka dapat menghargai ilmuwan dan insinyur yang mengabdikan diri pada penguasaan dan pengembangan teknologi untuk mengentaskan mereka dari garis kemiskinan. 

Rencana pembangunan bertahap yang telah kami susun itu kini telah terwujud serta hasil-hasil nyatanya telah ditunjukkan kepada dan telah dinikmati oleh masyarakat, namun ini tidak berarti bahwa ini hanya mungkin terjadi disebabkan oleh kinerja ilmuwan dan insinyur yang teguh dan tekun mengabdikan diri dalam Iptek dengan mengabaikan kemiskinan, ini adalah pendapat yang keliru. Jika kita hanya mengejar teknologi dan mengabaikan kemiskinan, maka kita akan menderita dan harus membayar lebih mahal dalam teknologi. Tetapi jika Anda mengatakan, bahwa itu disebabkan dedikasi manusia sehingga kita bisa mencapai pengembangan Iptek yang berkesinambungan. 

Namun kita masih "menderita" dan karena itu kami ingin mengentaskan masyarakat dari garis kemiskinan. Berdasarkan pengertian ini, begitu saya membantu Presiden Soeharto pada tahun 1974, kami rumuskan kebijakan pembangunan nasional dengan pemanfaatan penguasaan teknologi untuk menanggulangi keterbelakangan dan kemiskinan sebagai sum-bangan positif Iptek untuk memperbaiki taraf kehidupan bangsa kami dan umat manusia. 

Untuk itu, sejak semula kami telah bertekad untuk lebih mengutamakan pada sumber dinamika pembangunan yang berasal dari dalam negeri. Dalam kaitan ini yang terasa mendesak untuk dipecahkan adalah bagaimana mengaktualisasikan potensi dan aneka ragam kekayaan alam Indonesia menjadi kekuatan nyata pembangunan dengan kandungan nilai tambah yang lebih tinggi. 

Kami pun telah bertekad untuk mengabdikan diri kami bagi negara Republik Indonesia untuk menempatkannya pada posisi untuk menguasai, mengembangkan, mengaplikasikan dan mengendalikan teknologi secara berkesinambungan, bukan untuk mendapatkan Hadiah Nobel, tetapi agar negara kami dapat sejajar dengan negara maju dan dapat mengembangkan kerjasama internasional yang dedicated kepada bangsa kami dan dunia. 

Dan syukur alhamdulillah, ketika kami memulai skenario pembangunan ini pada awal dekade 1970-an, lebih dari 90% bangsa kami masih hidup di bawah garis kemiskinan, tetapi kini hanya tinggal 30% saja. Hidup bangsa Indonesia kini sudah berada pada tingkat kualitas tinggi. Pada sepuluh tahun lalu garis kemiskinan ditanggulangi melalui pemenuhan kalori. Bahwa setiap orang membutuhkan kira-kira 1800 sampai 2800 kalori per hari. Jika angka itu dibagi dengan 24 dan dibagi lagi dengan 60, berarti setiap orang membutuhkan kira-kira 1,25 sampai 1,96 kalori per menit. 


Tetapi pemenuhan kebutuhan kalori mereka terpenuhi dengan lemak. Pada jaman sekarang para pakar memberikan definisi yang berbeda tentang kebutuhan tubuh kita, baik kadarnya maupun jenisnya, berapa banyak kalori dibutuhkan manusia minimum? Termasuk kebutuhan manusia akan protein. 

Orang kaya bisa dengan mudah memperoleh pemenuhan kebutuhan kalori dan protein, tetapi sebaliknya orang miskin memperoleh kebutuhannya banyak dari lemak, mereka sulit untuk dapat mengupayakan variasi makanan, jadi walau pada prinsipnya tidak ada perbedaan kebutuhan yang perlu dikonsumsi tubuh, tetapi status kaya miskin membuat banyak perbedaan antara umat manusia itu sendiri. Sebagai umat Islam kita percaya, bahwa setiap manusia itu sama fitrahnya, tetapi hanya lingkungan yang bisa mengubah manusia, termasuk umat Islam, lingkungan mengubah kita menjadi Muslim yang baik atau yang buruk. 

Walau saya bukan konsumen analisis Al-Qur’an dan As-Sunnah, saya tidak pernah bingung memahami ajaran-ajaran tentang teknologi yang bersumber dari al-Qur’an. Namun demikian, jangan lupa bahwa dalam hidup ini manusia membutuhkan standar-standar tertentu. Karena itu manusia menjadi berharga manakala ia tahu setiap strategi yang dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi dan dinilai dengan kacamata halal bukan haram. 

Apakah halal itu? Bagi saya halal adalah umpamanya, di dalam suatu masyarakat Anda mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan hukum yang ketat yang ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan produk yang dihasilkan dalam masyarakat itu sesuai dengan strategi yang memanfaatkan teknologi atau Sunnatullah berdasarkan hukum atau peraturan dari Allah yang menyuruh kita untuk menjadikannya sebagai rujukan (referensi) dalam kehidupan ini. 

Juga bisa disebut halal manakala pekerjaan atau produk itu tidak saja didasarkan pada hukum Allah, tetapi juga tidak membahayakan (menimbulkan mudarat). Halal adalah sesuatu yang paling indah dalam kehidupan ini. Namun, standar halal dalam pengertian ini tidak sama di antara umat Islam dilihat latar belakang budaya, umpamanya antara umat Islam di Asia Tenggara dan di Timur Tengah. Umat Is-lam di Asia Tenggara menggunakan hukum yang disebut hukum adat, sehingga jika Anda pergi dan tinggal di Timur Tengah Anda harus menyesuaikan diri dengan hukum yang berlaku di sana, karena banyak hal-hal yang berbeda di sini dan di sana. 

Anda boleh jadi melakukan sesuatu yang halal menurut hukum adat di sini, tetapi mungkin saja menjadi haram menurut hukum di Timur Tengah. Selain itu jika Anda mau mengubah hukum agama, peraturan pemerintah, peraturan adat, dan budaya karena mungkin Anda merasa tidak cukup, maka Anda tidak dapat dibenarkan untuk memasukkan perubahan begitu sederhana saja. Bagi kita umat Islam perubahan itu harus sesuai dan berdasarkan pada al-Qur’an dan as-Sunnah, sebab dalam hidup ini kita harus memperteguh keimanan dan dalam setiap kali kita salat kita harus bertanggung jawab kepada Allah. 

Adalah satu tugas kita sebagai ciptaan (hamba) Allah, di mana saja, juga di Indonesia, bahwa kita harus memberikan pencerahan, karenanya kami perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga bermanfaat bagi negara saya Republik Indonesia, bermanfaat bagi Malaysia, bermanfaat bagi Timur Tengah, dan juga bagi seluruh dunia. Oleh karena itu, untuk menjadi manusia yang dapat memberikan manfaat, manusia harus diarahkan menuju sistem nilai tambah.

Bersambung

Tuesday, June 2, 2009

Sumber Daya Manusia Modal Utama Pembangunan I

Sumber Daya Manusia Modal Utama Pembangunan

Disampaikan dalam Pertemuan Tahunan ke-2 Usahawan Serantau, 
di Kuala Lumpur pada 23 Maret 1996.


Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan satu kesatuan. 

Untuk memiliki persepsi yang sama, kita perlu sebuah definisi. Apakah ilmu pengetahuan itu dan apakah teknologi itu? 

Saya tahu, bahwa banyak doktor di Malaysia telah menguasai banyak ilmu pengetahuan dan dapat mengendalikan teknologi, bahkan mungkin juga teknologi kedokteran dalam bidang bedah yang jelas teknologi bedah bukan satu-satunya teknologi yang mereka kuasai, mereka menguasai banyak teknologi. 

Jika seseorang menguasai dan dapat mengendalikan teknologi mikro elektronik, misalnya, maka ia akan terlibat dengan banyak teknologi lainnya, misalnya dirgantara, sistem informasi, bahkan juga jurnalistik. Dengan demikian, hal itu berarti bahwa teknologi adalah sumber daya daripada suatu sistem yang terdiri dari multidisiplin yang diabdikan untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan manusia untuk menerapkan dan memanfaatkan sistem pada produk akhir tersebut. 

 Produk akhir tersebut harus memiliki kualitas tinggi dan biaya paling rendah dan masuk ke dalam pasar tepat pada waktunya. Tidak ada gunanya membuat produk yang rendah kualitasnya, tinggi biayanya atau produk yang tinggi teknologinya, tetapi tidak tepat masuknya ke pasar. Jika demikian, apa yang harus kita lakukan? 

Kita harus menemukan hal-hal yang harus kita optimasikan, dan ini berarti menyangkut dukungan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan perangkat otak (brainware) seperti yang sudah sering saya jelaskan agar kita bisa membuat pro-duk akhir yang unggul. 

Dan setiap orang memiliki kesempatan untuk membuat produk yang unggul. Setiap orang yang sudah lulus kuliah di perguruan tinggi, mendapatkan nilai tambah dalam dirinya dengan kecemerlangan otaknya. 

Brainware orang tersebut mampu mengolah data, merekayasa sistem, dan bahkan lebih daripada itu. Ini disebabkan orang tersebut tidak saja memiliki muatan-muatan Iptek di dalam otaknya, tetapi juga mengalami akumulasi pengalaman dan dengan begitu ia berada dalam posisi untuk memecahkan masalah-masalah nyata, dan ini merupakan sumber daya yang berharga. 

Ia mampu menyusun sekian pengalaman menjadi suatu sistem ke dalam otaknya dan bahkan dapat menganalisis data serta menciptakan berbagai sistem un-tuk mem-buat dengan sistem itu suatu produk yang unggul dan canggih (state of the art). 

Saya biasa mengajukan banyak pertanyaan (persoalan) yang timbul, dalam hal ini, kendati saya tahu jawaban dari semua pertanyaan tersebut, siapa pun saya hadapi. 

Saya masukkan pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam sistem saya sehingga saya dapat mengetahui bagaimana saya harus mengoptimasikan hal-hal yang perlu dioptimasikan tersebut. Saya lakukan ini karena kita harus mencari dari pertanyaan/persoalan tersebut pilihan-pilihan yang nyata dan bukan mencari hal-hal yang dapat digunakan untuk mengetahui, bahwa saya benar atau salah. 

Kita tidak bermaksud untuk menguraikan lebih dalam lagi hal ini. Yang jelas, jika Anda membuat apa saja dalam sistem saya, maka berarti Anda membuat serta memperoleh nilai tambah, dan Anda pun menambahkan nilai. Namun, penambahan nilai ini berarti teknologi yang menyebabkan atau memungkinkan terjadinya nilai tambah. 

Teknologi itu hanya dapat dimasukkan untuk proses nilai tambah oleh manusia. Begitu umat manusia muncul dalam kehidupan bermasyarakat, produktivitas dalam menggunakan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk proses nilai tambah sesungguhnya sudah terjadi dan tergantung pada kualitas kemampuan sumber daya manusia.

Dalam kaitan ini yang juga perlu disadari bahwa kita ditantang untuk mengubah negara kita menjadi suatu negara yang menjadi perhatian seluruh dunia bukan karena kekayaan alamnya saja, tetapi juga karena kaya akan kemampuan sumber daya manusia dan kapabilitas teknologinya. 

Untuk itu kita dituntut untuk selalu mengambil prakarsa yang diberi inspirasi oleh aspirasi masyarakat dan alam sekeliling kita. Kita dituntut untuk selalu membuat inovasiinovasi yang kreatif dan menguntungkan bagi bangsa dan negara, sehingga proses nilai tambah itu benar-benar dapat dicapai. 

Dan melalui pelaksanaan proses nilai inilah kita dapat melakukan pemerataan peradaban dan kesejahteraan sesuai dengan cita-cita bangsa dan negara kita. Karena itu, prioritas utama dalam segala upaya pembangunan Iptek haruslah diletakkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai modal utama pembangunan.

Jadi, inilah tantangan bagi para ilmuwan di Indonesia agar mereka meningkatkan kemampuan yang sama mutunya dengan mutu ketrampilan ilmuwan lain di dunia, dengan cara menunjukkan hasil-hasil karya yang tidak kalah bobotnya, mendorong mereka untuk secara konsisten dan kontinyu memperdalam dirinya pada serangkaian pemecahan masalah pembangunan sesuai dengan program, dan mereka harus bekerja selaras dengan sistem yang telah diciptakan. 

Kemampuan untuk menyelesaikan masalahmasalah konkrit harus pula disesuaikan dengan perkembangan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang ada di dunia. Saya dapat menunjukkan beberapa contoh pengalaman baik yang dialami oleh Jepang atau Amerika Serikat. 

Mari kita lihat IBM sebagai satu sistem, berapa banyak sistem digunakan IBM untuk memproduksi komputer dan untuk itu IBM menanamkan investasi dalam berbagai perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat otak termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai budaya. 

Setiap perusahaan memiliki tingkat investasi untuk sistem produksi tersebut berbedabeda, tergantung pada budaya masyarakat yang berbeda-beda di setiap kawasan. Ada yang tinggi, menengah dan rendah. 

Mengapa? 

Hal ini antara lain disebabkan mereka memiliki budaya yang berbeda. 

Jadi, setiap orang yang perduli dengan persoalan sistem produktivitas tentu melibatkan manusia karena manusialah satu-satunya yang dapat membawa teknologi bukan saja dapat membawa teknologi, tetapi juga dapat mengupayakan pengembangan teknologi yang berkesinambungan, dan memperbaiki sistem serta meningkatkan produktivitas, maka ia harus berani melakukan investasi dalam sistem dan perangkat-perangkat pendukungnya. 

Pengembangan Iptek yang berkesinambungan hanya dapat dilakukan dengan dedikasi yang tinggi. Dedikasi yang tinggi itu hanya dapat diwujudkan dalam sistem atau lingkungan, jika terdapat kualitas motivasi yang tinggi. Kualitas motivasi yang tinggi itu dapat diperoleh jika terdapat kualitas keyakinan yang tinggi. Tetapi suatu pengembangan Iptek yang berkesinambungan hanya dapat dicapai jika seluruh proses dalam sistem itu dapat menghasilkan kinerja yang unggul (excellent performance) dan sukses. 

Sukses dalam menghadapi segala hambatan. 

Sukses yang dimulai dari motivasi dan dedikasi seperti yang telah saya sebutkan tadi. Jadi, jika Anda sudah memiliki 90% motivasi dan dedikasi itu sudah bagus, tetapi setiap kali Anda menghadapi tantangan, hambatan dan cobaan (trial) dan Anda tidak berhasil, itu normal. Anda tahu, bahwa Anda bukan Tuhan dan bahkan juga bukan Nabi Muhammad saw. Anda cuma manusia biasa karena itu wajar jika Anda sesudah melakukan suatu upaya Anda mengejar dengan jerih payah sekuat tenaga untuk membuat produk dengan segenap produktivitas total Anda. 

Namun, Anda tidak berhasil mencapai produktivitas maksimal sendiri tanpa dukungan orang lain yang commited pada poduktifitas total. Siapakah orang yang akan mengatakan, bahwa kinerja Anda adalah kinerja yang terbaik? 

Saya beruntung saya mendapatkan kesempatan untuk membantu Presiden Republik Indonesia sejak 1974 untuk merancang masa depan negara Republik Indonesia dengan menggunakan wahana dan modal Iptek. Saya merasa saya mendapat kehormatan dengan memperoleh kesempatan untuk melakukan hal itu. 

Wahana iptek yang saya maksudkan itu memungkinkan percepatan alih teknologi, pendalaman masukan pengetahuan, serta perbaikan ketrampilan manajemen, disertai semangat kerja keras dan disiplin yang tinggi dalam hal ini memang sangat diperlukan. 

Oleh karena itu, pada era pembangunan jangka panjang di Indonesia sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi serta sektor industri yang padat teknologi akan dikembangkan secara lebih pesat lagi. 

Sebab, selain sektor industri merupakan alternatif bagi penyediaan lapangan kerja, ia juga merupakan wahana yang tepat bagi pengembangan teknologi pengolahan sumber daya alam, serta merupakan tempat yang kondusif bagi pengujian dan penerapan teknologi, menuju peningkatan nilai tambah dan produktivitas.

Bisa dimengerti jika salah satu sasaran pembangunan jangka panjang kedua di Indonesia adalah tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, peradaban, serta ketangguhan dan daya saing bangsa yang diperlukan untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menuju masyarakat yang berkualitas, maju mandiri, serta sejahtera yang dilandasi nilai-nilai spiritual moral dan etik serta didasarkan pada nilai-nilai luhur budaya bangsa dan nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan syarat mutlak demi berhasilnya pembangunan. 


Bersambung